JAKARTA- China memperingatkan warganya untuk “mempertimbangkan semua risiko” ketika bepergian ke AS, mengingatkan “penembakan” baru-baru ini, seiring dengan ketegangan antara negara adidaya yang terus meningkat.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memperingatkan ancaman seperti perampokan dan kekerasan dengan senjata, kata media pemerintah. Kementerian luar negeri China juga mengatakan lembaga penegak hukum AS telah “melecehkan” warganya melalui interogasi yang mereka lakukan.
Larangan ini muncul di tengah perebutan kekuasaan antara China dan AS dalam hal perang dagang.
AS menyalakan kembali perang dagang dengan kenaikan bea masuk pada Mei lalu, dan memperluas konflik dengan memasukkan raksasa teknologi China Huawei dalam daftar produk yang tidak dapat diperdagangkan tanpa lisensi.
Kedua belah pihak telah mengenakan bea masuk miliaran dolar terhadap barang impor masing-masing selama setahun terakhir, yang mengusik perdagangan dunia dan merugikan laju ekonomi global.
“Baru-baru ini telah terjadi penembakan, perampokan dan pencurian yang sering terjadi di AS. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengingatkan wisatawan China untuk sepenuhnya menilai risiko pergi ke AS dalam rangka berwisata,” kata seorang pembawa acara stasiun televisi China, CCTV, menurut sebuah terjemahan Reuters.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang mengatakan pada konferensi pers bahwa peringatan itu “perlu mengingat situasi saat ini”.
“Untuk beberapa waktu, agen-agen penegak hukum AS telah melecehkan warga China dengan interogasi saat masuk atau keluar, dan wawancara di tempat, di antara bentuk-bentuk lain,” katanya, menurut situs internet kementerian luar negeri China.
“Oleh karena itu Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mengeluarkan peringatan pariwisata, dan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar China dan konsulat di AS memutuskan untuk mengeluarkan pengingat keselamatan untuk meningkatkan kesadaran keselamatan. Itu, saya percaya, adalah apa yang harus dilakukan oleh pemerintah yang bertanggung jawab.”
Ketegangan AS-China
AS menuduh China bermain tidak adil dalam perdagangan selama bertahun-tahun dan mengatakan perusahaan teknologi Huawei berisiko terhadap keamanan nasionalnya.
China membantah ini dan semakin melihat langkah AS sebagai upaya untuk mengekang pengaruh global China yang terus tumbuh.
Baru-baru ini, dua ekonomi terbesar di dunia ini tampaknya mendekati kesepakatan. Tetapi sementara negosiasi masih berlangsung, pemerintahan Trump menuduh China mengingkari janjinya dan lebih dari dua kali lipat bea masuk barang-barang China sebesar US$200 miliar .
Amerika juga menambahkan Huawei ke daftar perusahaan yang tidak dapat diperdagangkan oleh perusahaan Amerika kecuali mereka memiliki lisensi.
China telah membalas dengan beberapa kenaikan bea masuk untuk barang-barang AS yang masuk ke China.
Meskipun tidak ada pembicaraan yang dijadwalkan untuk saat ini, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan bertemu pada pertemuan para pemimpin G20 pada akhir Juni.
Blakclist Perusahaan AS
Sementara itu, kepada Bergelora.com dilaporkan, Kementerian Perdagangan China bakal merilis daftar hitam bagi perusahaan Amerika Serikat yang menjadi respons atas perang dagang kedua negara nantinya tidak menganggu iklim perdagangan pasar dunia.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng.
“Tujuannya adalah untuk menjaga pasar kompetitif yang adil,” ucap Feng, dikutip dari AFP, Kamis (6/6).
Menurutnya, daftar hitam yang saat ini tengah disusun dan akan diumumkan pada Jumat (7/6), tidak akan mengarah pada perusahaan-perusahaan tertentu. Sebab, kementeriannya tidak menargetkan sektor atau perusahaan tertentu.
Bahkan, ia mengatakan perusahaan yang secara umum telah mengikuti aturan pasar internasional tidak perlu khawatir dengan rencana penyusunan daftar hitam ini. Meski begitu, kepastian daftar hitam itu masih terus disusun.
“Daftar ini adalah sistem normatif yang dirancang sebagai reaksi terhadap praktik yang mendistorsi pasar untuk tujuan nonkomersial,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menekankan ketegangan hubungan dagang dengan AS akan terus berlangsung bila Negeri Paman Sam terus berupaya meningkatkan gesekan perdagangan antar kedua negara.
“Jika AS terus-menerus terus meningkatkan gesekan perdagangan, China akan mengambil tindakan balasan yang diperlukan dan secara tegas membela kepentingan bangsa dan rakyat kita,” katanya.
Sementara para analis memperkirakan perusahaan yang akan masuk daftar hitam merupakan perusahaan yang bisnisnya bersinggungan langsung dengan Huawei. Huawei merupakan perusahaan teknologi raksasa asal China yang sempat dituding oleh AS atas alasan keamanan.
Pakar hukum China melihat tujuan daftar hitam bagi AS sejatinya tidak jauh berbeda dengan apa telah dilakukan AS kepada China. Yakni, bertujuan melarang perusahaan AS menjual dan bekerja sama dengan perusahaan dalam daftar.
Ketegangan hubungan perdagangan antara AS dan China kembali pecah lantaran Presiden AS Donald Trump memberi ancaman akan menaikkan tarif bea masuk impor sebesar 25 persen bagi produk-produk asal China senilai US$200 miliar. (Web Warouw)

