Rabu, 2 Juli 2025

NGERIK KANG…! Banyak Salah Urus di Kawasan Bandung Utara, Pemerintah Ngawur Sejak Dulu

BANDUNG – Kegiatan ekonomi di kawasan Bandung utara (KBU) telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang sangat besar.

Hal tersebut disampaikan Basuki Suhardiman, Pembina Yayasan Odesa Indonesia. Odesa adalah organisasi nirlaba yang terjun langsung di wilayah Bandung utara.

”Ini adalah masalah orang mencari makan atau berekonomi. Petani atau bukan petani, melakukan kegiatan dengan cara salah urus. Pemerintah memainkan peran kesalahan sejak dulu karena antisipasi dalam pembangunan dan model pertanian, tidak memperhatikan alam,” kata Basuki saat menemui para petani di daerah ladang Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu.

Menurut Basuki, ada dua kegiatan ekonomi yang merusak lingkungan di kawasan Bandung utara (KBU). Kegiatan yang pertama adalah pembangunan untuk hunian, termasuk hotel, vila, kafe, restoran, dan tempat wisata.

Kerusakan lainnya adalah aktivitas di area pertanian di kawasan Cimenyan. Di kawasan pertanian itu, ribuan hektare lahan selalu gersang saat kemarau.

”Saat musim hujan tanah-tanah menjelma menjadi lumpur yang larut terbawa banjir ke Kota Bandung,” ujar Basuki.

Menurut Basuki, untuk mengatasi hal itu, pemerintah harus menjalankan solusi yang paling realistis.

”Pertama, pemerintah harus menegakkan aturan yang sudah ada. Jangan sampai peraturan itu tidak dijadikan landasan kerja negara,” katanya.

Basuki masih menilai bahwa pemerintah, dalam hal ini gubernur, tidak serius mendorong para bupati bertindak aktif melarang pembangunan-pembangunan yang marak di KBU.

”Harus diakui, pembangunan masih terus berjalan masif dan tidak ada usaha konkret dan cepat dari pemerintah. Termasuk dalam urusan pertanian. Aksi-aksi nyata memperbaiki lingkungan pertanian sangat minim,” katanya.

Bibit buah

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, menyoroti masalah pertanian, Basuki melihat, harus ada langkah konkret dengan membagi bibit tanaman buah-buahan di lahan gersang KBU.

Basuki terus mengingatkan pemerintah bahwa urusan pertanian harus menjadi prioritas. ”Para petani mesti mendapatkan bibit-bibit pohon khususnya tanaman buah,” ujarnya.

Basuki juga mengingatkan kepada pemilik tanah di KBU yang kebanyakan warga kota, agar berempati terhadap persoalan lingkungan.

”Caranya, dengan menanam pohon buah-buahan. Mengapa tanaman buah? Kami sudah bicara dengan ratusan petani. Mereka mau menanam pohon buah dan tidak suka dengan pohon kayu yang sering dibagikan pemerintah. Mereka bosan dengan pohon kayu karena hasilnya tidak jelas. Lagi pula, menanam pohon kayu juga tidak pas untuk target penghijauan karena setiap 4-6 tahun pasti ditebang lagi. Petani menginginkan tanaman buah,” kata Basuki.

Basuki menyebut, tanaman buah yang dimaksud antara lain sirsak, nangka, sukun, matoa, durian, rambutan, cempedak, papaya, beragam jeruk, beragam jenis jambu, dan lainnya.

Selain itu, ada banyak petani yang membutuhkan bibit penghasil biji seperti pete, jengkol, dan kopi. Tanaman kelor pun sangat diminati petani. (Martinus Ursia)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru