Minggu, 19 Oktober 2025

DAHSYAT BANGET NIH..! Purbaya Setujui Pembelian Fighter Jet Chengdu J-10, Nilainya US$ 9 Miliar

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan Kementerian Keuangan telah menyetujui anggaran pembelian fighter jet atau jet tempur dari China, Chengdu J-10.

Purbaya mengatakan anggaran pembelian jet tempur buatan China ini mencapai US$ 9 miliar.

“US$9 miliar kalau nggak salah atau lebih. Saya lupa angkanya. Tapi sudah disetujui, jadi harusnya udah siap semua,” tegas Purbaya saat ditemui di Wisma Danantara, dikutip Bergelora.com di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Purbaya menambahkan dirinya harus melakukan double check soal pembelian jet tempur ini. Kendati anggaran sudah disetujui, ia mengaku belum mengetahui kapan impor jet tempur tersebut.

“Harusnya sih yang disebutkan sudah masuk yang dianggarkan itu harusnya. Tapi saya masih double cek lagi apakah dia mau impornya tahun depannya lagi atau kapan,” ujarnya.

42 Unit Chengdu J-10

Sebelumnya diberitakan,  Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengakui, TNI Angkatan Udara (AU) melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) akan membeli jet tempur Chengdu J-10 dari China. Sjafrie menyebut, pesawat tempur itu tak lama lagi akan datang ke Jakarta.

“Sebentar lagi (J-10 C) terbang di Jakarta,” kata Sjafrie, saat ditemui di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Hanya sampai situ purnawirawan jenderal TNI itu menginformasikan kabar terbaru terkait rencana pembelian Chengdu J-10.

Diketahui, sebelumnya, Kemenhan merespons kabar terkait rencana pembelian 42 unit jet tempur J-10 dari China oleh Indonesia. Kepala Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Setjen Kemenhan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang menyebut, rencana tersebut masih dalam tahap pengkajian.

“Sementara untuk yang J-10 itu memang menjadi pengkajian TNI AU, kita ingin platform-platform alutsista yang terbaik, yang memang bisa membantu kita untuk mewujudkan kebijakan saat ini,” kata Frega, saat ditemui di Kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (18/9/2025).

Menurut dia, arah kebijakan pertahanan Indonesia saat ini merupakan kelanjutan dari program yang digagas oleh Menteri Pertahanan sebelumnya, Prabowo Subianto, dan kini dilanjutkan oleh Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.

Adapun isu pembelian Chengdu J-10 mulai menguat setelah Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono melakukan kunjungan ke sebuah pameran alat utama sistem persenjataan (alutsista) di China, di mana pesawat tersebut ditawarkan secara langsung kepada Indonesia.

Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan Taufanto mengungkapkan, Indonesia tidak menutup kemungkinan untuk membeli pesawat tempur J-10C buatan China, selama pesawat tersebut memenuhi kebutuhan dan kriteria teknis yang ditetapkan TNI.

“Kalau memang kita evaluasi, pesawat ini bagus, ya memenuhi kriteria yang kita tetapkan, apalagi harganya murah, ya kenapa tidak,” kata Donny, seperti dilansir dari Antara, Rabu (4/6/2025).

Kabar mengenai rencana pembelian J-10C sebelumnya juga beredar luas di media sosial.

Akun pertahanan @isds.indonesia, misalnya, menyebut Presiden Prabowo Subianto berencana membeli 42 unit jet tempur Chengdu J-10.

Mengutip laporan media Perancis Intelligence Online, akun tersebut menuliskan bahwa kontrak pembelian sempat tertunda karena persoalan pendanaan. Kini, kontrak itu disebut akan dilanjutkan dengan skema pembayaran dari pihak China.

Jika terealisasi, J-10C akan menjadi tambahan signifikan bagi kekuatan udara Indonesia, berdampingan dengan pesawat tempur Rafale buatan Perancis yang tiga unit pertamanya dijadwalkan tiba pada Februari atau Maret 2026.

“Rencananya antara Februari atau Maret (2026), kita akan menerima batch pertama tiga pesawat dulu,” kata Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono.

Menurut Tonny, kedatangan Rafale dan kemungkinan masuknya J-10C akan menambah daya gentar udara Indonesia yang kini mengoperasikan armada seperti Sukhoi Su-30, F-16, Hawk 100/200, dan T-50i.

Kecanggihan Chengdu J-10 China

China sendiri sedang gencar memasarkan jet tempur Chengdu J-10, yang disebut sebagai pesawat generasi 4,5 dengan kemampuan hampir sekelas F-16 buatan Amerika Serikat.

Dalam wawancara dengan CCTV pada awal Oktober, Wang, perancang utama J-10C, menjelaskan bahwa versi terbaru ini mengalami peningkatan besar dibanding model sebelumnya.

“J-10C kini dapat membawa lebih dari 40 jenis persenjataan, naik drastis dari hanya sekitar 10 pada model sebelumnya,” ujar Wang.

Ia menambahkan, pesawat tersebut memiliki kemampuan multi-peran, bisa digunakan untuk misi udara, darat, maupun maritim.

Desainnya juga dilengkapi sistem air intake berbentuk bump untuk meningkatkan aliran udara ke mesin serta canard di bagian depan yang membuatnya lebih stabil dan lincah di kecepatan tinggi.

Fitur unggul lainnya adalah radar Active Electronically Scanned Array (AESA) yang memungkinkan pilot melacak banyak target sekaligus dengan risiko gangguan sinyal yang minim.

“Radar AESA memberi keunggulan signifikan dalam mendeteksi dan mengunci target, bahkan dalam kondisi peperangan elektronik yang kompleks,” tutur Wang.

Selain radar canggih, J-10C juga dibekali sistem perang elektronik (EW) mutakhir yang membantu pilot menghindari deteksi musuh.

Specifikasi Chengdu J-10

Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan, beberapa spesifikasi unggulan jet tempur J-10C yang disebut-sebut dilirik Indonesia:

1. Teknologi Radar AESA dan Sistem Deteksi Modern

J-10C menggunakan radar Active Electronically Scanned Array (AESA) yang mampu mendeteksi target pada jarak lebih jauh, mengunci dengan presisi tinggi, dan tahan terhadap gangguan elektronik. Keunggulan ini memberi keuntungan signifikan dalam pertempuran jarak menengah hingga jauh.

2. Rudal Jarak Jauh dan Datalink Canggih

Pesawat ini dipersenjatai rudal PL-15, rudal udara-ke-udara jarak jauh yang memungkinkan serangan sebelum musuh menyadari kehadirannya.

Dengan dukungan datalink satelit dan komunikasi real-time, pilot J-10C dapat berbagi informasi target antar-pesawat, sehingga menciptakan keunggulan taktis di udara.

3. Desain Lincah dan Manuver Gesit

Konfigurasi sayap canard-delta menjadikan J-10C sangat lincah, terutama dalam pertempuran jarak dekat. Desain ini mengutamakan kelincahan daripada stabilitas, membuatnya cocok untuk skenario pertempuran cepat atau dogfight. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru