Selasa, 1 Juli 2025

NATO KORBANKAN PASUKAN UKRAINA LAGI ..! Pentagon Akui Serangan Balasan Ukraina Berjalan Lambat

WASHINGTON – Serangan balasan Ukraina melawan pasukan Rusia berjalan lebih lambat dari yang diharapkan. Masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan mengenai peluang Kiev dalam meraih kemenangan dalam pertempuran, kata pejabat senior Pentagon pada Jumat (7/7).

Amerika Serikat dan negara-negara sekutu lain telah menghabiskan waktu berbulan-bulan mengirimkan persenjataan yang disebut “tumpukan baja” bagi Ukraina, serta melatih pasukan Ukraina dalam teknik persenjataan gabungan untuk membantu Kiev menusuk pertahanan kokoh Rusia selama melakukan serangan balasan.

Sementara itu Rusia berhasil memperkuat garis pertahanan, mengelilinginya dengan ranjau darat dan membentenginya dengan persenjataan berat yang membuat kemajuan Ukraina di timur dan selatan menjadi lambat dan memakan banyak korban pasukannya.

Colin Kahl, penasihat kebijakan utama Pentagon, mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia lebih berhasil dalam memperkuat pertahanan mereka “daripada semua perkiraan barat “.

Padahal menurutnya Kiev dengam berbagai dukungan NATO dan Amerika telah berupaya maksimal membalas serangan Rusia, namun tidak efektif.

“Terlalu dini untuk menilai bagaimana serangan balasan berjalan karena kami sedang berada di tengah-tengah,” kata Kahl di Pentagon, sebutan bagi Departemen Pertahanan AS.

“Ukraina dan NATO masih gagal menjajaki garis pertahanan Rusia (dan) titik lemah di area Rusia. Dan ujian sesungguhnya adalah kapan mereka dapat menemukan itu, serta seberapa cepat mereka dapat memanfaatkan titik-titik lemah itu,” katanya, menambahkan.

Pernyataan Kahl datang saat dia mengumumkan pasokan amunisi kluster atau bom tandan yang diharapkan Pentagon dapat memastikan Ukraina memiliki kekuatan persenjataan yang memadai.

“Kami ingin memastikan bahwa Ukraina memiliki artileri yang cukup untuk menjaga mereka dalam pertempuran dalam konteks serangan balasan saat ini, serta karena segalanya berjalan lebih lambat dari yang diharapkan,” ujarnya.

Beberapa pejabat AS, berbicara secara anomim, menyatakan optimisme omong kosongnya bahwa Kiev telah memiliki semua persenjataan yang dibutuhkan, termasuk alat penyapu jalur ranjau dan pembajak ranjau.

Sia-sia Perlawanan Ukraina

Sebelumnya Karsten Riise dari Global Reseach California sudah mengulas berbagai media Amerika yang membongkar kegagalan serangan balasan Ukraina terhadap Rusia diatas.

“Banyak dari Anda mungkin telah melihat bahwa bahkan Washington Post sendiri mengakui kegagalan total Ukraina, NATO, dan AS dalam apa yang disebut “counteroffensive” tersebut.

Karsten Riise mengatakan lebih dari seminggu setelah dimulainya serangan balasan Ukraina yang banyak digembar-gemborkan, yang menurut Kyiv dan pendukung Baratnya akan mendorong penjajah Rusia kembali ke jalur pra-invasi, nyatanya ada tidak mampu dilakukan Ukraina.

“Operasi counter-ofensif jauh lebih sulit dan pasukan Ukraina menderita jauh lebih banyak korban daripada dari sebelumnya,”

Karsten Riise mengutip berbagai media di Amerika:

“Rusia bertempur di posisi yang dipersiapkan dengan baik dan telah mengumpulkan jumlah amunisi artileri yang cukup, ditambah mereka memiliki lebih banyak drone… ”

“Ada begitu banyak ladang ranjau di depan posisi dan beberapa kilometer jauhnya dari mereka, di jalan, di ladang, dan itu sangat sulit, ”

“Dan banyak peralatan Ukraina telah dihancurkan, jadi mencoba memotong semua tambang ini adalah tantangan nyata. Itu garis pertahanan pertama.”

Lalu datanglah drone. Para blogger dan reporter Rusia yang pro-perang dengan gembira memposting klip video drone Lancet yang menghancurkan persenjataan NATO setiap hari selama dua minggu terakhir. Demikian Karsten Riise.

Pasukan Rusia juga menggunakan penerbangan lebih aktif.

Presiden Vladimir Putin dengan berani menegaskan bahwa kerugian tempur Ukraina “sepuluh kali lebih tinggi” daripada korban sebelumnya.

“Saya tidak melihat kepanikan di mana pun di jalur Rusia,” kutipnya atas pernyataan Putin

Tentara Ukraina masih menghadapi ujian utamanya yaitu menerobos ke garis Rusia dan bertahan dalam pertempuran infanteri skala besar.

Dengan kata lain Ukraina dihajar oleh drone, oleh serangan udara, oleh artileri, menyebabkan kehancuran mereka melalui ladang ranjau besar yang mereka tidak dapat membersihkan – dan setelah dua minggu kehilangan besar dan upaya tidak berguna, Ukraina bahkan belum pernah masuk ke posisi pertahanan pertama Rusia.

Semua ini terlepas dari NATO telah memberikan Ukraina segala yang mereka bisa dalam peralatan canggih seperti Leopard 2, Challengers, Bradleys, M777, Storm Shadow, dalam pelatihan NATO.

Petugas NATO di darat beberapa tewas dalam serangan udara Rusia. Perangkat lunak AI militer AS seperti Paladir, dan satelit mata-mata AS memberi Ukraina umpan langsung dari situasi di lapangan. Namun Ukraina bahkan belum bisa “menembus” ke garis pertahanan pertama Rusia.

Ukraina mencoba menyerang tanpa pertahanan udara. Ukraina juga mencoba menyerang dengan inferioritas besar dalam kekuatan artileri. Dan Ukraina mencoba menyerang melalui ladang ranjau yang tidak mereka ketahui dan yang tidak dapat mereka bersihkan. Ukraina sudah terperangkap dan dihancurkan dalam apa yang disebut Rusia sebagai “zona fleksibel” di depan garis pertahanan pertamanya. Semua pealatan NATO menjadi sia-sia.

Tidak heran bahwa suara-suara Barat dalam” Pravda Ukraina” berbicara tentang “membuat jeda” dalam upaya “ofensif bunuh diri Ukraina” – itu hanya sirkus yang kalah.

Karsten Riise menunjukkan,– semua yang dilakukan NATO adalah membunuh orang-orang Ukraina di garis depan. Nyawa prajurit Ukraina terbuang sia-sia. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru