Selasa, 21 Oktober 2025

RAME NIH..! Surat Terbuka Buat Megawati: Jokowi Menjadi Pilihan Kami Itu Karena Pribadinya, Bukan Karena PDIP Nya!

JAKARTA- Sebuah surat terbuka buat Megawati Soekarnoputri dari seorang warga negara beredar di media sosial.

Dibawah ini surat terbuka yang tertuju pada Megawati Soekarnoputri.yang beredar di media sosial yang dipantau Bergelora.com di Jakarta Selasa (11/4):

Kepada Yang Mulia dan Terhormat. Kharismatik, Cerdas dan Cantik.
Ibu MEGAWATI SOEKARNO PUTRI.
Ketum PDIP.
Di Jakarta.

Dengan segala hormat,

Berikut kami sampaikan dua video dari anak buah ibu yg telah membuka siapa PDIP yg selama ini begitu jumawa sebagai partai wong cilik.

Begitu jumawanya sampai Ibu pernah mengatakan bahwa presiden terpilih Pak Jokowi adalah petugas partai dan patut dikasihani kalau tidak ada PDIP tidak bisa jadi Presiden.

Statement itu sudah gamblang menunjukkan siapa Ibu sebenarnya.

Letakkan hatimu didepan lidahmu kata nabi Muhammad.

Artinya orang2 yg hanya menjulurkan lidahnya tanpa perenungan, maka dapat dipastikan orang itu rendah mutunya, karena jauh dari ketawadu’an.

Dan lehernya akan dililit oleh lidahnya kelak. Lilitan itu sudah mulai terlihat sekarang.

Kami tidak akan menyoroti pribadi Ibu lebih lanjut karena itu is Yourself. Sayangnya kelemahan kepribadian itu memayungi PDIP yg Ibu pimpin, partai ini eksis di masyarakat walau manfaatnya masih tersekat.

Hanya tingkat hubungan emosional masyarakat yg kurang rasional kepada Bung Karno, mereka tidak bisa memisahkan antara Bung Karno dan keturunan Bung Karno, ini jelas beda karena masalah kualitas dan integritas.

Ukurannya dan faktanya Ibu dua kali nyapres kalah melulu. Harusnya itu sudah menjadi dasar siapa sejatinya Ibu… Dimata rakyat Indonesia, bukan Dimata anggota PDIP.

Dasar itu juga yg dipakai Bpk. Pande Nababan politikus gaek PDIP mengomentari ramainya rencana Puan utk nyapres. Pak Panda mengatakan: Emaknya saja dua kali kalah nyapres apalagi anaknya?

Esensi dari statement itu adalah, bahwa kualitas yang dibutuhkan, bukan faktor keturunan.

Mengutip quote Jhon F Kennedy, ” Saya tidak peduli siapa kakek saya, yg penting cucunya jadi apa “. Jelas ya artinya?

Saya mengkritisi ini karena saya rakyat biasa yg tidak ada hubungan emosional kepada PDIP, Saya bukan Bambang Pacul( BP) atau Arteria Dahlan, yg cari makannya menjilat kepada PDIP agar terus eksis di DPR.

Kalau Pak Jokowi menjadi pilihan kami itu karena pribadinya, bukan karena PDIP nya. Pak Jokowi telah membawa berkah utk PDIP, bukan sebaliknya. Ibarat rumah besar, kami hanya mengenal Pak Jokowi, kami tidak peduli siapa pemilik rumah.

Apa kata Pak MMD bahwa korupsi saat ini melebihi zaman Orba. Kalau dulu korupsi terpusat pada kroni Pak Harto yg notabene banyak di Golkar, tapi sekarang menyebar kesemua partai dan massif.

Pak Jokowi konsen memberantas korupsi dgn salah satu caranya merampas aset koruptor. Dan hal itu hrs dipayungi dgn UU, hampir 10 tahun UU itu sudah disiapkan, ternyata dgn mulut murahan BP hal itu terkuak, bahwa tidak di selesaikannya UU karena belum ada restu dari Ketum. Dan itu jelas Megawati Soekarno Putri. Sebagai ketum PDIP, karena yg mbacot BP. Terus kami harus katakan WOW begitu atas prilaku ini?

Kami ini rakyat di bawah, sesak nafas tau, dari mulai ngurus KTP, SKCK, izin usaha, SIM, semua di pungli. Belum lagi kelas kakap seperti si penyamun Alun dkk dan 349 triliun dari gang dirjen pajak. Itupun yg terkuak, yg lainnya masih buanyakkkkk.

Ibu sebagai Ketum partai pemenang pemilu harus nya memotori program Pak Jokowi dalam pemberantasan korupsi bukan malah menghalangi. UU perampasan aset koruptor itu langkah masuk yg kemudian disusul dgn UU pembuktian terbalik. Semua itu harus diniati dgn baik, bukan malah di cabik.

Tidak panjang lebar kami sampaikan, Ibu jawab saja statement BP yg dengan jelas UU perampasan aset koruptor menunggu titah Ketum. Kalau Ibu diam, maka dapat kami katakan maaf, Ibu lebih rendah dari koruptor. Bobot itu sudah pantas disebut musuh negara yg sangat berbahaya.

Jadi jangan pura2.
🙏🙏🙏

Sby, 7 April 2023.
Iyyas Subiakto.

(Web Warouw)

Artikel Terkait

1 KOMENTAR

  1. Bagaimana nasib rakyat kecil usia 60 thn keatas,bisakah sedikit perhatiin nasib kami
    Berkarya juga tidak mungkin terkena comorbit….ya alhamdullilah bila diberi ksempatan ini terima kasih

Komentar ditutup.

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru