Jumat, 22 Agustus 2025

PANTESAAAN…! BPOM Blokir PT Harsen, Ivermectine Kosong, Harga Melambung

JAKARTA – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan pihaknya melakukan pemblokiran pabrik pembuat Ivermectin PT Harsen karena penemuan sejumlah pelanggaran. Menurut dia, apa yang dilakukan BPOM untuk menegakkan aturan dalam melaksanakan tugas melindungi masyarakat.

“Kami sudah melakukan pembinaan dan pengawasan pada pembuatan Ivecmertin PT Harsen. Tahap pembinaan, perbaikan hingga pemanggilan namun masih belum ada niat baik PT Harsen memperbaiki kekurangannya sehingga ada langkah tindak lanjut sanksi-sanksi yang diberikan,” kata Penny dalam jumpa pers Jumat (2/6) kemarin.

Ia menyebut sejumlah pelanggaran PT Harsen yaitu mulai dari bahan baku ivecmertin melewati jalur tak resmi, kemasan siap edar tidak sesuai aturan yaitu obat cacing, penetapan kadaluarsa sesuai badan POM dicantumkan 18 bulan setelah tanggal produksi, namun PT Harsen mencantumkan 2 tahun tahun setelah produksi. Selain itu, distribusi tak melalui jalur resmi termasuk promosi obat keras menyalahi aturan tidak boleh langsung ke publik namun harus di tenaga kesehatan atau dokter.

“Harusnya mereka memahami regulasi yang ada,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Marketing PT Harsen Laboratories, Riyo Kristian Utomo menyebut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah tiga hari melakukan sidak dan memblokir obat Ivermectin keluar dari pabrik mereka.

“Sudah tiga hari (sejak Selasa) sampai Kamis, BPOM melakukan sidak dan memblokir obat Ivermectin keluar dari pabrik PT Harsen Laboratories. Berhari-hari mereka nongkrong memeriksa semua faktur di pabrik. Sepertinya mereka tidak menginginkan obat ini beredar dan dipakai untuk melawan Covid,” ujar Riyo lewat keterangan tertulis, Jumat, 2 Juli 2021.

PT Harsen Laboratories selama ini memproduksi obat cacing produksi mereka dapat menyembuhkan pasien Covid-19. Untuk itu, Riyo meminta BPOM tidak melakukan upaya-upaya yang dinilai dapat menggangu proses produksi perusahaan yang berlokasi di Ciracas, Jakarta Timur itu.

“BPOM harus berhenti mengintimidasi, kami menyediakan senjata Ivermectin melawan Covid. Jangan ada upaya sengaja agar kita kalah. Kita harus menang melawan Covid. Jangan ada yang menghalangi,” tuturnya.

Ijin Bagi Indofarma

Sebelumnya diberitakan obat produksi PT Indofarma Tbk (INAF), Ivermectin, sudah mengantongi edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan nomor GKL2120943310A1. Obat ini dapat dimanfaatkan untuk terapi Covid-19.

Indofarma menjelaskan, Ivermectin sejatinya merupakan obat antiparasit atau obat untuk mengatasi infeksi kecacingan (Strongyloidiasis dan Onchocerciasis). Meski begitu, obat ini secara in vitro memiliki kemampuan anti-virus yang luas dengan cara menghambat replikasi virus SARS-CoV-2.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, Direktur Utama PT Indofarma Tbk, Arief Pramuhanto tak menampik kabar tersebut. Arief menjelaskan, semenjak pandemi banyak peneliti yang melakukan program ‘drug repurposing’ yaitu mengkaji obat-obat lama yang bisa digunakan untuk mengobati Covid-19, salah satunya Ivermectin.

“Salah satu obat yang saat ini tengah diteliti di banyak negara adalah IverMectin. Yaitu obat anti parasit yang ternyata mempunyai efek antivirus, yaitu menghambat pertumbuhan virus,” kata Arief dikutip Jumat (2/7).

“Obat ini sudah banyak dipakai di beberapa negara, seperti India, Slowakia, Peru, Mexico, Bulgaria. Obat ini dapat digunakan sebagai terapi untuk pencegahan dan pengobatan Covid-19. Obat ini diharapkan dapat menjadi solusi penanganan covid-19 secara massal karena harganya murah,” tambahnya.

Walaupun sudah mendapatkan ijin BPOM namun hingga saat ini tidak ada informasi apakah Indofarma sudah memproduksi kebutuhan obat ivermectine untuk masyarakat.

Hilang Dipasaran

Sementara itu Ivermectine sangat sulit di dapat di pasaran saat ini. Masyarakat mulai mencari Ivermectine karena berbagai kesaksian obat cacing tersebut dapat menyembuhkan penderita Covid-19.

“Rupanya obat hilang dipasar karena pabrik diblokir BPOM. Padahal masyarakat terus mencari-cari, karena semakin banyak yang positif Covid-19,” ujar bu Lina di Jakarta, Sabtu (3/6) kepada Bergelora.com. Ia dan suami bersama ketiga anaknya positif Covid 19 dan sedang melakukan isolasi mandiri di wilayah Jakarta Selatan.

Lina menjelaskan, sampai semalam lewat online harga ivermectine sudah mencapai Rp 500,000/ box untuk isi 20 butir.

“Dua hari lalu masih Rp 200,000/box. Tapi saya ragu membeli. Sekarang dengan harga Rp 500,000/box barang dikatakan habis,” ujarnya.

Sabtu (4/6) redaksi mendapat kabar 15 mobil rombongan BPOM mendatangi PT Harsen di Jalan Raya Bogor. Sampai berita ini ditulis belum ada informasi apa yang terjadi dengan kedatangan BPOM ke produsen obat ivermectine. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru