Sabtu, 5 Juli 2025

Nah…! Budayawan Yogyakarta: Amien Rais Jangan Memecah Belah Bangsa

Rakyat Yogyakarta menggelar aksi protes kebudayaan terhadap pernyataan Amien Rais atas nama Koalisi Rakyat Yogyakarta Istimewa (KOYOK ISTIMEWA) di Yogyakarta, Rabu (18/4). Atas pernyataannya yang memecah belah bangsa, Amien Rais dikirimi ndog jawa. (Ist)

YOGYAKARTA –  Sejumlah budayawan dan tokoh di Yogyakarta menyayangkan pernyataan dari mantan Ketua MPR RI, Amien Rais, soal partai setan dan partai Allah. Mestinya seorang politikus senior mampu menjaga ucapannya supaya tidak menimbulkan ketakutan di tingkat akar rumput.

“Saya kira sudah banyak yang berkomentar ya. Ucapan politikus senior seharusnya tidak seperti itu karena bisa memecah belah bangsa,” ungkap Hari Dendi, salah seorang budayawan Yogyakarta, Rabu (18/4).

Dia menilai, munculnya statemen tersebut bisa jadi sebagai alat untuk meraih suara seperti halnya pada Pilkada DKI lalu.

Yang pasti, dikotomi tersebut sasarannya adalah politis. “Mungkin juga test case, kita juga tidak tahu. Saya menikmati saja melihat bagaimana ramainya elit di Jakarta,” kata Hari Dendi setengah bercanda.

Seniman dan juga budayawan, Totok Sudarwoto, menyatakan dari sisi kebudayaan persoalan tersebut bisa jadi merupakan narasi besar untuk bangsa yang membutuhkan rasa aman, damai dan rukun agawe santosa.

“Jadi, pernyataan para tokoh mbok jangan mendikotomi, memisahkan yang satu ini yang satu itu. Apakah ini kreativitas, kritik ataukah hal yang harus hindari di tahun politik,” kata dia.

Atau, memang sengaja masalah itu dicari-cari dengan tujuan supaya tiap hari namanya bisa muncul sepuluh kali di setiap handphone. Dalam tanda petik, meski kontroversial tetapi viral sehingga namanya terus disebut.

Setelah berpikir dan merenung, Totok menyayangkan hal itu. “Mbok jangan mengorbankan kepentingan bangsa,” kata dia.

Sebagai seniman, wajar bila dia khawatir mendekati 2019 jangan-jangan politik makin kisruh. Untuk menetralisir, dia mengusulkan gerakan kebudayaan yang tidak memusingkan parpol.

“Bukan golput tapi gerakan kebudayaan dengan tetap membawa kepentingan bangsa, nasionalisme dan NKRI. Tahun politik boleh ramai tapi di sisi lain suasananya tetap sejuk, aman dan damai,” paparnya.

Karena itu dia mengimbau para seniman, budayawan dan tokoh panutan khususnya di DIY jangan kepancing. “Kita tetap lurus untuk bangsa ini. Mari riuh rendah tahun politik ini diimbangi riuh damai. Kita tetap rukun, tetap menghargai hak politik,” kata dia.

Dia menegaskan, gerakan politik perlu diimbangi gerakan kebudayaan, dipikir secara tenang sehingga tidak terjadi saling caci maki dan ngelek-elek satu sama lain.

“Yang kasihan rakyat. Bingung mikir. Saya mengimbau tahun politik jangan justru dijadikan momok tapi jadikan tahun kebudayaan,” kata Totok. (M. Fathur)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru