MANADO- Ternyata Fahri Hamzah, anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bisa lolos dari kepungan massa rakyat yang menolak kehadirannya di Sulawesi Utara.
Rupanya tokoh intoleransi dan rasis dari Partai PKS ini dijemput dan dibawa lari oleh Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey.
“Ini jelas pengkhianatan pada rakyat Sulawesi Utara,” demikian Ance kepada Bergelora.com di Manado.
Menurutnya, tindakan Gubernur seperti ini tidak bisa didiamkan karena menyakiti hati rakyat Sulawesi Utara.’
“Bagaimana mungkin, dia pimpinan daerah, anggota PDI- Perjuangan justru mengijinkan orang yang anti dan membenci kami masuk ke Sulawesi Utara,” katanya.

Seorang ibu, Bernama Lintje juga marah besar setelah mengetahui Gubernur justru menyelamatkan Fahri Hamzah.
“Mo dapa dia (Fahri Hamzah-red). Torang so mo potong potong kalo nanti dapa tangka (kita potong potong kalau kami bisa tangkap),” tegas ibu itu.
Ketika ditanyakan soal Gubernur yang menyelamatkan Fahri Hamzah, ibu itu semakin marah.
“Dorang samua dari dulu memang pengkhianat. Ndak ada mo percaya lei pa dorang. (Dari dulu mereka semua memang pengkhianat. Tidak akan lagi kami percaya mereka,” tegasnya.

Sebelumnya, ribuan warga Sulawesi Utara dari Minahasa, Sanger Talaud dan Bolaang Mongondow hari ini Sabtu (13/5) sejak pagi hari sudah berkumpul di Bandara Sam Ratulangi untuk mengusir kedatangan Fahri Hamzah ke Sulawesi Utara.
Ratusan aparat kepolisian dan TNI juga nampak menjaga ketat Bandara Samratulangi Manado untuk menghindari kekerasan karena sebelumnya sudah beredar di mesia sosial berbagai ancaman dari warga Sulawesi Utara terhadap Fahri Hamzah.
Menurut Brian Mailoor Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Sulut, kedatangan mereka untuk menolak aktor-aktor Intoleransi ke tanah Nyiur Melambai.
“Fahri Hamzah bukanlah orang yang toleran, untuk itu kami menolak dia untuk datang ke tanah yang penuh toleransi ini,” katanya kepada pers.
Menurut salah satu aktivis, Will Luntungan, akan ada massa yang mengadang Fahri di Bandara Sam Ratulangi.
“Ormas dan LSM di Sulut bakal menolak kedatangan Fahri Hamzah yang kami anggap (sebagai) pejabat negara yang hanya akan mengganggu stabilitas di daerah ini. Dia kerap mengeluarkan pernyataan yang memecah belah kesatuan bangsa,” ujar Will di Manado, Jumat (12/5).
Hal senada juga disampaikan oleh, Joppie Worek, salah seorang tokoh masyarakat Sulut ini menganggap reaksi penolakan warga terhadap Fahri merupakan buah dari sikap mantan kader PKS ini sebagai seorang pejabat negara yang tidak memiliki jiwa nasionalis.
“Background dia yang secara umum dipandang intoleran dan catatan-catatan provokatif yang dia bikin membuat masyarakat Manado resah. Jadi masyarakat merekam track record dia. Kalau masyarakat menilai seperti itu maka itu hak masyarakat,” ujar Worek.
Lebih jauh, Worek meminta Gubernur Sulut Olly Dondokambey untuk menyikapi kondisi yang ada untuk menghindari gesekan.
“Saya pikir Gubernur juga harus berpikir jernih soal ini karena menyikapi sensitivitas di rakyat Sulut saat ini sehingga perlu mengambil sikap,” pungkasnya
Fahri Hamzah dianggap sebagai sosok yang sering mengumbar pernyataan yang memicu tindakan intoleran.
“Kami ada di sini bukan karena dibayar. Kedatangan kami disini menolak kelompok atau pribadi yang berusaha memecah belah bangsa. Musuh kami bukan agama,” ujar Wilson Frederik, salah satu orator.
Kepada Bergelora.com dilaporkanm masyarakat yang menggelar aksi tersebut membawa spanduk dan pamflet yang berisikan berbagai seruan, di antaranya bertuliskan ‘Usir si mulut busuk Fahri. ‘Bubarkan FPI’, ‘Muhammadiyah Saudara Kami’, ‘Fahri Yon Intoleran’ dan masih banyak lagi.
Menurut berita terakhir, Fahri Hamzah berhasil lolos dari kepungan masyarakat dan diselamatkan oleh pejabat setempat dan sudah di Manado. Saat ini sedang dilakukan pencarian dengan sweeping mencari Fahri Hamzah di seluruh Sulawesi Utara (Piet Rumambi)