Minggu, 24 Agustus 2025

PENGEN NGAKAK…? Rusia Sebut Uni Eropa Nikmati Hukum Karma Yang Dibuat Sendiri

JAKARTA– Federasi Rusia, menilai, negara-negara di Uni Eropa yang tergabung di dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO) dimotori Amerika Serikat (AS), tengah ‘menikmati’ hukum karma atau hukum rimba yang dibuat sendiri.

Tujuan sanksi ekonomi diberlakukan bagi Rusia, karena melakukan operasi militer khusus ke Ukraina sejak Kamis, 24 Februari 2022, justru membuat masyarakat di Uni Eropa terancam kelaparan karena ‘tolak’ impor gandum dan gas alam cair dari Rusia.

“Sedangkan pasokan bahan pangan Eropa Barat, yaitu negara-negara Uni Eropa, sebagian besar sangat tergantung dengan Rusia,” tulis siaran pers Kantor Presiden Federasi Rusia, sebagaimana dilaporkan RIA Novosti, Jumat, 28 Mei 2022.

Masalah dengan ketahanan pangan di dunia telah diperburuk karena sanksi terhadap Rusia oleh Amerikat Serikat dan Uni Eropa, kata Vladimir Putin dalam percakapannya dengan Perdana Menteri Italia Mario Draghi, tulis siaran pers Kremlin.

“Situasi telah diperburuk oleh pembatasan anti-Rusia yang diberlakukan Amerika Serikat dan Uni Eropa,” kata pernyataan itu.

Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia siap berkontribusi untuk mengatasi krisis pangan jika pembatasan dapat dicabut.

“Vladimir Putin menekankan bahwa Federasi Rusia siap memberikan kontribusi signifikan untuk mengatasi krisis pangan melalui ekspor biji-bijian dan pupuk, dengan tunduk pada pencabutan pembatasan bermotif politik oleh Barat,” kata layanan pers.

Selain itu, kepala negara menyebut tuduhan terhadap Moskow tentang kesulitan dalam memasok produk pertanian ke pasar dunia tidak berdasar.

“Vladimir Putin menyoroti fakta bahwa kesulitan yang muncul terkait antara lain dengan gangguan pada operasi rantai produksi dan logistik, serta kebijakan keuangan negara-negara Barat selama pandemi virus corona,” tulis Kremlin.

Setelah dimulainya operasi militer khusus untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina, Barat meningkatkan tekanan sanksi terhadap Rusia. Langkah-langkah pembatasan terutama mempengaruhi sektor perbankan dan sektor teknologi tinggi.

Seruan untuk meninggalkan sumber energi Rusia semakin keras. Namun, gangguan rantai pasokan telah mendorong kenaikan harga bahan bakar dan makanan di Eropa dan Amerika Serikat.

Rusia telah memberikan jaminan akan memberikan izin keluarkan kapal asing di pelabuhan Ukraina timur dan selatan yang sudah dikuasai sejak operasi militer khusus Kamis 24 Februari 2022, yaitu kawasan pelabuhan Mariupol, Odessa dan Melitopol.

Inggris memberikan wacana untuk mengerahkan militer matra laut NATO untuk membuka blokir Rusia di Laut Hitam, sehingga Ukraina tidak bisa ekspor gandum, untuk memasok kebutuhan pangan masyarakat di Uni Eropa.

Menanggapi wacana itu, Rabu, 25 Mei 2022, Rusia menggelar simulasi peluncuran rudal balistik berhulur ledak nuklir dan tembakan artileri di Laut Barens, sebuah kawasan dekat dekat Denmark, setelah Denmark mengumumkan mempersenjatai Ukraina dengan Rudal Harpoon yang diklaim daya jelajah hingga 5000 kilometer.

Kapal perang anti-kapal selam besar Armada Utara Laksamana Levchenko mensimulasi tembakan rudal dan artileri terhadap target udara dan laut musuh hipotetis selama latihan di Laut Barents.

“Kapal anti-kapal selam besar Laksamana Levchenko melenyapkan sebuah pesawat musuh dan rudal jelajah musuh selama latihan di Laut Barents.”

Selama latihan, kapal perang berlatih menembak dengan sistem rudal permukaan-ke-udara Kinzhal, sebuah baterai meriam serba guna dan artileri anti-pesawat cepat,” kata kantor pers dalam sebuah pernyataan.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, selain latihan pertahanan udara, tim artileri lintas kapal berlatih menyerang target angkatan laut yang mensimulasikan kapal cepat musuh dan melepaskan tembakan ke ranjau laut terapung yang tidak tertutup, kata kantor pers.

“Setelah berlatih tugas pelatihan tempur di laut, awak kapal perang anti-kapal selam besar Laksamana Levchenko kembali ke pangkalan angkatan laut asalnya di Severomorsk.”

“Sebelumnya, kapal perang itu berlatih menembakkan torpedo terhadap kapal selam dan tugas anti-kapal selam lainnya di Laut Barents,” kantor pers melaporkan. (Dismas Aju)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru