JAKARTA- Karena kuatir mengganggu kepentingan bisnis vaksin impor di Indonesia, meskipun ditunggu banyak masyarakat Indonesia, namun dengan berbagai alasan, BPOM tak kunjung memberikan izin untuk digunakan.
Justru kini, vaksin yang serupa dengan Vaksin Nusantara juga muncul di China, dengan nama Vaksin Sensen. Namun di negara berjuluk tirai bambu itu, Vaksin Sensen lebih unggul dalam pengembangannya. Sementara Vaksin Nusantara masih terhambat permasalahan nonteknis.
“Ya di kita ini sempat ramai sehingga pengembangannya sedikit terhambat. Sehingga China lebih unggul dari waktu uji klinis,” kata Ahli virologi Prof Chairul Anwar Nidom, dalam tayangan video YouTube kanal nashproject berjudul ‘VAKSIN NUSANTARA VS VAKSIN MERAH PUTIH, LEBIH UNGGUL MANA?’, dikutip Kamis, 2 September 2021.
Dijelaskannya, di dunia ini hanya ada dua negara yang mengembangkan dendritik sel untuk mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19). “Di dunia ini hanya ada negara yang mengembangkan dendritic sel, yakni China dan Indonesia,” ujar Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga ini.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, menurut Nidom, penelitian Vaksin Nusantara di Indonesia dan Vaksin Sensen di China berlangsung bersamaan. Meski saat ini Vaksin Sensen dianggap lebih unggul dalam pengembangannya, namun dirinya berharap pengembangan Vaksin Nusantara bisa menyalip kembali produk asal China. Sehingga, vaksin karya anak bangsa ini bisa segera dirilis hingga disebarkan kepada masyarakat.
Dari sisi bisnis, sambung Nidom, Vaksin Nusantara bakal lebih menjanjikan dari vaksin konvesional karena pesaingannya sangat terbatas, yakni hanya China. Sedangkan vaksin konvensional kini sudah tersedia dalam berbagai produk, sehingga persaingannya bisa lebih ketat.
Ia pun menyinggung soal Vaksin Merah Putih. Menurutnya, vaksin dalam negeri ini pun tak jauh dari vaksin lainnya, khususnya AstraZeneca. (Web Warouw)