Sabtu, 12 Juli 2025

PERLU PEROMBAKAN TOTAL JENDERAL..!   NVIDIA Pilih Investasi di Vietnam Daripada RI, Istana Ungkap  Alasannya

JAKARTA – Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro mengungkap Indonesia telah kehilangan investasi dari teknologi multinasional Amerika Serikat (AS), NVIDIA Corporation. Perusahaan itu lebih memilih berinvestasi di Vietnam.

Bambang mengatakan padahal perusahaan itu sempat datang ke Indonesia. Pendiri NVIDIA Jensen Huang sempat mendatangi Indonesia pada November 2024 lalu.

“Ketika NVIDIA keliling Asia Tenggara, langsung datang ke Indonesia, kemudian mereka ke Vietnam, kemudian Nvidia menjalin perjanjian, atau melakukan komitmen untuk pengembangan R&D di Vietnam. Ini yang menurut saya suatu poin yang hilang dari kita,” kata dia dalam acara MINDialogue di Soehanna Hall, Jakarta, Kamis (9/1/2025).

Hilangnya potensi investasi itu menurutnya disebabkan oleh sulitnya perizinan usaha di Indonesia. Masalah itu menurutnya sebuah hal klasik.

“Keluhan yang kebanyakan disampaikan FDI (foreign direct investment), dari berbagai bidang yang tidak hanya terkait dengan teknologi, itu masih pada hal klasik, satu mengenai lamanya mendapatkan perizinan, lama dan complicated. Kedua tax yang umum,” terangnya.

Menurutnya para investor tidak begitu mengutamakan insentif, tetapi bagaimana kebijakan yang mudah dan birokrasi tidak rumit. Karena hal itulah yang menyebabkan investor sering kali banting setir berinvestasi ke negara tetangga.

“Artinya kita masih punya banyak PR untuk membereskan dari sisi perizinan sampai kepada pengurusan administrasi dan birokrasi terkait investasi itu sendiri. Karena begitu mereka mengalami hambatan ketika ini masuk ke Indonesia, mereka langsung pindahkan itu ke Malaysia ataupun ke Vietnam,” jelasnya.

Datang ke Indonesia Cuma Isi Forum

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilapotkan, Produsen chip asal Amerika Serikat (AS), NVIDIA ini , telah menandatangani perjanjian dengan Pemerintah Vietnam untuk mendirikan pusat penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan (AI) di negara Asia Tenggara tersebut. Sebuah pusat data AI terpisah, juga akan dikembangkan oleh perusahaan telekomunikasi milik militer, Viettel Group dengan menggunakan teknologi NVIDIA. Kesepakatan tersebut diumumkan pada hari Kamis (5/12) dalam pertemuan antara Perdana Menteri (PM) Vietnam, Pham Minh Chinh, dan CEO NVIDIA, Jensen Huang, di Hanoi.

The Business Times melaporkan raksasa teknologi AS ini juga telah menyelesaikan akuisisi VinBrain, sebuah perusahaan teknologi kesehatan AI yang berbasis di Hanoi yang didukung oleh konglomerat swasta terbesar di Vietnam, Vingroup.

Selama kuartal terakhir, Vingroup telah mengurangi kepemilikan ekuitasnya di VinBrain, dari sekitar 49,7% pada kuartal kedua menjadi 18,2% pada kuartal ketiga tahun ini.

Sejak kunjungan pertama Huang ke Vietnam pada Desember lalu, NVIDIA telah mengumumkan kemitraan dengan berbagai perusahaan teknologi terkemuka di negara Asia Tenggara tersebut.

Kesepakatan tersebut termasuk untuk mengembangkan pabrik AI senilai USD200 juta atau setara Rp3 triliun di Vietnam dengan FPT perusahaan teknologi yang berbasis di Hanoi. Pabrik ini akan menerima 127 sistem server NVIDIA HGX H100 bulan ini untuk melengkapi fasilitas AI-nya, setelah menerima lampu hijau dari pihak berwenang AS, kepala eksekutif FPT Smart Cloud Le Hong Viet mengatakan kepada The Business Times dalam sebuah wawancara di bulan November.

Chip AI NVIDIA tunduk pada aturan kontrol ekspor AS, yang memberlakukan persyaratan lisensi tambahan untuk ekspor teknologi penting ke beberapa negara, termasuk Vietnam. Namun, Viet mengatakan bahwa ada kebutuhan bagi Vietnam untuk mendirikan lebih banyak pusat data generasi baru karena pusat data yang ada saat ini masih bersifat tradisional, dan belum dioptimalkan atau ditingkatkan untuk penyebaran infrastruktur AI yang efisien.

Awal bulan ini, PM Vietnam mendesak AS untuk mencabut pembatasan ekspor teknologi tinggi di negara Asia Tenggara tersebut, yang diklasifikasikan sebagai salah satu negara yang dikontrol karena alasan keamanan nasional dan ekonomi non-pasar oleh negara Barat. Hal ini terjadi dalam konteks hubungan yang semakin erat antara Vietnam dan AS, yang meningkatkan hubungan bilateral mereka menjadi kemitraan strategis yang komprehensif pada bulan September lalu.

Huang melakukan kerja sama di Vietnam setelah kunjungannya ke Thailand dan Indonesia selama beberapa bulan terakhir untuk mendukung infrastruktur AI di negara-negara Asia Tenggara tersebut. Tahun lalu, Nvidia juga mengumumkan kemitraan untuk membangun pusat data AI senilai RM20 miliar atau USD6,1 miliar di Malaysia.

Isi Forum

Meskipun Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan teknologi ini, langkah Huang berbeda dengan apa yang dilakukan di Vietnam. Di sana, Nvidia mengambil langkah yang lebih konkret dengan melakukan investasi dalam pengembangan teknologi dan infrastruktur.

Sementara di Indonesia, Huang hanya memberikan pandangan strategis mengenai pentingnya memiliki AI secara mandiri, tanpa melibatkan komitmen investasi langsung.

Huang mengakhiri pernyataannya dengan harapan agar Indonesia terus mengembangkan inisiatif dan inovasi di bidang kecerdasan buatan, yang akan memberikan manfaat jangka panjang untuk negara.

“Saya senang melihat perkembangan AI di Indonesia dan saya percaya jika Indonesia serius mengembangkan AI, masa depan yang cerah menanti,” ujar Huang dalam acara Indonesia AI Day 2024 di Jakarta, belum lama ini. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru