Berbagai macam survei elektabilitas capres Jokowi dan Prabowo terus menggelorakan semangat masing masing pendukung. Pencoblosan di TPS masih 23 hari lagi 17 April 2019. Namun seorang pengamat Pilpres, Reinhard Samah Kansil sudah mengajak merayakan kemenangan Presiden Jokowi saat ini juga! Bergelora.com memuat ulasannya. (Redaksi)
Oleh: Reinhard Samah Kansil
SEDANG ramai diperbincangkan soal survei elektabilitas Capres. Elektabilitas sendiri adalah tingkat keterpilihan seseorang. Bisa juga tingkat ketertarikan publik dalam memilih sesuatu. Sementara survei adalah metode untuk mengumpulkan informasi dari kelompok yang mewakili sebuah populasi pada waktu tertentu. Berarti, survey elektabilitas Capres adalah mengumpulkan informasi tingkat keterpilihan seorang Capres pada kelompok yang mewakili sebuah populasi pada waktu tertentu.
Seluruh lembaga survei yang kredibel, merilis hasil survei mutakhirnya dengan kemenangan Jokowi di atas 20%. Alias dua digit. Hanya Litbang Kompas yang berbeda. Selisih kemenangan Jokowi hanya 11,8%, katanya. Itupun masih dua digit. Bahkan, sebuah lembaga survey milik Eep Syaefuloh yang diindikasikan berpihak ke Oom Wowok, Polmark, menempatkan Jokowi unggul dua digit juga 15%.
Cuma ada satu survey yang dimenangkan Om Wowo. Survei rahasia dengan metode rahasia dilakukan pada waktu rahasia. Namanya survey internal. Itupun hanya berselisih 2% saja.
Karena survey ini dilakukan pada waktu tertentu, yaitu sebelum 17 April, maka pertanyaannya bagaimana hasil pemungutan suara pada 17 April 2019?
Oom Wowo keok (lagi)!
Kok bisa? Bisa saja! Begini hitungannya. Saya mengambil hasil survey yang paling kecil selisih kemenangan Jokowi sebagai contoh. Survei Litbang Kompas yang Jokowi hanya menang 11,8%. Pada Oktober 2018 Jokowi memperoleh 52,6%. Maret 2019 turun jadi 49,2%. Artinya Elektabilitas Jokowi turun 3,4% atau selama enam bulan turun rata-rata 0,53% tiap bulannya.
Pada survey yang sama, Oom Wowok pada Oktober 2018 memperoleh 32,7% dan bulan Maret 2019 naik menjadi 37,4%. Artinya, Oom Wowok naik 4,7%. Yang kalau dirata-ratakan perbulannya elektabilitas Om Wowok naik 0,78%.
Bagaimana hasil Pemilu 17 April, yang tinggal 23 hari lagi? Bisakah Oom Wowok mengejar ketertinggalan 11,8% sesuai hasil survey Litbang Kompas?
Mustahil! Karena apabila digabung penurunan elektabilitas Jokowi yang 0,53% rata-rata perbulan dengan kenaikan Oom Wowok yang 0,78, cuma didapat angka 1,31%. Jauh dari 11,8%.
Apakah Om Wowo tahu soal ini? Tahu! Beliau cukup puas Gerindra menjadi nomor dua setelah PDIP karena coat tail effect (Efek ekor jas). Cuma itu targetnya. Sementara Uno juga tahu bahwa ia akan keok. Indikasinya, Wagub DKI tidak jadi dari PKS karena tempat itu disediakan untuk diduduki kembali oleh Uno. Toh bagi Uno Pilpres 2019 adalah investasi. Hasil akan dipetik nanti 2024.
Apabila Cateris Paribus, semua dianggap tetap sama dan tidak ada gempa bumi politik, kemenangan Pilpres 2019 sudah dapat kita rayakan.