Rabu, 29 Oktober 2025

PERCUMA CARI KAMBING HITAM..! Pihak Nadiem Buka-bukaan Siapa Inisiator Pengadaan Laptop Chromebook

JAKARTA — Tim pembela tersangka Nadiem Makarim mengungkap siapa inisiator pengadaan laptop chromebook yang saat ini berujung dalam penyidikan korupsi oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Pengacara Tabrani Abby menyebut inisiator pembahasan awal pengadaan chromebook oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut adalah staf khusus Nadiem saat menjadi menteri 2019-2024.

“Berdasarkan isi chat grup WhatsApp, pembahasan chromebook baru muncul saat akan dilakukan rapat mengenai peralatan teknologi, informasi, dan komunikasi pada Mei 2020 yang diinisiasi oleh salah satu staf khusus menteri,” kata Tabrani saat ditemui wartawan dikutip Bergelora.com di Jakarta, Rabu  (29/102025). Tetapi, Tabrani tak berani untuk menyebutkan nama staf khusus tersebut di luar arena persidangan.

Dalam proses penyidikan di Kejagung, ada satu staf khusus Nadiem saat menjabat sebagai menteri yang kini telah berstatus tersangka, yakni Jurist Tan (JT). Akan tetapi tim penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) belum melakukan penahanan karena JT berhasil kabur ke luar negeri sebelum peningkatan status hukumnya menjadi tersangka.

Saat ini, JT berstatus buronan dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Informasi yang beredar di kalangan wartawan, JT saat ini berada di wilayah hukum Amerika Serikat (AS). Dan bulan lalu, Kementerian Imigrasi menyatakan sudah mencabut keberlakuan paspornya.

Kembali ke soal pengadaan laptop chromebook, Tabrani mengungkapkan kliennya tak pernah sekalipun membahas, apalagi mengusulkan untuk realisasi program digitalisasi pendidikan dengan mengadakan belanja laptop chromebook. Pun kata Tabrani, Nadiem selama menjadi menteri tak pernah sekalipun merekomendasikan pengadaan laptop dengan sistem operasi windows.

“Nadiem memerintahkan dengan tegas untuk membahas perbandingan dua sistem operasi chromebook dan windows,” kata Tabrani.

Dia memastikan, tak ada pihak dari Google atau vendor-vendor chromebook yang menjadi anggota dalam Grup WA tersebut. Karena dalam percakapan WA Grup itu tak pernah sekalipun membahas tentang pengadaan laptop chromebook.

Pembahasan tentang laptop chromebook itu, kata Tabrani, baru muncul setelah beberapa lama Nadiem menjadi menteri. Persisnya pada 6 Mei 2020, kata Tabrani, melalui zoom meeting, Nadiem memerintahkan kepada para staf khususnya untuk membuat kajian tentang pengadaan teknologi untuk sarana-prasarana pendidikan. Tetapi kata Tabrani, dalam perintah tersebut Nadiem tak memerintahkan para staf khususnya untuk merekomendasikan sistem operasi tertentu.

“Jadi tanggal 6 Mei (2020) itu, tidak ada secara tegas Pak Menteri ketika itu bilang, oke pakai chrome atau chromebook, atau windows, nggak ada,” ujar Tabrani.

Tetapi dia mengakui, dari hasil penyidikan sementara ini di Jampidsus, memang ada klausul berita acara tentang Nadiem yang memberikan perintah lisan ‘go ahead’ kepada para staf khususnya yang membahas tentang pengadaan sarana teknologi pendidikan itu. Akan tetapi, kata Tabrani, ‘go ahead’ tersebut merupakan perintah dari Nadiem agar para staf khususnya melakukan pengkajian tentang kelayakan penggunaan sistem operasi chrome atau windows untuk program digitalisasi pendidikan tersebut.

“Jadi dia (Nadiem) bilang ‘go ahead’ itu maksudnya diskusi antara tim yang mengusulkan untuk windows kemudian chrome,” ujar Tabrani.

Penyidikan korupsi pengadaan laptop chromebook di Kemendikbudristek sementara ini sudah menetapkan beberapa orang sebagai tersangka. Nadiem Makarim selaku menteri yang bertanggung jawab dalam pengadaan laptop untuk program digitalisasi pendidikan itu, sudah mendekam di sel tahanan sejak awal September 2025 lalu.

