JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberkan kinerja lift migas masih melanjutkan tren koreksi hingga September 2025.
Purbaya menerangkan pengangkatan migas terpaut lebar dari target yang ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025.
“ Lifting migas masih di bawah target APBN masing-masing 580,3 ribu barel minyak per hari dan 974 ribu barel setara minyak per hari,” kata Purbaya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, dikutip Bergelora.com di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Adapun, target pengangkatan minyak yang dipatok dalam ABPN sebesar 605 ribu barel per hari dan pengangkatan gas mencapai 1,005 ribu barel setara minyak per hari.
Purbaya mengatakan pemerintah tengah berupaya mengerek pengangkatan sampai akhir tahun ini melalui peningkatan investasi serta pengembangan teknologi.
“Namun demikian, peningkatan investasi dan teknologi produksi terus dilakukan untuk mencapai target jangka menengah,” kata Purbaya.
Sementara itu, Purbaya mengatakan, harga minyak mentah juga melanjutkan tren pelemahan di tengah dinamika pasar minyak global saat ini.
Dia menuturkan harga minyak mentah berada di level US$69,01 barel per hari sejak awal tahun, lebih rendah 15,84% dibandingkan dengan asumsi harga minyak mentah yang ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar US$82 per barel.
“Lebih rendah dari asumsi APBN 2025 US$82 per barel, ini memberi ruang fiskal terhadap beban subsidi energi,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto berharap mengangkat migas sampai akhir tahun bisa dikejar sesuai dengan target yang dipatok dalam APBN.
Djoko berpendapat target itu relatif masuk akal karena sejumlah blok migas berpotensi digelar kembali onstream pada paruh kedua tahun ini.
“Sejak bulan Juli itu naik terus Lifting per hari sekitar 100 barel, semoga bisa mencapai target APBN,” kata Djoksis, sapaan karibnya, saat konferensi pers Kinerja Hulu Migas Tengah Tahun 2025 di Jakarta, Senin (21/7/2025).
Di sisi lain, Djoksis optimis capaian pengangkatan migas bakal sesuai dengan target tertuang dalam APBN 2025, selepas sejumlah proyek unggulan onstream paruh pertama tahun ini.
Menurut dia, lembagannya tengah mengawal sejumlah blok migas potensial lainnya untuk onstream tepat waktu pada semester II-2025.
“Terutama dari Forel dan Terubuk yang diresmikan bapak presiden dan kenaikan lift dari Banyu Urip juga, prediksi kita bisa naik,” tuturnya.
SKK Migas mencatat realisasi investasi proyek hulu migas sampai semester I-2025 mencapai US$7,19 miliar atau 43,6% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2025 sebesar US$16,5 miliar.
Adapun, realisasi cost recovery atau pengembalian biaya kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tembus di angka US$4,48 miliar atau 52,7% dari alokasi yang ditetapkan tahun ini sebesar US$8,5 miliar.
Di sisi lain, penerimaan negara dari sektor hulu migas mencapai US$5,88 miliar sampai periode yang berakhir Juni 2025. Angka itu mengambil porsi 45,1% dari target penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini sebesar US$13,03 miliar. (Web Warouw)