JAKARTA – Lonjakan penggunaan masker sekali pakai selama pandemi Covid-19 meninggalkan bom waktu kimia yang berpotensi membahayakan manusia, hewan, dan lingkungan, menurut hasil penelitian terbaru. Penelitian tersebut dipublikasikan di Environmental Pollution, sebagaimana dilansir The Guardian, Senin (8/9/2025).
Dalam studi tersebut, peneliti menemukan jutaan ton masker berbahan plastik yang semula digunakan untuk melindungi masyarakat kini terurai dan melepaskan mikroplastik serta bahan kimia tambahan, termasuk pengganggu endokrin.
Akibatnya, alat pelindung diri yang awalnya ditujukan menjaga kesehatan justru bisa menimbulkan risiko jangka panjang bagi bumi dan generasi mendatang.
“Studi ini menekankan perlunya segera memikirkan kembali bagaimana kita memproduksi, menggunakan, dan membuang masker,” kata Anna Bogush dari Coventry University’s Centre for Agroecology, Water and Resilience, penulis utama penelitian.
Pada puncak pandemi, diperkirakan ada 129 miliar masker sekali pakai yang digunakan setiap bulan di seluruh dunia. Sebagian besar terbuat dari polipropilena dan plastik lain. Namun, tanpa adanya alur daur ulang, sebagian besar masker itu berakhir di tempat pembuangan sampah atau berserakan di jalan, taman, pantai, hingga sungai. Kini masker-masker tersebut mulai terurai di alam.
Penelitian sebelumnya juga menemukan adanya masker sekali pakai dalam jumlah yang sangat banyak di darat maupun perairan.
Uji Rendam Masker
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Bogush bersama rekannya, Ivan Kourtchev, meneliti seberapa banyak mikroplastik yang dilepaskan masker ketika hanya direndam air yang tak bergerak. Mereka merendam berbagai jenis masker dalam wadah berisi 150 mililiter air murni selama 24 jam. Cairan hasil rendaman kemudian disaring menggunakan membran untuk memeriksa partikel yang keluar. Hasilnya, semua masker mengeluarkan mikroplastik.
Masker tipe FFP2 dan FFP3, yang dikenal sebagai standar tertinggi dalam perlindungan terhadap virus, ternyata melepaskan mikroplastik paling banyak, yakni empat hingga enam kali lebih besar dibanding masker lain.
“Ukuran partikel mikroplastik bervariasi, mulai dari 10 mikrometer hingga 2.082 mikrometer. Namun, partikel berukuran di bawah 100 mikrometer paling dominan dalam cairan rendaman,” tulis para peneliti dalam jurnal Environmental Pollution. (Enrico N. Abdielli)