Rabu, 23 Juli 2025

PENGHISAP DARAH RAKYAT..! Kecaman Prabowo ke Vampir Ekonomi, Serakahnomics hingga Penggiling Brengsek  

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengecam praktik bisnis curang yang dilakukan sejumlah pengusaha besar, khususnya dalam industri beras. Dia menyebut, mereka sebagai “vampir ekonomi” dan pengikut “mazhab serakahnomics” yang dinilai menghisap darah rakyat demi keuntungan pribadi.

Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat meresmikan program Kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025).

Dalam kesempatan itu, Prabowo menyoroti fenomena pengoplosan beras dan manipulasi harga oleh sejumlah pengusaha, yang dinilai telah merugikan negara hingga Rp 100 triliun per tahun.

“Masa tega petani setengah mati, rakyat kita masih banyak yang susah. Ada yang mau cari keuntungan di atas penderitaan rakyat, itu namanya adalah menghisap darah rakyat,” ujar Prabowo, dalam pidatonya yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden.

“Itu adalah menurut saya parasit penghisap darah, vampir ekonomi,” sambung Kepala Negara.

Serakahnomics bukan ilmu ekonomi Prabowo mengatakan, praktik semacam ini tidak mencerminkan kewirausahaan dan tidak diajarkan dalam ilmu ekonomi manapun. Menurut dia, praktik itu adalah bentuk nyata keserakahan yang tidak diajarkan dalam sistem ekonomi manapun.

“Jadi, ini bukan mazhab ekonomi lagi, ini enggak diajarkan di fakultas-fakultas. Ada yang mengatakan ada mazhab ekonomi liberal, neoliberal, pasar bebas, sosialis, dan sebagainya, ini bukan,” tegas dia.

Prabowo menekankan, fenomena ini layak disebut sebagai serakahnomics, istilah yang dimunculkan Prabowo untuk menggambarkan keserakahan.

“Ini saya beri nama serakahnomics. Tidak perlu kita kasih perlakuan yang baik,” kata Prabowo.

Dia berpandangan, mereka yang menganut “mazhab serakahnomics” bukan hanya melanggar etika bisnis, tetapi juga menyabotase kepentingan rakyat. Bahkan, praktik-praktik tersebut disebutnya sebagai bentuk “menikam rakyat dari belakang”.

Prabowo juga menyinggung akal-akalan sebagian pengusaha yang terus mencari celah untuk mencuri kekayaan negara, meski telah diperingatkan berulang kali.

“Akalnya luar biasa, enggak jera-jera. Sudah dikasih warning berkali-kali masih saja. Saya sedih. Mereka-mereka itu menurut saya sudah di arah bukan lagi masuk akal atau apa. Mereka ini dalam rangka sudah serakah,” ucap dia.

Ancam sita penggilingan padi nakal Prabowo mengungkapkan rencananya untuk menyita penggilingan-penggilingan padi yang tidak patuh pada aturan dan merugikan rakyat.

Dia menyebut penggilingan yang berbuat curang sebagai penggiling “brengsek”.

“Saya akan sita penggilingan-penggilingan padi itu, dan saya akan serahkan pada koperasi untuk dijalankan. Dan saya tidak salah, saya benar karena mereka mencari keuntungan yang luar biasa,” kata Prabowo.

Prabowo mengaku menerima laporan bahwa satu penggilingan padi bisa meraup keuntungan hingga Rp 2 triliun per bulan saat panen.

“Sudah kita tertibkan. Begitu kita keluarkan niat ini, harga langsung naik lagi mereka langsung beli Rp 6.500, oke berhasil. Tapi, kemudian ada permainan lagi. Beras biasa dibungkus, dikasih stempel premium, dijual Rp 5.000 di atas harga eceran tertinggi. Saudara-saudara, ini penipuan. Ini pidana,” lanjut dia.

Bakal menegakkan hukum Prabowo menyebutkan, akibat praktik curang tersebut, negara menderita kerugian hingga Rp 100 triliun per tahun. Dana sebesar itu, kata dia, seharusnya bisa digunakan untuk memperbaiki ratusan ribu sekolah di seluruh Indonesia.

“Kalau saya punya Rp 100 triliun tiap tahun, berarti kita bisa perbaiki 100.000 sekolah. Kita punya 330.000 sekolah. Dalam tiga setengah tahun kita akan perbaiki semua sekolah di seluruh Indonesia. Bayangkan. Ini yang saya anggap sabotase ekonomi Indonesia. Menikam rakyat dari belakang,” tegas dia.

Perintahkan Kapolri dan Jaksa Agung Usut

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Presiden pun memerintahkan aparat penegak hukum untuk segera bertindak tegas terhadap para pelaku.

“Saya perintahkan Kapolri dan Jaksa Agung usut, tindak. Kalau mereka kembalikan Rp 100 triliun itu oke, kalau tidak, kita sita itu penggiling-penggiling padi yang brengsek itu,” ujar dia.

Prabowo menegaskan, dirinya dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah disumpah untuk memegang teguh Undang-Undang Dasar 1945 dan menegakkan hukum demi kepentingan rakyat.

“Tunggu tanggal mainnya,” kata Prabowo, menutup pernyataannya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru