JAKARTA – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng) berhenti beroperasi setelah kasus keracunan massal yang terjadi, Kamis (9/10/2025) kemarin. Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar mencatat, ada 105 siswa yang mengalami gejala keracunan. Sebanyak 10 siswa di antaranya harus menjalani rawat inap di RSUD Karanganyar.
Kasus tersebut diketahui adalah kasus keracunan massal kedua akibat menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di Karanganyar.
Kasus keracunan massal pertama akibat MBG terjadi pada Jumat (3/10/2025) dengan total korban, sedikitnya 168 siswa. Imbasnya, SPPG Popongan 2 yang menyediakan menu MBG diberhentikan sementara.
“2 SPPG berhenti. Semunya diperbaiki dulu. Nanti akan kami rekomendasikan ke Badan Gizi Nasional (BGN),” ujarnya, Senin (13/10/2025).
Adhe menegaskan, agar setiap SPPG memperbaiki Standard Operating Procedure (SOP) guna mencapai target zero accident. Selain itu, Satgas juga telah menggelar rapat koordinasi dengan stakeholder terkait.
“Rapat koordinasi tidak hanya pasca kasus kemarin. Tetapi kami ingin terus melakukan perbaikan. Dan ingin memastikan semuanya baik,” bebernya.
“Untuk koordinasi kami sinkornkan dengan Dinas Pendidikan, Kesehatan, SPPI, atas nama Pemerintah dan penerima manfaat,” lanjut Wakil Bupati Karanganyar itu.
Dihentikan Sementara
Tercatat, saat ini sudah ada 33 SPPG yang beroperasi di Karanganyar. Satu-satunya SPPG yang sudah memiliki SLHS adalah SPPG Khusus Plesungan Gondangrejo.
“Ada penakanan dri Menteri Kesehatan kemarin. SLHS nya bagaimana, bagaimana sanitasinya, bagaimana SOP, karena sekali lagi banyak SPPG yang Karanganyar ini dari awal sampai sekarang Alhamdulillah zero insiden. Kalau ada satu dua insiden ini berarti kan ada something wong di dapur tersebut, mitra ini akan kita singkronkan kepada dapur – dapur, bahwa piye SOP ku benerin, di dlu kan tidak ada persoalan apapun. Bagaimana lebih baik lagi intinya itu saja,” tutupnya.

1 Tahun Prabowo-Gibran
Kepada Bergelora.com di Jakarta.dilaporkan, orangtua murid meminta adanya standardisasi memasak yang dapat melengkapi pemenuhan gizi pada menu makan bergizi gratis (MBG).
Hal ini diungkapkan orangtua murid yang menerima MBG menjelang satu tahun kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober 2025.
“Jadi pas memasak tuh bukan cuma soal gizinya cukup, tapi gimana makanannya dimasak sesuai standar anak,” ujar orangtua siswa yang menerima MBG, Rini (53), Senin (13/10/2025).
Selain itu, Rini meminta bahan-bahan dan keperluan memasak menu MBG juga harus dikaji. Sayuran yang sudah basi tidak boleh dimasak menjadi menu MBG.
“Bahan sayuran kayak tauge atau menu yang mudah basi disingkirkan. Inovasi menunya lewat konsultasi dengan chef contohnya,” jelas Rini.
Sementara itu, warga Cisalak, Depok, bernama Syafina (26) menilai panduan operasional memasak diperlukan untuk seluruh porsi MBG.
“Mungkin MBG sudah meliputi protein, karbohidrat, tapi kita enggak tahu masaknya kayak gimana, prosesnya kan melalui otak (mindset) yang berbeda-beda,” ucap Syafina.
Menurut Syafina, cara memasak setiap dapur seharusnya menjadi hal melekat ketika merumuskan menu MBG.
Jika bergizi, tidak mengartikan bahwa menu akan terlihat tidak menggugah selera.
Kasus keracunan MBG yang kini menjadi isu sensitif seharusnya lekas dibersamai penanganan darurat dari pemerintah, bukan sekadar pemeriksaan belaka.
“Mungkin niatnya (program MBG) baik, tapi kalau sudah ditemukan suatu kesalahan kan bisa dievaluasi dan buat solusinya,” tutur Syafina.
“Enggak ada suatu hal yang bisa diwajari jika ada kasus keracunan,” sambungnya.
Salah satu murid bernama Danan (16) menyebut dirinya sudah tidak mengonsumsi MBG sekitar tiga minggu.
Ia memutuskan untuk membeli makan di kantin sekolah atau menahan lapar hingga jam pulang sekolah.
“Males saja makan MBG, kalau enggak jajan, ya makan di rumah saja pas pulang,” ungkapnya.
Hal ini dilakukannya tanpa keluhan sebab beberapa menu yang ada di MBG tidak sesuai seleranya.

Susu Jadi Komponen Utama MBG
Terpisah, anggota Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional Epi Taufik menyampaikan bahwa susu menjadi salah satu komponen utama dalam paket makan bergizi gratis (MBG).
Epi mengatakan, hal ini menandai realisasi konkret dari salah satu janji kampanye unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Langkah ini menandai realisasi konkret dari salah satu janji kampanye unggulan Prabowo-Gibran, yakni menyediakan makan siang dan susu gratis bagi pelajar serta santri,” tutur Epi dalam keterangan pers, Senin (13/10/2025).
Epi mengeklaim, pemilihan susu sebagai bagian integral dari MBG. Menurut dia, susu adalah “paket nutrisi unik” yang menyediakan kombinasi gizi penting bagi anak-anak pada masa pertumbuhan.
“Ini bukan hanya soal minuman, tapi tentang membangun fondasi gizi anak Indonesia. Susu memberikan 13 zat gizi esensial, termasuk kalsium, protein, dan vitamin D yang tidak bisa tergantikan oleh satu jenis makanan lain,” jelasnya.
Selain manfaat gizi yang ditambah dengan susu, Epi menilai MBG juga berperan besar dalam memperkuat rantai ekonomi lokal. Ia menyebutkan, program ini menjadi pasar tetap bagi peternak rakyat di berbagai daerah karena terdapat kewajiban kandungan minimal 20 persen susu segar pada setiap produk susu MBG.
“Program ini menyehatkan anak-anak sekaligus menyejahterakan peternak. Jadi, manfaatnya ganda, ada gizi naik, ekonomi rakyat bergerak, peternak semakin sejahtera,” tutur Epi.
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN Khairul Hidayati menambahkan, MBG merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah.
“Janji kampanye Prabowo-Gibran kini sudah diwujudkan melalui MBG. Setiap kotak susu yang diminum anak sekolah adalah simbol dari kerja nyata pemerintah untuk membangun masa depan bangsa,” ujar Hida.
Oleh karena itu, BGN ingin program MBG ini bukan hanya sekadar untuk menurunkan angka kekurangan gizi, tetapi juga menjadi warisan jangka panjang.
“Kita ingin MBG menjadi warisan jangka panjang. Tidak hanya menurunkan angka kekurangan gizi, tetapi juga menciptakan generasi yang sehat, kuat, dan cerdas, fondasi utama Indonesia Emas 2045,” kata dia. (Web Warouw)