JAKARTA— Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi sinyal akan menaikkan tarif impor hingga 70 persen bagi negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang dengan Washington. Ia mengatakan, surat pemberitahuan akan mulai dikirim Gedung Putih ke puluhan negara mulai Jumat (4/7/2025).
“Kami akan mulai mengirim surat hari ini, ke 10 atau 12 negara setiap harinya selama lima hari ke depan,” kata Trump di Pangkalan Udara Andrews, Jumat (4/7/2025), seperti dilansir CNN.
“Tarifnya akan berkisar dari 10 persen hingga 70 persen dan akan berlaku mulai besok,” sambungnya.
Trump sebelumnya memberi tenggat hingga 9 Juli bagi lebih dari 170 negara untuk merundingkan kesepakatan baru. Negara yang tidak memenuhi tenggat itu akan dikenai tarif baru mulai 1 Agustus 2025. Presiden dari Partai Republik itu menyebut, tarif baru dirancang sebagai bentuk “timbal balik” terhadap kebijakan dagang negara mitra yang dianggap merugikan AS.
“Uang akan mulai masuk ke Amerika Serikat pada 1 Agustus, dalam hampir semua kasus,” ujarnya.
Pasar Langsung Guncang
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Pasar global langsung bereaksi atas pengumuman itu. Saham dan nilai tukar dolar AS merosot tajam, sementara pasar keuangan AS tutup untuk libur Hari Kemerdekaan. Tarif baru itu melebihi beban maksimal 50 persen yang sebelumnya ditetapkan Trump pada April lalu.
Gedung Putih belum mengumumkan negara mana saja yang akan menerima surat lebih dulu. Namun, Trump telah menyebut Jepang dan Uni Eropa sebagai mitra dagang yang kerap melakukan “tawar-menawar keras”.
Jepang disebut bisa dikenai tarif hingga 35 persen. Meskipun begitu, Trump tidak menutup ruang negosiasi.
“Kami punya lebih dari 170 negara, dan berapa banyak kesepakatan yang bisa Anda buat?” kata Trump.
Negosiasi Masih Berjalan
Sejauh ini, hanya Inggris, China, dan Vietnam yang telah mencapai kerangka kesepakatan perdagangan dengan AS, meski kesepakatan dengan Vietnam belum diumumkan secara resmi.
Seorang diplomat Uni Eropa mengatakan, blok tersebut masih dalam proses negosiasi yang alot dengan Washington.
“Kami berada di tengah-tengah perundingan yang sangat sulit,” kata diplomat itu kepada CNN.
Ia enggan disebutkan namanya karena pertemuan dilakukan tertutup. Juru bicara perdagangan Uni Eropa, Olof Gill, menolak memberi detail. Ia menyebut pembicaraan masih berada dalam “fase yang sangat sensitif”.
Tarif Minimum 10 Persen
Bagi negara yang masih dalam proses perundingan, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut batas waktu 9 Juli tidak bersifat mutlak. Namun, ia mengatakan sekitar 100 negara kemungkinan akan dikenai tarif minimum 10 persen. Pemerintah juga disebut masih membuka peluang untuk mencapai sejumlah kesepakatan sebelum 9 Juli.
“Akan ada serentetan kesepakatan,” ujar Bessent kepada Bloomberg TV. Trump sendiri beberapa kali mengubah nada pernyataannya terkait jadwal tarif.
Pada April lalu, ia menyebut sudah hampir menyelesaikan 200 kesepakatan. Namun pekan ini ia mengakui, angka itu tidak realistis dalam waktu singkat.
“Kita punya 200 negara. Kami tidak bisa menyelesaikan semuanya,” ujarnya.
“Jadi kami akan mulai kirim surat. Kami beri tahu mereka berapa yang harus dibayar jika ingin berdagang di Amerika Serikat. Itu akan berjalan cepat.” (Web Warouw)