Jampidsus pada Juli 2025 sudah mengumumkan tersangka awalan, termasuk para penyelenggara negara lain di Kemendikbudristek. Selain itu penyidik juga menetapkan pakar teknologi yang juga selaku konsultan di Kemendikbudristek, Ibrahim Arief (IA) alias Ibam sebagai tersangka. Dan penyidik, hingga sekarang juga belum berhasil membawa pulang Jurist Tan setelah ditetapkan sebagai tersangka.

Jusuf Kalla mengkritik keras Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Hal tersebut, kata Tabrani, setelah dirinya membaca salinan rangkaian pembicaraan melalui chat dalam group WhatsApp yang selama ini menjadi salah satu barang bukti penyidikan di Jampidsus. Kata Tabrani, salinan percakapan itu ribuan lembar tebalnya.

“Masalah soal WA grup ini memang masalah yang krusial. Karena banyak yang berpendapat seolah-olah WA grup itu dibuat dengan sengaja, atau dengan modus agar Nadiem mengegolkan chromebook,” kata Tabrani.

Dia menerangkan memang ada WA Grup bernama ‘Edu Org’ yang dibikin Nadiem beberapa bulan sebelum dilantik menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2019. Grup tersebut sebetulnya dibikin setelah Nadiem mendapatkan kepastian oleh Jokowi tentang komposisi kabinetnya 2019-2024.

Nadiem disebut membuat Grup WA ‘Edu Org’ untuk komunikasi dirinya dengan sejumlah para pakar teknologi dan pendidikan. Selain itu, Nadiem juga membikin WA Grup bernama ‘Education Council’. Kemudian grup-grup percakapan itu diubah namanya menjadi ‘Menteri Core Team’.

“WA Grup itu dibuat untuk mendiskusikan gagasan-gagasan tentang penggunaan teknologi di bidang pendidikan. Adapun anggota dalam Grup WA itu adalah orang-orang yang expert di bidang pendidikan, kemudian juga di bidang IT. Termasuk beberapa orang-orang yang ketika itu menjadi staf khusus Nadiem,” kata Tabrani.

“Di situ ada Jurist Tan, ada Fiona (Handayani), ada Najelaa (Shihab) dan lain-lain,” sambung Tabrani.

Pegiat pendidikan, Najelaa Shihab mengakui keterlibatan dirinya dalam grup WA bikinan Nadiem Makarim. Tetapi, partisipasi Najelaa dalam grup tersebut bukan sebagai konsultan maupun salah satu pihak yang mempersiapkan pengadaan laptop chromebook untuk program digitalisai pendidikan.

Najelaa melalui pesan singkatnya menerangkan, dirinya ada dalam grup WA bikinan Nadiem sebagai pihak eksternal yang memberikan semacam saran dan usulan khusus mengenai kurikulum dan kebijakan pendidikan. Kata Najelaa, di dalam grup WA tersebut juga ada beberapa nama-nama lain selaku mitra pendidikan Kemendikbudristek. Termasuk kata dia, di dalam grup WA tersebut ada sejumlah pejabat-pejabat tinggi Kemendikbudristek lainnya. Ia menjelaskan, bersama-sama mitra pendidikan eksternal lainnya dalam grup WA tersebut hanya khusus membahas hal yang spesifik tentang pendidikan.

“Saya bersama total puluhan orang lainnya, ada di beberapa WA group bersama Nadiem Makarim maupun mitra-mitra pendidikan independen dan eksternal, serta pejabat-pejabat kementerian selain Nadiem Makarim, untuk membahas saran maupun usulan rekomendasi dan kajian kebijakan pendidikan sesuai peran Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), dalam mendukung kementrian, antara lain: pengembangan kurikulum dan penerimaan peserta didik baru,” kata Najelaa kepada pers, Senin (27/10/2025).

Kata dia, dirinya tak pernah sekalipun terlibat dalam pembahasan maupun pembicaraan mengenai apapun terkait dengan pengadaan barang maupun jasa.

Apalagi, kata Najelaa menegaskan, dirinya yang tak ada terlibat sekalipun dalam pemberian rekomendasi, saran, atau apapun bentuknya mengenai sarana maupun prasarana pendidikan untuk program pendidikan yang direalisasikan oleh Nadiem selaku menteri. Termasuk kata dia, soal laptop chromebook.

“Saya tidak pernah ikut membahas baik secara langsung maupun dalam WA group khusus tentang persiapan atau perencanaan pengadaan chromebook dan peralatan teknologi informasi karena program ini bukan lah merupakan bagian dari lingkup pekerjaan PSPK yaitu substansi kebijakan pendidikan, bukan sarana dan prasarana,” kata Najelaa. (Web Warouw)

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru