Talenta manusia Indonesia tidak bisa dibangun dengan baik jika fondasinya penuh dengan manipulasi sejarah. Gatotkaca gagal mengeluarkan kesaktian Aji Narantaka hingga ia memperbaiki, mengakui kesalahannya, mencari Dewi Sumpani, baru Aji Narantaka muncul penuh dan membantu Gatotkaca. Maria Pakpahan, Ketua Seknas Jokowi untuk United Kingdom dan Ketua Dewan Tanfidz DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) (2005-2010), tinggal di Edinburgh, Skotlandia menegaskannya kepada Presiden Jokowi, Megawati Soekarnoputri dan pembaca Bergelora.com. (Redaksi)
Oleh : Maria Pakpahan
Nasi Goreng Vs Brexit
KATA rilex yang diucapkan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI)- Perjuangan, Megawati Soekarnoputri saat pers conference bersama Prabowo Soebianto menjadi kata kunci. Mbak Mega juga kemudian mengingatkan agar ketidak hadirannya dalam pertemuan ketua-ketua umum partai-partai koalisi tidak digoreng. Saya tersenyum mendengarnya.
Goreng-menggoreng memang kerap terjadi. Hal makan siang dengan menu nasi goreng dimaknai banyak cara. Spekulasi dijagad politik Indonesia jadi aktif. Sementara saya dari UK pada saat yang sama ketar-ketir melihat eskalasi politik naiknya Boris Johnson jadi Perdana Menteri UK dan diterima Ratu Elizabeth II.
Boris Johnson menjanjikan dalam pidatonya akan mencapai target,– UK keluar dari Uni Eropa saat deadline 31 Oktober 2019 ini. Bahkan bisa jadi dengan no deal. Ini ibaratnya cerai setelah sejak 1973 UK bergabung di EEC (European Economic Area) dan tahun 1992 Uni Eropa secara resmi terbentuk.
Tahun 1993 November UK menjadi anggota EU. Perpisahan ini ibarat proses perceraian sudah 3 tahun ini, namun belum juga ada kata temu. Dahsyat rumitnya Brexit ini. Boris Johnson sosok Brexiter menggantikan Teresa May sebagai Perdana Menteri. Setelah sebelumnya Boris sempat mundur dari posisi Menteri Luar Negri UK dari kabinet Teresa May. Terpilihnya Boris jadi PM memang berita, bukan goreng-menggoreng.
Artinya apa? Artinya pertemuan Megawati dengan Prabowo perlu diletakkan pada konteksnya. Tidak perlu dilambungkan kesana-kemari. Saya melihatnya bagian dari peneguhan dan upaya follow up pertemuan Jokowi-Prabowo di MRT. Masak ketemuan di outdoor terus!

Saya melihat Megawati mengingatkan Prabowo agar berkomunikasi langsung dengan Jokowi jika ada yang perlu disampaikan. Mega juga mengulurkan tangannya jika ada yang ingin disampaikan. Langkah jitu membuka akses komunikasi kepada Prabowo. Sekaligus memberikan signal ke koalisi agar tidak terlalu riuh soal kursi kabinet.
Pendek kata, pertemuan Megawati dan Prabowo ya silahturahmi sambil makan siang. Media saja yang heboh. Mungkin karena pertemuan di MRT sebelumnya tidak terantisipasi media. Jadi sekarang acara makan siang nasi gorengpun jadi berita luar biasa. Apalagi di hari yang sama Anis Baswedan makan siang juga dengan Surya Paloh. Resep pas untuk goreng-menggoreng di politik.
*Aji Narantaka dan Gatotkaca*
Justru hal yang menarik adalah acara wayangan Sabtu, 20 Juli 2019 lalu, yang diadakan PDIP di Tugu Proklamasi dengan lakon Aji Narantaka. Wayangan ini bagian dari syukuran kemenangan Jokowi-Maaruf dan upaya mewujudkan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Lakon Aji Narantaka inipun bukan asal comot. Sosok Gatotkaca yang mendapatkan ajian ini dari Resi Seta dan harus bertapa 40 hari 40 malam dan tidak boleh melukai perempuan. Agar Aji Narantaka bisa benar meresap dalam Gatot Kaca sehingga mampu mengalahkan Durcala. Pendek cerita ada sosok Dewi Sumpani yang muncul saat diujung tapa Gatotkaca dan Gatotkaca melanggar tapanya.
