Selasa, 1 Juli 2025

SIAP GAK NIH..? Danantara Bakal Merger 16 Asuransi BUMN Jadi 3, Ini Respon AAJI

JAKARTA – Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara berencana merampingkan perusahaan asuransi pelat merah melalui merger.

Saat ini, BUMN asuransi tercatat sebanyak 16 perusahaan, angka ini akan berkurang menjadi hanya 3 perusahaan.

Menanggapi hal ini, Kepala Departemen Legal AAJI, Hasinah Jusuf mengatakan, rencana konsolidasi ini tidak memiliki dampak langsung terhadap pemain swasta di industri asuransi jiwa.

“Kalau saya melihatnya tidak ter-impact dengan asuransi di luar Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Karena memang kan pemainnya beda,” kata Hasinah usai paparan Media Gathering AAJI di Bogor, Rabu (25/6/2025).

Pasalnya, segmentasi pasar perusahaan asuransi BUMN secara umum lebih fokus pada produk kumpulan atau korporasi. Sementara mayoritas pemain asuransi swasta lebih banyak segmen individu.

“Asuransi BUMN itu lebih banyak cover kumpulan. Jadi saya nggak melihat impact-nya terlalu besar ke yang asuransi individu,” tuturnya.

Sebagai informasi, asuransi BUMN antara lain Perum Jamkrindo, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), Asuransi Ekspor Indonesia, Jasa Raharja, Askrindo, Jasindo, dan Taspen. Serta, AXA Mandiri, BNI Life, dan BRI Life yang juga terafiliasi langsung oleh induk perbankan BUMN.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria mengatakan perusahaan pelat merah akan melakukan aksi korporasi besar-besaran dalam 1-2 tahun ke depan.

Hal tersebut dalam rangka peninjauan kembali fundamental bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dony mengungkapkan, akan ada lebih dari 350 aksi korporasi baik akuisisi maupun merger BUMN.

“Konsolidasi bisnis ini kita harapkan akan selesai dalam 1-2 tahun ke depan, akan terjadi lebih dari 350-an merger dan akuisisi yang akan kita lakukan,” ujarnya dalam acara Outlook Ekonomi DPR Selasa (20/5).

Dony menyebut, peninjauan kembali pada bisnis BUMN ditargetkan rampung pada kuartal IV-2025. Peninjauan kembali menjadi tahap pertama yang dilakukan untuk menciptakan matriks BUMN berdasarkan industrinya masing-masing.

“Kita harapkan ini akan selesai sampai dengan Oktober tahun ini. Satu per satu, kemudian output-nya kita melakukan matriks daripada perusahaan kita,” tuturnya.

Dony mengatakan, melalui aksi korporasi yang dilakukan jumlah BUMN akan berkurang signifikan.l dari 888 perusahaan menjadi kurang dari 200 perusahaan.

“Nah ini akan terjadi dari 888 perusahaan, kita harapkan ini akan menjadi kurang dari 200 perusahaan yang skalanya besar dan memiliki kemampuan, daya kompetisi yang kuat,” ucapnya.

Harapannya, upaya tersebut dapat menciptakan peningkatan daya saing perusahaan sehingga dapat sejajar dengan perusahaan global.

“Dia di sisi holding operation akan memiliki perusahaan-perusahaan yang sangat kuat dan mampu berkompetisi dengan baik,” pungkasnya.

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia akan mengkonsolidasikan seluruh induk, anak, dan cucu BUMN dari awalnya 888 perusahaan, dipangkas menjadi kurang dari 200 perusahaan.

Chief Operation Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengatakan Danantara akan melakukan 4 tahapan dalam pengelolaan BUMN. Pertama, mengkaji bisnis secara fundamental (fundamental business review).

Dalam tahapan yang sudah rampung tersebut, Danantara melakukan analisis perkembangan industri, analisis kompetitor, hingga kajian kapabilitas internal yang kemudian dimasukkan ke dalam sebuah matrix.

Dony menyebutkan, banyak perusahaan dengan model bisnis yang sama namun tidak kompetitif lantaran ukurannya terlalu kecil. Misalnya, di sektor logistik terdapat 18 perusahaan BUMN, dan terdapat 16 perusahaan asuransi dengan model bisnis serupa. (Enrico N. Abdielli)

 

 

 

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru