Senin, 28 Juli 2025

SEKTOR APA AJA NIH..? Indonesia Lanjutkan Aksi Dedolarisasi, Transaksi Mata Uang Lokal Tembus Rp191 Triliun

JAKARTA – Upaya Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melalui skema Transaksi Mata Uang Lokal (Local Currency Transaction/LCT) menunjukkan hasil signifikan dengan nilai transaksi mencapai USD11,7 miliar atau setara Rp191 triliun hingga pertengahan 2025.

Capaian tersebut menegaskan penguatan aksi dedolarisasi di tengah dinamika global. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Filianingsih Hendarta transaksi LCT meningkat tajam dibandingkan pada semester I-2024 hanya sebesar USD4,702 miliar dengan rata-rata jumlah nasabah LCT juga tumbuh signifikan, meningkat sekitar 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Untuk itu, Satuan Tugas Nasional LCT akan terus mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional,” kata Filianingsih dalam keterangan resmi, Sabtu (26/7).

Sementara, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan juga menyoroti peran penting LCT dalam menjaga stabilitas ekonomi, terutama di tengah dinamika global dan domestik.

“Pemerintah telah mengupayakan berbagai kebijakan baik untuk memitigasi dampak kebijakan tarif AS dan geopolitik global, melalui proses negosiasi tarif dengan AS dan juga menyepakati I-EU CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement), serta terus melakukan mitigasi risiko domestik melalui berbagai stimulus untuk menjaga daya beli dan mendorong konsumsi serta investasi,” jelas Ferry.

Mengingat risiko global masih berpotensi mengganggu stabilitas nilai tukar, Ferry mengajak Kementerian dan Lembaga terkait untuk berkomitmen sesuai perannya dalam mendorong perluasan penggunaan LCT. Prioritas diberikan pada sektor-sektor ekonomi potensial seperti Pertambangan, Mineral, dan Migas, serta sektor Pertanian dan Agroindustri.

Perkembangan positif LCT ini sejalan dengan komitmen dan konsistensi Satuan Tugas Nasional (Satgasnas) LCT dalam memperkuat sinergi antarotoritas dan mitra strategis, penyesuaian kebijakan insentif, serta sosialisasi yang targeted, terintegrasi, dan terencana, termasuk kepada pelaku usaha ekspor-impor.

Deputi Gubernur BI, Filianingsih menegaskan capaian tersebut didukung oleh upaya menjangkau pemanfaatan LCT lebih luas di berbagai sektor dan wilayah, termasuk perluasan partisipan Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD).

“Perluasan kerja sama LCT terus dilakukan dengan penambahan negara mitra baru, yaitu Korea Selatan pada September 2024 dan Uni Emirat Arab pada Januari 2025,” ujar Filianingsih.

Kerja sama dengan negara mitra eksisting seperti Malaysia dan Thailand juga terus diperkuat melalui perluasan cakupan transaksi untuk mendukung investasi portofolio, yang mulai diimplementasikan Maret 2025, serta penandatanganan MoU penguatan LCT dengan China.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, perluasan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara diharapkan dapat semakin berkontribusi nyata terhadap penguatan stabilitas makroekonomi nasional, sekaligus memitigasi risiko volatilitas nilai tukar yang bersumber dari dinamika global. Ke depan, Kementerian/Lembaga anggota Satgas Nasional LCT akan semakin memperkuat koordinasi dan sinergi kebijakan, serta menyelaraskan program kerja lintas sektor. Hal ini termasuk melalui asesmen, survei berkala, dan pertukaran data, untuk mengoptimalkan implementasi LCT serta memastikan dampak positifnya bagi masyarakat. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru