Rabu, 2 Juli 2025

Potensi Lobster Sumbawa dan Energi Nuklir

Oleh: Dr. Kurtubi*

KITA ketahui bahwa di Pulau Sumbawa selain ada Sumber Daya Alam (SDA) Tambang tembaga di Batuhijau Kabupaten Sumbawa Barat, juga ada cadangan tembaga yang belum diproduksikan di Kabupaten Dompu.

Pulau Sumbawa juga sudah lama dikenal sebagai daerah penghasil bibit lobster yang selama ini banyak di ekspor ke Vietnam.

Kita harap ke depan potensi Sumber Daya Alam Kelautan, lobster, bisa ikut memakmurkan nelayan dan rakyat di NTB secara lebih masif karena nilai ekonomi lobster jauh lebih tinggi dibanding produk hasil laut yang lain seperti cumi, udang dan ikan.

Semestinya budidaya lobster akan bisa berkembang di Pulau Sumbawa dan juga di Pulau Lombok jika pemerintah pusat serius merencanakan secara tepat, berwawasan jangka panjang dan dapat diimplementasikan dengan benar. Upaya ini perlu didukung oleh Pemda NTB, Tokoh-tokoh masyarakat dan anggota dewan dari NTB.

Bahkan menurut saya, bisa diarahkan untuk lahirnya industri spesifik yang terintegrasi hulu-hilir berbasis lobster sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru di NTB.

Industri lobster yang dikombinasikan dengan komoditas kelautan yang lain seperti cumi, udang dan Ikan, sebaiknya direncanakan secara massif untuk bisa beroperasi 24 jam termasuk industri pendukungnya.

Dimana disisi hulu (upstream) meliputi kegiatan menangkap bibit lobster di laut oleh nelayan, disisi tengah (midstream) bibit lobster dibesarkan, dibudidayakan secara masif di laut pinggir pantai seperti di Vietnam dan di kolam-kolam di darat di dekat pantai seperti di Lombok Timur. Ini didukung oleh industri penunjang seperti pabrik/industri makanan lobster, kegiatan perawatan lobster dari penyakit, sampai kepada industri pariwisata.

Di sisi Hilir (downstream), kegiatan industrinya dibagi dua yaitu pertama, lobster dewasa untuk tujuan ekspor dalam keadaan hidup (fresh). Sarana pendukung dan transportasi untuk tujuan ekspor harus dipersiapkan seperti bandara di Sumbawa Besar dan Bandara Rambang di Lombok Timur.


Kedua, sebagian lobster dewasa bisa dikembangkan menjadi bahan baku industri kuliner masakan khas daerah berbasis lobster dan hasil laut, yang digabung dengan kuliner berbasis udang, cumi dan ikan laut.

Kuliner ini dipersiapkan selain untuk pasar dalam negeri juga untuk tujuan ekspor setelah diawetkan dengan memanfaatkan Teknologi Iradiasi Nuklir agar bisa tetap segar dan sehat hingga 1.5 tahun setelah dipacking.

Pemanfaatan Nuklir

Pengawetan dengan iradiasi nuklir tidak menggunakan pengawet dari bahan kimia yang membahayakan kesehatan.

Karena lobster, udang, cumi. dan ikan bersifat renewable, akan selalu ada tersedia sepanjang masa. Maka Pengembangan jenis industri ini di Pulau Sumbawa dan juga di Pulau Lombok harus dipersiapkan untuk periode life time,– jangka wakta yang panjang dan produknya bisa diterima di pasar dunia.


Maka Pengembangan Industri Lobster di NTB ini sebaiknya dipersiapkan dengan didukung oleh Listrik Bersih Bebas Emisi Karbon berupa listrik yg berasal dari Energi Nuklir. Mengapa listrik dari energi nuklir ?

Untuk diketahui, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan Teknologi terbaru, Generasi ke 4, selain listriknya bersih bebas emisi karbon, bisa nyala 24 jam non stop siang malam tidak tergantung musim, matahari, hujan dan angin.

Juga Biaya Produksi Listriknya murah, lebih murah dari listrik PLTU Batubara yang banyak menghasilkan CO2 dan pollutants.
PLTN bisa dibangun di darat atau terapung untuk memback up kebutuhan industri di Sumbawa dan di Lombok.

Kita harap Pemerintah dan Presiden Jokowi segera mendeklarasikan Kebijakan Enegi: “GO NUCLEAR” sebagai upaya rational dan cerdas untuk mempercepat tercapainya kemakmuran rakyat melalui industrialisasi secara masif berbasis sumber daya lokal.

*Penulis, Dr. Kurtubi, alumnus Colorado School of Mines, Institute Francaise du Petrole dan Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru