JAKARTA- Narkoba kian merajalela kedalam segala lini profesi, tak terkecuali pada sektor penerbangan. Untuk itu, pencegahan adalah tindakan yang terbaik. Berkaitan hak tersebut, sebanyak 1.000 orang dilantik sebagai duta antinarkoba. Mereka terdiri dari kru pesawat berbagai maskapai penerbangan. Duta antinarkoba itu dilantik langsung Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kepala BNN Komjen Budi Waseso di Garbage Plant kawasan bandar udara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (15/8).
“Mereka dipilih karena tanggung jawab kru dan pramugari. Nyawa kita tergantung pada Tuhan, pilot dan pramugari. Dengan pilot dan kru pesawat jadi duta narkoba, meraka jadi contoh untuk mengembangkan kampanye antinarkoba,” ujar Tito.
Kepada Bergelora.com dilaporkan sementara itu, salah seorang duta anti narkoba dari Pilot, Fera, mengatakan perasaannya yang senang dan bertanggung jawab atas tugas yang dia emban.
“Merupakan Tanggung jawab yang berat, Harus memotivasi semua insan penerbangan agar terbebas dari bahaya Narkoba dan menjadi Role Model Pilot Bebas Narkoba,” katanya.
Fera menambahkan, dirinya mendukung program Ikatan Pilot Indonesia (IPI) yang terus mengkampanyekan bahaya narkoba bagi Pilot dan Insan Penerbangan dengan sosialisasi bahaya Narkoba bersama Badan Narkotika Nasional (BNN).

“Mendorong Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan untuk menjalankan Prosedur Drug dan Allohol Random Test, sesuai SARPs doc ICAO Annex 1,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan banyak hal yang patut diperhatikan seksama dalam berperilaku guna mengantisipasi atau mencegah diri dari bahaya narkotika.
“Jauhkan diri dan hindari interaksi dengan pengguna NARKOBA dimanapun berada. Menghindari tempat-tempat rawan peredaran narkoba ( diskotik / club / karaoke ), waspada terhadap personal barang ( Nav bag / Travel bag ) jika di hotel maupun di airport, biasakan tidak meninggal barang sembarangan tanpa pengawasan. Tidak menerima barang titipan tanpa mengetahui pengirim, penerima dan isi nya. Segera laporkan bila menjumpai atau menduga ada penyalahgunaan narkoba di lingkungan penerbangan,” pungkasnya. (Enrico N. Abdielli)