Kamis, 3 Juli 2025

OBITUARI AJIANTO, Kami Selalu Ingat Semua Pesanmu! Selamat Jalan Mas Aji!

Oleh: Digdo & Inne Rumagit *

“Our brother, our mentor and such a inspirational person to us”

MAS AJI adalah kakak serasa sahabat, serasa guru, serasa orang tua yang selalu jadi pembimbing dan pemberi motivasi saat masa-masa sekolah dulu.

Digdo (Sepupu Ajianto dan istrinya Inne Rumagit. (Ist)

Sosok penyabar yang tidak banyak bicara tapi lebih banyak memberi contoh lewat tindakan.

Senyum yang selalu mengiring setiap lakumu membuat aku selalu rindu masa-masa kecil beranjak remaja kita dulu. Masa-masa naik sepeda bersama, naik bus bersama, merupakan kenangan kecil tapi memiliki arti banyak karena pada masa itu banyak hal yang dapat aku pelajari darimu.

Senyum sabarmu dan kegigihan usahamu, bahwa apa yang kita pikirkan harus kita perjuangkan dengan benar tanpa menjatuhkan orang lain.

Sosok yang bisa marah tanpa berkata tapi memukul musuh telak tanpa berkutik. Gigipun rela kamu korbankan buatku mas!

Waktu yang terus berputar tidak mengurangi rasa hormat dan respekku untukmu, sosok yang selalu kusapa MAS AJI. Jarak dan waktu membuat kita jarang bertemu tapi tak pernah memutuskan komunikasi dan tali silaturahmi kita.

Saat akupun mengenalkan kamu dengan pendamping hidupku dimasa depan, kalian bisa ngobrol searah dengan pemikiran yang sama.

Istrikupun mengganggapmu sosok kakak yang selalu memberikan nasihat dan inspirasi. Bahkan kamupun mengirim beberapa buku politik yang salah satunya jadi kegemaran anakku dari saat dia belum tahu membaca sampai saat ini. Buku itu berjudul ‘Jokowi Politik Tanpa Pencitraan’.

Banyak hal yang dapat dipetik dari karyamu bahwa bicara tak seberapa penting, tapi mendengar dan melaksanakan apa yang menjadi keinginan rakyat itulah pemimpin dalam arti yang sebenarnya. Karena pemimpin yang hanya bisa bicara tapi tidak bisa melaksanakan kehendak rakyat dia bukanlah pemimpin tapi hanya sekedar pemimpi belaka.

Bulan lalu, saat pagi menjelang Bude Yanto, mamamu mengabarkan kalau kamu mas Aji,– sosok yang aku tahu seolah alergi terhadap penyakit ataukah penyakit yang ogah mendekatimu,– terbaring sakit dalam keadaan stroke.

Kitapun masih sempat telepon dan jawaban yang sama seperti dulu lagi aku dengar darimu,–“ndak apa-apa, sudah biasa, topang doa saja,”

Sampai tadi saat mendung di Kota Tondano, Sulawesi Utara kami sangat dikagetkan dengan pesan WA dari Bulik Sri bahwa Mas Aji sosok tegar yang tak banyak bicara, tapi selalu punya senyum yang menenangkan,– sudah berpulang kepangkuan sang khalik.

Kami sangat berduka, menundukan kepala dalam diam, memberi penghormatan dalam doa. Sambil mengenang semua kisah yang terukir bersamamu. Tenanglah dalam damai Mas, tidurlah dengan senyum, yakinlah bahwa apa yang menjadi perjuanganmu, nasihatmu akan selalu menjadi teladan buat kami.

Pesan terakhirmu terutama buat istriku,–bahwa setiap orang sesungguhnya memilki pribadi yang unik dan karakter yang khas, sehingga setiap orang sejatinya dapat membangun brandnya sendiri tanpa harus dipoles oleh pencitraan yang palsu.

Selamat jalan Mas Ajianto Dwi Nugroho. Dalam nama Tuhan kami Yesus Kristus,– Mas Aji telah mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kasih.

* Penulis Digdo, sepupu Ajianto & istrinya Inne Rumagit tinggal di Tondano, Sulawesi Utara

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru