JAKARTA – Badan Arsip Nasional Amerika Serikat (AS) pada Selasa (18/3/2025) merilis kumpulan berkas terakhir mengenai pembunuhan presiden John F Kennedy (JFK). Lebih dari 60 tahun setelah kematiannya pada November 1963, motif pembunuhan JFK masih abu-abu sehingga memunculkan berbagai teori konspirasi.

Perilisan ini sesuai perintah ekesekutif Presiden Donald Trump pada Januari 2025 yang memerintahkan pembukaan berkas-berkas asli tanpa disunting tentang pembunuhan JFK, saudaranya yakni mantan jaksa agung Robert F Kennedy, dan pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King Jr.
“Sesuai arahan Presiden Donald Trump… semua dokumen yang sebelumnya dirahasiakan dalam Koleksi Catatan Pembunuhan Presiden John F Kennedy telah dirilis,” kata Arsip Nasional AS di situs webnya, dikutip dari kantor berita AFP.
Selama puluhan tahun terakhir, Arsip Nasional AS merilis jutaan halaman dokumen yang terkait penembakan John F Kennedy, tetapi ribuan lembar masih ditahan atas permintaan Badan Intelijen Pusat (CIA) dan Biro Investigasi Federal (FBI), dengan alasan masalah keamanan.

Komisi Warren yang menyelidiki pembunuhan presiden karismatik berusia 46 tahun itu menetapkan, penembakan dilakukan oleh mantan penembak jitu Marinir, Lee Harvey Oswald, dan bertindak sendiri.
Namun, spekulasi di balik pembunuhan presiden ke-35 AS itu di Dallas, Texas, masih merebak, ditambah akibat lambatnya perilisan berkas oleh pemerintah.
Menurut para pakar kasus tewasnya Kennedy, dokumen yang masih disimpan tidak mungkin berisi pengungkapan mengejutkan, atau sesuatu yang dapat mengakhiri teori konspirasi.
Adapun Oswald ditembak mati oleh pemilik kelab Jack Ruby pada 24 November 1963—dua hari setelah pembunuhan Kennedy—saat dipindahkan ke penjara daerah.
Oswald membelot ke Uni Soviet pada 1959, tetapi kembali ke AS tiga tahun kemudian.
Banyak catatan yang dirilis masih informasi mentah dari intelijen, termasuk laporan FBI yang menindaklanjuti petunjuk, tetapi tidak mengarah ke mana pun.
Beberapa isi juga sudah diketahui khalayak luas, seperti CIA yang terobsesi komunis dan merancang beberapa rencana aneh untuk membunuh Presiden Kuba, Fidel Castro.
Saat ini, perilisan dokumen pembunuhan JFK dilakukan sesuai arahan Kongres AS pada 26 Oktober 1992 yang mengharuskan dokumen pembunuhan asli di Arsip Nasional dirilis lengkap 25 tahun kemudian.
Perintah Presiden Trump
Sebelumnya kepada Bergelora.com dikabarkan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya akan merilis berkas terkait pembunuhan Presiden John F Kennedy (JFK) pada Selasa (18/3/2025). Langkah ini diperkirakan akan kembali memicu perdebatan serta berbagai teori konspirasi yang telah beredar selama lebih dari enam dekade.
Trump menyampaikan pengumuman ini saat mengunjungi Kennedy Center, pusat seni pertunjukan di Washington yang dinamai sesuai dengan nama mendiang presiden.
“Saat kita di sini, saya pikir akan tepat bahwa besok kita akan mengumumkan dan memberikan semua berkas Kennedy,” ujarnya kepada wartawan, seperti dikutip dari AFP.
Sebelumnya, pada 23 Januari 2025, Trump menandatangani perintah eksekutif yang menyerukan deklasifikasi dokumen terkait pembunuhan JFK.
“Orang-orang telah menunggu selama beberapa dekade untuk ini, dan saya telah menginstruksikan orang-orang saya yang bertanggung jawab yang disatukan oleh Tulsi Gabbard,” kata Trump, merujuk pada Direktur Intelijen Nasional AS. Perintah eksekutif tersebut tidak hanya mencakup pembunuhan JFK pada 1963, tetapi juga dokumen terkait pembunuhan adik Kennedy, Robert F Kennedy, pada 1968. Nama terakhir merupakan ayah dari Robert F Kennedy Jr, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Kesehatan AS.
Ribuan Dokumen Masih Dirahasiakan
Arsip Nasional AS telah merilis puluhan ribu catatan dalam beberapa tahun terakhir terkait pembunuhan JFK.
Sejak kali terakhir dokumen-dokumen tersebut dipublikasikan dalam skala besar pada Desember 2022, sekitar 97 persen dari total lima juta halaman dokumen telah tersedia untuk publik.
Namun, ribuan dokumen lainnya masih ditahan dengan alasan keamanan nasional.
Lambatnya proses deklasifikasi ini memperkuat berbagai teori konspirasi yang menyelimuti kasus tersebut. Beberapa pihak meyakini ada rencana lebih besar di balik pembunuhan JFK di Dallas, Texas, yang tidak pernah terungkap ke publik.
Trump sendiri saat itu tidak memberikan rincian mengenai isi dokumen yang akan dirilis pada Selasa. Namun, ia mengisyaratkan bahwa jumlahnya cukup besar.
“Saya tidak yakin kami akan menyunting apa pun,” ujar Trump. (Calvin G. Eben-Haezer)