JAKARTA- Vaksin Sinovac sampai saat ini masih digunakan di tahap pertama dan kedua program vaksinasi pemerintah yang gratis. Sudah hampir 4,5 juta orang mendapat dosis pertama vaksin Sinovac.
Selain vaksin ini, 1,1 juta vaksin AstraZeneca juga sudah tiba di Indonesia. Vaksin ini juga menurut rencana akan langsung dipakai di tahap II yakni pelayan publik dan lansia.
Namun, jubir vaksinasi corona Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi menjelaskan, siapa dan daerah mana yang akan menerima vaksin AstraZeneca masih dikaji. Menunggu arahan BPOM karena distribusi juga masih ditunda sampai 2 atau 3 minggu ke depan.
“Nanti sasarannya beda. Masih tahap kedua tapi bisa beda lokasi dan beda siapa sasaran yang akan diberikan,” kata Nadia melalui pesan singkat, Rabu (17/2).
“Sasaran yang akan diberikan tapi masih yang termasuk kriteria tahap kedua ini. Siapa saja? Masih menunggu arahan BPOM,” tutur dia.
Di sisi lain publik juga ada yang bertanya-tanya. Apakah boleh memilih vaksin Sinovac atau AstraZeneca.
Mengingat masih ada yang ragu dengan AstraZeneca karena isu penggumpalan darah di sejumlah negara Eropa. Meski Nadia pun sudah menjelaskan hal itu tak terkait langsung vaksinasi, jadi vaksin AstraZeneca terhitung aman dan pasti akan digunakan.
“Enggak bisa memilih (AstraZeneca atau Sinovac),” tegas dia.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, sebelumnya, Kemenkes menjelaskan, kekebalan terhadap COVID-19 tidak langsung muncul saat seseorang disuntik vaksin dosis pertama. Tubuh memerlukan waktu untuk membentuk antibodi. Jadi, orang yang disuntik vaksin dosis pertama masih berpotensi terinfeksi virus corona.
Cepat atau lamanya tubuh menghasilkan antibodi tergantung pada imunitas seseorang. Makin rendah imunitas, makin lama antibodi terbentuk. Begitu pun sebaliknya. (Web. Warouw)