Oleh: Dr. Kurtubi
DITENGAH harga-harga saham pada berguguran disertai melemahnya mata uang, meningkatnya harga pangan dan energi, yang merupakan dampak dari Invasi Rusia ke Ukraina,– konon Putin “meniru politik” Bung Karno disekitar tahun 1960an yang tidak setuju Negara Boneka Baru, bernama Malaysia, bikinan Neokolonial Inggeris, yang terletak dimuka hidung RI.
Sampai-sampai Bung Karno mendeklarasikan Dwikora menyatakan Mengganyang Negara Baru Malaysia.
Fakta menunjukkan Bung Karno gagal membubarkan Malaysia. Malah kelahiran Malaysia diakui oleh dunia International/PBB. Jasmerah!Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah !
Indonesia harus tetap tegak sebagai negara pendiri Gerakan Non-Blok. Konstitusi kita mengamanatkan untuk ikut memperjuangkan perdamaian dunia. Kita tidak pro ke blok negara-negara kapitalis kolonialis berikut NATO di Eropah dan SEATO di Asia Tenggara yang dibentuk oleh Amerika Serikat cs.
Juga negara kita tidak pro kepada negara-negara sosialis komunis pimpinan Uni Soviet.
Indonesia adalah ibarat Kapal Besar yang harus berlayar dengan selamat dan damai di antara dua karang besar, Blok Kapitalis dan Blok Komunis. Sehingga,.posisi Indonesia ini diakui oleh kedua blok tersebut.
Sehingga Bung Karno disambut hangat dan akrab oleh pemimpin-pemimpim Kremlin di Moscow seperti Leonid Breznev, Nikita Kruschov, Andrey Gromiko, Anastas Mikoyan, Kosygin, dan lainnya.
Bung Karno diundang oleh pemimpin-pemimpin Uni Soviet untuk ikut menyaksikan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di dunia yang terletak di dekat Moscow.
Bahkan PM Kruschov datang sendiri ke Jakarta meresmikan Rumah Sakit Persahabatan di Rawamangun yang dibangun atas bantuan USSR/Rusia.
Demikian juga dengan sikap para Pemimpin Amerika yang sangat menghormati Bung Karno seperti Presiden Johnson, Nixon, Kennedy dan lainnya. Bung Karno diundang ke Gedung Putih dan disambut hangat oleh Kennedy bersama istrinya Jacky Kennedy yang cantik disertai oleh bintang cantik Hollywood Marlyn Monroe. Karena pemimpin-pemimpin Amerika mengerti betul bahwa Bung Karno senang wanita cantik dan punya banyak istri.
Dalam merebut kembali Irian Barat dari Belanda,–Amerika Serikat pada posisi sangat mendukung Indonesia. Sementara persenjataan untuk merebut Irian Barat berasal dari Uni Soviet.
Bentuk persahabatan Amerika antara lain berwujud. Meski Bung Karno pertama kali melihat fisik PLTN yang dibangun oleh Uni Soviet, namun Bung Karno memilih Amerika Serikat untuk membantu membangun reaktor nuklir pertama di Indonesia, yaitu di Bandung yang di kepalai Djali Ahimsa.
Reaktor Nuklir ini lebih untuk tujuan penelitian dan pemanfaatan dibidang kesehatan, pertanian dan insustri,– bukan untuk menghasilkan listrik komersial.
Sedangkan pemanfaatan energi nuklir untuk PLTN yang menghasilkan listrik untuk mempercepat kemakmuran seperti yang dicita-citakan oleh Bung Karno sekitar 70 tahun yang lalu, hingga hari ini belum juga dibangun.
Perkembangan terakhir di era Paris Agreement on Climate Change, Rusia lewat ROSATOM sudah menawarkan untuk membangun PLTN di Indonrsia. Namun belum bisa ditindaklanjuti karena belum ada kecocokan harga produksi listriknya karena masih lebih mahal dari PLTU batubara.
Sementara perusahaan Thorcon Energy dari Amerika sudah masuk membuka cabang di Indonesia untuk membangun PLTN Generasi ke 4 berbasis Thorium
Bisa saja Rusia dengan kemampuan menghasilkan kapal laut niaga bertenaga nuklir hadir dengan membuka cabang ROSATOM di Indonesia.
Kedua negara yang masing-masing menjadi pemimpin 2 blok persengketaannya terus berlanjut seperti yang tejadi sekarang ini di Ukrania.
Saat ini Indonesia menjadi Ketua Presidensi G20. Idealnya blok Amerika dan blok Rusia bisa berdamai disaat Ketua Presidensi G20 yang justru saat ini diketuai oleh Indonesia yang merupakan pelopor dan pendiri Gerakan Non-Blok.
Kerjasama Nuklir Rusia -Indonesia Dan Amerika- Indonesia Dibidang Energi Nuklir
1). BUMN Nuklir Rusia ROSATOM diundang untuk buka perwakilannya di Jakarta. Kerjasama Rusia – RI konsentrasi membangun kapal sipil niaga bertenaga nuklir.
2). Perusahaan energi nuklir Amerika yang sudah punya perwakilan di Indonesia (Thorcon) dan perusahaan nuklir Amerika yang lain, bekerjasama untuk konsentrasi membangun PLTN Generasi ke 4.
Sehingga Indonesia sebagai Ketua Presidensi G20 dan juga sebagai pelopor GNB, secara nyata menginisiasi secara kongkrit Upaya perdamaian antara dua blok yang berseteru untuk meningkatkan kemakmuran umat manusia bukan untuk menghancurkan seperti yang bisa terjadi kalau Rusia dan AS gagal berdamai soal Ukraina
Houston, 31 Mei 2022.
.*Â Penulis, Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus CSM Colorado AS, IFP Rueil Malmaison Perancis dan UI Jakarta