Hal ini penting melihat konteks dimana Jokowi pernah menyatakan dirinya tidak punya beban dan membaktikan dirinya di periode ke 2 ini. Ihtiar yang mulia dan patut didukung dan ditagih.
Belum lagi ucapan Sekjen PDIP Hasto Kristianto bahwa acara syukuran lewat wayangan ini sekaligus menggelorakan semangat Satyam Eva Jawate,–Kebenaran Akan Berjaya. Perkataan yang pernah diucapkan Raden Wijaya, pendiri Majapahit di abad 13. Walaupun asal Satyameva Jayate bahasa sansekerta ini diambil dari kitab Upanishad Mundaka mantra 3.1.6 dan kemudian di gunakan India sebagai motto nasional dan tertulis disemua dokumen negara India dan mata uangnya.
Aji Narantaka dan Gatot Kaca ksatria Pringgodani juga bukan kebetulan. Gatotkaca karakter wayang kesukaan Bung Karno. Patung Dirgantara di Pancoran karya Edhi Sunarso, yang letaknya di depan MABES TNI AU (sebelum dipindahkan ke Cilangkap) sering disebut patung Gatotkaca terbang. Patung yang sebetulnya belum selesai karena kehabisan dana. Bung Karno menjual mobilnya untuk mensupport patung Dirgantara ini dan rupanya tidak cukup. Edhi Soenarso hanya membuat sosok manusia siap terbang, berani terbang seperti Gatotkaca. Sosok pesawat tidak pernah dibuat. Hingga kini.
*Kerja Sejarah dan Upaya Kebenaran*
Gabungan Gatotkaca dengan Aji Narantakanya dan semboyan Satyameva Jayate,– Hanya Kebenaran Yang akan Jaya,– saling tali temali dan lebih penting daripada makan siang.
Mengapa? Ya karena Jokowi sendiri yang sudah menyediakan dirinya untuk bekerja untuk rakyat. Kerja adalah ibadah. Kerja tentunya bukan melulu soal membangun waduk, jembatan, jalan atau kartu pintar, dsbnya itu. Jelas penting karena menyangkut kehidupan jutaan rakyat Indonesia. Saya tidak menafikan kerja dibidang ini. Saya sekedar ingin mengingatkan Jokowi ada kerja yang tidak kalah penting bahkan sangat penting yakni membuat kebenaran berjaya.
Ada tugas sejarah yang menumpuk dari bangsa Indonesia. Misalnya kebenaran soal peristiwa 1965 dan kebenaran para korban yang selama 54 tahun ini belum juga dibongkar. Belum ada rehabilitasi nama Soekarno, belum ada permintaan maaf negara. Apalagi keadilan. Selama kebenaran belum berjaya, keadilan tidak bisa muncul. Penderitaan para korban dan keluarganya adalah kerja yang tidak lagi bisa diabaikan. Ini jelas kerja penting dan sebaiknya Jokowi tidak menghindarinya.
Peristiwa 1998 dan kerusuhan di Jakarta pun belum ada pengungkapan kebenaran apa yang terjadi tahun 1998? Juga kejadian May 21-22 tahun ini, dimana korban nyawapun berjatuhan, kerusakan, pembakaran juga perlu diungkap agar tidak menambah runtutan impunitas di Republik tercinta ini.
Kerja adalah merawat jiwa Republik Indonesia, bukan sekedar membangun disana-sini. Human resources, manusia Indonesia adalah modal utama di abad 21 ini, di jaman revolusi 4.0 ini. Talenta manusia Indonesia tidak bisa dibangun dengan baik jika fondasinya penuh dengan manipulasi sejarah. Gatotkaca gagal mengeluarkan kesaktian Aji Narantaka hingga ia memperbaiki, mengakui kesalahannya, mencari Dewi Sumpani, baru Aji Narantaka muncul penuh dan membantu Gatotkaca.
Terus terang lakon wayang Aji Narantaka inipun pernah dimainkan untuk Barack Obama tahun 2017 oleh Ki Sardjono seorang dalang tunanetra.
Jika partai politik terbesar di Indonesia merayakan kemenangan Jokowi-Maaruf dengan kisah Aji Narantaka maka sepatutnyalah partai tersebut memulai kerja besar, membantu kebenaran agar berjaya. PDIP punya tugas kerja sejarah.
Jokowi dan PDIP sepatutnya memulai kerja sejarah, amanat dan tuntutan agar hanya kebenaran yang jaya. Satyameva Jayate!