SAMARINDA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur gratiskan pendidikan sebagai bagian dari program ambisius Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang dikenal dengan nama GRATISPOL, atau Gerakan Akses Total untuk Rakyat Indonesia Sejahtera dan Progresif Kalimantan Timur.
Kebijakan ini mencakup pendidikan gratis dari jenjang SMA/SMK/SLB hingga program kuliah S3, baik di dalam maupun luar negeri.
Menurut Kepala UPTD Teknologi, Komunikasi, dan Informasi Pendidikan Dinas Pendidikan Kaltim, Awaluddin, inisiatif ini bertujuan tidak hanya untuk meringankan beban finansial keluarga, tetapi juga untuk mencetak generasi muda yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.
“Semua biaya pendidikan ditanggung, termasuk kebutuhan seperti seragam sekolah. Tujuan kami adalah memberi kesempatan belajar yang merata bagi seluruh anak di Kaltim,” ujarnya saat konferensi pers GRATISPOL di Ruang WIEK Diskominfo Kaltim, dikutip Bergelora.com, di Samarinda, Senin (23/7).
Anggaran program ini pun mengalami peningkatan signifikan. Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Daerah tahun 2025 tercatat sebesar Rp 330,8 miliar, meningkat lebih dari 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Dana ini mencakup kebutuhan operasional sekolah, honorarium guru pengganti, serta dukungan sarana belajar seperti buku dan akses internet.
Kaltim gratiskan pendidikan tidak berhenti pada pembebasan biaya saja. Mulai tahun ajaran 2025, siswa kelas X di SMA/SMK/MA dan SLB akan menerima seragam lengkap—termasuk baju, sepatu, dan tas sekolah. Program ini akan diperluas ke kelas XI pada tahun berikutnya.
Untuk pengadaan seragam, Pemprov menyiapkan anggaran awal sebesar Rp 65 miliar yang akan meningkat menjadi Rp 222,7 miliar pada tahun 2030.
“Seragam bukan sekadar penampilan. Kami ingin memastikan semua siswa datang ke sekolah dengan percaya diri, tanpa rasa minder karena perbedaan ekonomi,” jelas Awaluddin.
Dalam jangka panjang, program ini menargetkan untuk menjangkau lebih dari 230 ribu pelajar sekolah menengah dan 100 ribu mahasiswa. Total anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan gratis di Kalimantan Timur hingga tahun 2030 diperkirakan mencapai Rp 2,6 triliun.
Sebagai bagian dari strategi peningkatan kualitas pendidikan, Dinas Pendidikan Kaltim juga menyiapkan pengembangan sekolah unggulan di beberapa daerah. Tiga SMA negeri di Sangatta Utara, Tenggarong, dan Samarinda dijadikan proyek percontohan dengan model pembelajaran yang inovatif dan tata kelola yang transparan.
“Kami ingin mengubah paradigma pendidikan. Sekolah unggulan bukan hanya soal bangunan baru, tapi juga budaya belajar yang progresif dan inklusif,” pungkas Awaluddin.
Dengan langkah progresif ini, Kaltim gratiskan pendidikan secara menyeluruh demi mewujudkan masa depan generasi yang lebih cerdas, kompetitif, dan sejahtera. (Des/Web)