Jumat, 14 Februari 2025

PASTIKAN KEDAULATAN…! Dr. Connie Rahakundini: Belanja Militer Indonesia Rp133,9 Triliun Mesti Sesuai Kebutuhan Tiap Matra

BANDUNG – Pengamat militer dan pertahanan Universitas Jenderal Ahmad Yani Bandung, Provinsi Jawa Barat, Dr Connie Rahakundini Bakrie, mengatakan, belanja persenjataan militer Indonesia Rp133,9 triliun dalam tahun anggaran 2022, membutuhkan pengawasan dan kehati-hatian dan yang terpenting atas dasar prioritas kebutuhan matra tiap matra.

“Saya setuju karena 52% Alat Utama Sistem Senjata atau Alutsista yang dimiliki militer Indonesia sudah berumur lama dan membutuhkan peremajaan. Tapi dari anggaran Rp133,9 triliun harusnya amankan dulu Satelit Orbit 123 yang sedang ramai ini, karena komunikasi itu penting,” kata Connie Rahakundini Bakrie, Sabtu malam, 29 Januari 2022.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Connie Rahakundini Bakrie, mengatakan hal itu, menanggapi rapat kerja Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan, dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) di Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022.

Prabowo Subianto, mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menyetujui dan mendukung alokasi anggaran untuk militer yang terbesar dalam sejarah Indonesia. Tahun anggaran 2022, Kementerian Pertahanan mendapat anggaran terbesar di antara kementerian atau lembaga lainnya, yaitu Rp133,9 triliun.

“Dalam dua puluh empat bulan mendatang, atau 2 tahun mendatang dari sekarang, kita upayakan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut sudah diperkuat sekitar 50 kapal perang baru,” kata Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat dengan Komisi I DPR, Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, selaku bendahara negara telah membantu memperkuat militer Indonesia.

Connie Rahakundini Bakrie, mengatakan, modernisasi Alutsista menjadi hal yang mendesak dilakukan dengan cepat, efektif, namun wajib tetap terukur.

Pengadaan kapal perang harus efektif dan terukur, jangan sampai tidak sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan militer Indonesia.

Tentara NasionaI Indonesia Angkatan Laut bahkan harus betul-betul sudah diajak bicara dan terlibat di pengadaan 50 kapal perang ini.

Diungkapkan Connie Rahakundini Bakrie, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut, sekarang berhak dengan alasan keamanan dan operasional, bisa saja menetapkan beberapa yang diterima langsung dimusiumkan karena tidak sesuai dengan life cycle cost.

“Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut, tidak mau terjadinya musibah Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam di Laut Bali, Selasa, 18 Mei 2021, dan kontroversi pembelian 39 kapal perang bekas Jerman Timur senilai US$12,7 juta membengkak menjadi US$1,1 miliar (membengkak 62 kali lipat) tahun 1994, terulang kembali,” kata Connie Rahakundini Bakrie. (Aju)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru