JAKARTA – Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengatakan bahwa kebutuhan yang paling mendesak bagi masyarakat di Aceh Tamiang saat ini adalah listrik serta bahan bakar minyak (BBM).
Agus Jabo menyampaikan ini usai terjun langsung selama beberapa hari untuk memantau pendistribusian bantuan di Provinsi Aceh usai bencana banjir dan tanah longsor.
“Seperti di Aceh Tamiang, itu kondisinya gelap, jadi listrik menjadi kebutuhan yang mendesak karena kalau listrik hidup tentunya air dari tanah bisa ditarik ke atas,” kata Agus Jabo di Kantor Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, dilaporkan Bergelora.com, Rabu (10/12/2025).
Di samping itu, kata Wamensos, kebutuhan-kebutuhan mendesak yang lain yakni BBM juga sangat dibutuhkan warga.
“Itu yang dibutuhkan pada saat tanggap darurat,” kata dia.
Agus Jabo menyampaikan bahwa beberapa bupati di Aceh membutuhkan bantuan truk untuk mengangkut distribusi logistik hingga bantuan.
Lalu, masih ada sekitar 10 kecamatan di Aceh terisolasi dan membutuhkan bantuan yang disalurkan melalui udara.

“Di Aceh Tamiang itu ada sekitar 10 kecamatan yang terisolasi dan Pak Bupati pada waktu itu meminta bantuan supaya ada truk minimal di satu kecamatan itu tiga,” tuturnya.
Menurutnya, untuk mengatasi situasi genting saat ini dibutuhkan kolaborasi antarkementerian dan lembaga yang ada di lokasi bencana untuk mendistribusikan bahan-bahan makanan.
“Termasuk logistik ke daerah-daerah terpencil, baik itu melalui truk yang bisa diakses lewat jalur darat maupun yang daerah terpencil, juga melalui sepeda motor,” ucapnya.
Melihat situasi di lapangan, Agus Jabo menyebut bahwa proses penyaluran bantuan sudah cukup masif, tetapi perlu koordinasi dan kolaborasi yang lebih baik.
“Saya pikir aman dan itu tinggal bagaimana kemudian kita bisa mendistribusikan secara merata ke daerah-daerah yang terpencil, itu yang menjadi tanggung jawab bersama dari tim penanganan baik di Aceh, Sumatera Utara, maupun Sumatera Barat,” kata dia.
Menteri Bahlil Bohongi Presiden
Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya mengklaim bahwa listrik di Aceh telah menyala hingga 93 persen pasca banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di wilayah itu.
Namun, anggota DPR dari Partai Gerindra, TA Khalid menilai, Bahlil telah membohongi Presiden Prabowo Subianto ketika menyampaikan laporannya. Tindakan Bahlil, disebutnya telah berdampak langsung kepada rakyat Aceh, dan memperlambat penanganan bencana.

“Saat ini baru 60 persen listrik menyala di 18 kabupaten/kota yang terdampak banjir dan longsor di Aceh. Saya minta seluruh menteri untuk melaporkan data yang benar kepada Presiden, jangan bohongi Presiden, sehingga beliau bisa mengambil kebijakan yang tepat dan benar untuk rakyat,” ujar Khalid melalui telepon pada Selasa (9/12/2025).
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, terjadi kerusakan yang masif pada sistem kelistrikan di Aceh usai bencana pekan lalu. Hal ini yang kemudian membuat proses perbaikan berjalan lama karena banyak hambatan teknis.
Belakangan, Bahlil mengakui bahwa target 93 persen listrik menyala pada akhir pekan lalu belum tercapai. Menurutnya, banyak tantangan yang harus dihadapi petugas di lapangan guna memulihkan kondisi listrik di sana.
“Saya yakin dan percaya bahwa pasti masih banyak kekurangan, pasti masih terjadi hal-hal yang tidak pernah kita perkirakan terjadi di lapangan,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa.
“Karena itu, sebagai pemerintah juga ikut prihatin yang sedalam-dalamnya, dan kalau ada yang memang belum maksimal kami memberikan pelayanan, kami memohon maaf,” imbuhnya. (Web Warouw)

