Minggu, 14 September 2025

SIAPA TANGGGUNG JAWAB NIH..? Menteri LH Soroti Minimnya Tutupan Hutan di Bali, Dinilai Perparah Banjir

JAKARTA– Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menilai minimnya tutupan hutan di Bali menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir yang melanda Pulau Dewata pekan ini. Menurut Hanif, kawasan hulu di sekitar Gunung Batur yang seharusnya berfungsi sebagai daerah resapan justru memiliki tutupan hutan sangat kecil.

“Lanskap kita untuk Bali ke atas (utara) sampai Gunung Batur ini tutupan hutannya sangat kecil, kurang dari 4 persen, jadi dari 49 ribu hektare daerah aliran sungainya, yang ada tutupannya kurang dari 1.200 hektare. Ini sangat kecil, ya pohonnya, jadi kita harus mengubah semua detail rencana lanskap kita,” ujar Hanif dikutip Bergelora.com di Jakarta, Minggu (14/9/2025).

Presiden Prabowo Subianto meninjau lokasi terdampak banjir di kawasan Pasar Kumbasari, Denpasar, Bali, Sabtu (13/9/2025). (Ist)

Selain soal tutupan hutan, Hanif juga menyinggung maraknya alih fungsi lahan yang membuat daya serap air semakin berkurang.

Pemerintah pusat, kata dia, siap bekerja sama dengan Pemprov Bali untuk memperkuat tata ruang sekaligus penegakan hukum jika diperlukan.

“Langkah konkretnya kita akan memitigasi, memberikan arah semacam kajian hidup strategis yang harus menjadi rujukan Pemprov Bali dan di bawahnya (kebijakan pendukung) harus kita lakukan, kemudian kami tetap dalami hal yang menyebabkan penguatan kerusakan lingkungan,” tuturnya.

Prabowo menghampiri para warga untuk bersalaman. Prabowo tampak berdialog dengan beberapa warga setempat. Suasana di lokasi terlihat ramai dengan warga yang bersahutan memanggil Prabowo dan ingin bersalaman. (Ist)

Hanif bahkan membuka opsi moratorium pembangunan di Bali, mengingat pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak sejalan dengan kondisi lanskap yang ada.

Sampah dan Drainase

Masalah lain yang turut memperparah banjir, menurut Hanif, adalah persoalan sampah yang masih kerap menyumbat saluran air.

“Timbulan sampah sebagian menyumbat daerah drainase. Itu kita harus berubah total. Semua upaya saat ini menuju itu,” katanya.

Ia menegaskan bahwa kebijakan pengurangan sampah plastik hingga pelarangan air kemasan ukuran kecil perlu terus dipantau agar berjalan efektif.

“Kalau tidak didukung kita semua, tidak akan selesai (soal sampah). Jadi, perlu menggerakkan semua komponen yang ada, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, NGO, media, semua wajib, harus bersama-sama,” ujarnya.

Dampak Banjir

Banjir besar melanda tujuh kabupaten/kota di Bali setelah hujan ekstrem mengguyur sejak Selasa (9/9/2025). Daerah terdampak meliputi Denpasar, Jembrana, Gianyar, Klungkung, Tabanan, Karangasem, dan Badung. Data sementara BPBD Bali per Jumat (12/9) mencatat sedikitnya 17 korban meninggal dunia, sementara lima orang lainnya masih dalam pencarian.

Pemprov Bali telah menetapkan status tanggap darurat hingga 17 September 2025. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru