Diawal tahun 1990 sebuah kolektif pengorganisiran buruh terbentuk merintis gerakan buruh di Semarang. Bambang adalah salah satu organizernya yang ulet dan radikal saat itu,– merintis gerakan buruh sampai saat hembusan nafas terakhirnya. Ia juga bagian dari pelopor pendiri Partai Rakyat Demokratik (PRD) dari kalangan buruh. Petrus Hariyanto, mantan Ketua Solidaritas Mahasiswa Semarang (SMS) dan mantan Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Demokratik (PRD) mengenangnya di Bergelora.com. (Redaksi)
Oleh: Petrus Hariyanto
HARI ini mendapat kabar salah satu organizer buruh Semarang meninggal dunia. Dia salah satu pendiri PPBI (Pusat Perjuangan Buruh Indonesia) tahun 1994.
Kami memanggilnya Bambang. Entah nama lengkapnya siapa. Kadang-kadang dipanggil Bambang Gendut, karena tubuhmu paling subur diantara kawan organizer lainnya.
Kamu adalah generasi pertama aktivis buruh (serikat buruh radikal) di Semarang. Kamu lahir dari kalangan buruh.
Orang yang berjasa merekrut dan mementori kamu adalah Sugeng Bahagijo. Sugeng diutus kawan-kawan Yogya untuk meradikalisir buruh di Semarang. Basis pengorganisiran pertama ada di kawasan Mangkang.
Selain kamu dalam kolektif pertama organizer buruh Semarang ada Irmadi, Boy, Supri, Oscar.
Seiring dengan itu Sugeng juga berhasil menemukan kami yang dari mahasiswa (1992). Dia mentor kami juga. Akhirnya dua sektor ini dipertemukan, menjadi cikal bakal lahirnya SMID dan PRD di Semarang.
Kedua sektor, buruh dan mahasiswa inilah menjadi inti kekuatan gerakan radikal di Semarang. Bahkan, koalisi aksi antara buruh dan mahasiswa juga terjadi pertamakali di Semarang, saat SMDID Cabang Semarang dideklrasikan, September 1994.
Kamu dikenal organizer yang militan. Tak pernah mengeluh, dan fisikmu begitu prima. Tak pernah neko-neko, yang penting bekerja dengan tekun. Tak pernah kulihat kamu marah, juatru yang kuingat kamu selalu tersenyum.
Sayang, kita berpisah tempat. Aku ditugaskan di Jakarta. Kerja bareng yang masih kuingat adalah “Aksi 1 Mei” 1995. Kamu mengorganizer persiapan aksi itu.
Tercatat sebagai perayaan “Hari Buruh” pertama di era orde baru, yang dirayakan dengan aksi turun ke jalan. Tak ayal aksi itu dibubarkan dengan cara ditabrak motor trail yang dikendarai polisi.
Sewaktu aku bebas penjara (1999), aku mengunjungi basis basis )pengorganisiran di Ungaran. Sudah bukan PPBI lagi yang telah di”kubur” Orde Baru, setelah pecah kerusuhan 27 Juli 1996.
Saat itu sudah berganti menjadi FNPBI. Kamu tetap setia menjaga basis pengorganisiran. Istilah kawan-kawan saat itu setia di bawah. Sementara organizer lainnya sudah migrasi ke Jakarta, menjadi pengurus legal (istilah saat itu).
Seorang kawan tadi pagi menceritakan bahwa kamu adalah organizer yang teruji. Katanya, pernah markas kalian di Mangkang diserbu preman, kau tetap tenangn kau tetap tersenyum, seakan memberi kekuatan pada kawan-kawan lainnya.
Aku dengar, kamu bertahan sebagai organiszer buruh cukup lama, sementara kolegamu sudah pergi karena lelah di garis perjuangan.
Kalau kamu ketemu Iwan Yahya dan IIn, salam untuknya yang sudah terlebih dahulu mendahului kamu pergi ke dunia fana. Mereka berdua adalah sobat karibmu, sesama organizer buruh yang tangguh di Semarang.
Selamat jalan Bambang Gendut. Purna sudah tugasmu di dunia. Semoga amal ibadahmu diterima di sisiNya.
Oleh Petrus Hariyanto : Mantan Ketua Solidaritas Mahasiswa Semarang (SMS)