Senin, 6 Oktober 2025

SEPERTI DI JEPANG DAN CHINA DONG..! DPR Juga Usulkan Kantin Sekolah Diusulkan Jadi Dapur MBG

JAKARTA – Di tengah sorotan terhadap satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG), kantin sekolah diusulkan dilibatkan dalam program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu. Usulan tersebut salah satunya datang dari Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah, yang ingin agar kantin sekolah terlibat dalam MBG.

Sistem pelibatan kantin sekolah dalam program makan untuk siswa, kata Said, telah diterapkan di Jepang dan China.

Berbeda dengan SPPG, kantin sekolah cukup fokus mendistribusikan MBG untuk para siswa di satu sekolah saja. Hal tersebut akan membuat kualitas makanan akan lebih terjaga.

Masalah Tata Kelola di Balik Kasus Keracunan MBG  

Dengan terjaganya kualitas menu MBG, hal tersebut dapat mencegah terjadinya kasus keracunan terhadap para siswa.

“Cakupannya (dapur) hanya di sekolah itu saja, itu akan lebih luar biasa,” ujar Said dikutip Bergelora.com.di Jakarta, Senin (6/10).

Menurutnya, itu lebih baik ketimbang distribusi MBG dari satu SPPG yang harus membuat 3.000 porsi setiap harinya. Hal tersebut tentu akan menjadi beban tersendiri bagi SPPG, yang membuat kualitas menu MBG tidak segar.

“Bebannya terlalu berat kalau 3.000, disesuaikan saja 1.000. Atau, pemerintah dalam hal ini mengambil posisi yang ekstrem, langsung dapur MBG di sekolah-sekolah,” ujar Said.

Jika hal itu terwujud, tinggal peran pemerintah untuk menetapkan standar operasional dan kelaikan MBG kepada kantin-kantin tersebut.

Anggaran BGN selaku penyelenggara MBG tetap cukup jika program unggulan Prabowo itu dijalankan dengan skema tersebut.

“Insyaallah cukup, sangat cukup,” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu.

Usulan pelibatan kantin sekolah juga disampaikan Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian. Kantin sekolah dapat dilibatkan, tanpa menghilangkan peran SPPG.

“Justru saya merasa sepertinya harus seperti itu (gunakan kantin sebagai dapur untuk salurkan MBG),” kata Hetifah di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Senin (29/9/2025).

Menurut Hetifah, hal itu bisa dilakukan untuk sekolah-sekolah yang memang jaraknya jauh dari SPPG atau dapur MBG sehingga tidak rumit dalam mendistribusikan makanan. Namun dalam pelaksanaannya sekolah juga harus memenuhi beberapa syarat sebelum akhirnya melaksanakan penyaluran MBG lewat kantin sekolah.

“Jadi itu ada beberapa sekolah yang punya praktik baik. Nah kita lihat gitu kok bisa dia bagus nah jadi persyaratannya,” ujar Hetifah. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru