KLATEN – Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan peluncuran 800.081 Koperasi Desa Merah Putih bukan sekadar untuk memperkuat kemandirian ekonomi rakyat, tetapi juga sebagai langkah konkret untuk memotong rantai tengkulak dan rentenir yang selama ini merugikan petani di desa-desa.
Hal itu disampaikan Prabowo saat meresmikan program Koperasi Desa Merah Putih di Desa Bentangan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7.
Prabowo mengungkapkan bahwa permasalahan klasik para petani sudah diamatinya sejak menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pada tahun 2004.
Salah satu yang paling sering terjadi adalah tidak tersedianya truk dan fasilitas penyimpanan setelah panen, sehingga hasil pertanian terbuang sia-sia.
“Saya sejak tahun 2004 jadi Ketum HKTI, berjuang bersama KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan), saya pun pembina KTNA. Masalahnya klasik. Sering kita dengar laporan ‘Pak, saya baru panen mangga terbaik di Indonesia, tapi 4–5 hari tidak ada truk, tidak ada yang bisa ngangkut. Akhirnya, mangga terbaik itu busuk,’” ujar Prabowo.
Selain masalah distribusi, Presiden juga menyoroti persoalan pupuk bersubsidi yang tak kunjung sampai ke tangan petani karena rumitnya birokrasi.
“Kendalanya macam-macam. Pupuk yang disubsidi oleh negara, oleh APBN, langka, tidak sampai ke petani. Peraturannya ada 145, ada belasan tanda tangan yang diperlukan dari pabrik ke petani,” kata dia.
Tak hanya itu, menurut Prabowo, petani juga kerap dirugikan oleh tengkulak yang menekan harga hasil panen, sementara di sisi lain mereka dibebani kebutuhan rumah tangga yang mendesak.
Hal inilah yang membuat mereka terpaksa meminjam uang ke rentenir dengan bunga harian yang tinggi.
“Tiap panen yang berhasil, harga untuk petani jatuh. Kenapa? Karena para petani kita uangnya sangat sedikit. Nunggu panen, anaknya harus sekolah, ada keluarganya sakit, dia harus keluar biaya. Pinjam uang susah, di desa nggak ada yang mau pinjamin uang kecuali rentenir, yang bayarnya adalah per hari bunganya,” kata Prabowo.
Melihat kondisi itu, Presiden Prabowo menegaskan bahwa kehadiran Koperasi Desa Merah Putih merupakan langkah besar untuk memutus rantai masalah yang sudah terjadi sekian lama.
“Karena tahu petani susah uang, jauh sebelum panen sudah dibeli dengan harga yang jatuh. Ini turun temurun, menurut saya bukan puluhan tahun, tapi ratusan tahun. Ini harus kita potong, dan kita potong dengan langkah besar. Bangsa kita besar, kita harus berpikir besar dan berani ambil tindakan besar,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyampaikan melalui koperasi tersebut, pemerintah dapat membangun gudang, apotek, dan gerai di tingkat desa, dengan misi utama menghadirkan obat-obatan generik, pupuk, dan sembako murah langsung ke tangan masyarakat.
“Obat-obat yang penting bagi rakyat kecil, rakyat yang ekonominya masih lemah. Mereka harus punya akses kepada obat-obat penting dalam harga terjangkau,” katanya.
Prabowo juga menyerukan perlunya pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik curang dalam distribusi bahan pokok seperti beras dan minyak goreng.
Presiden menekankan bahwa kecerdasan buatan dan laboratorium pengawasan mutu kini sudah tersedia di banyak daerah, memungkinkan pemerintah untuk cepat melacak anomali dan permainan harga.
Prabowo mengatakan pihaknya pada akhir tahun akan mengecek 80 ribu koperasi tersebut untuk memastikan operasional berjalan baik.
“Akhir tahun ini kita akan nanti meninjau, mengecek secara fisik 80.000 gudang, 80.000 lebih cold storage, 80.000 lebih kali 6 gerai kita akan lihat obat-obat murah ada terjangkau oleh rakyat kita yang paling bawah,” pungkas dia.
Ingatkan Integritas Pengurus
Kepada Bergelora.com di Klaten dilaporkan Presiden juga mengingatkan pentingnya integritas dan akuntabilitas dalam pengelolaan koperasi, menyinggung praktik lama yang merusak citra koperasi pada masa Orde Baru. Salah satunya, plesetan terhadap Koperasi Unit Desa (KUD) yang disebut “Ketua Untung Duluan”.
“Dulu ada plesetan, waktu Orde Baru juga dibentuk KUD, tapi akhirnya diplesetin, KUD singkatan ketua untung duluan, dan ini tidak boleh terjadi,” kata Presiden Prabowo saat meluncurkan kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Desa Bentangan, Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025) dalam siaran daring oleh Sekretariat Presiden.
Prabowo menegaskan, praktik koperasi yang hanya menguntungkan segelintir pihak tidak boleh terulang.
“Saya ingatkan semua pengurus melaksanakan tugas dengan baik. Buktikan propaganda bahwa koperasi tidak mungkin berhasil, itu salah,” tegasnya.
Pesan ini disampaikan Presiden kepada jajaran kementerian, lembaga terkait, serta para kepala desa dan kelurahan. Pemerintah sedang mendorong program nasional pendirian 80.000 unit Koperasi Desa (Kopdes) dan Kelurahan (Kopkel) Merah Putih.
Dalam sambutannya, Prabowo juga menyinggung pengalamannya dalam membentuk koperasi di lingkungan militer. Ia mencontohkan fenomena lama di mana ketua koperasi justru menikmati keuntungan pribadi, seperti memiliki tiga mobil mewah, sementara kesejahteraan anggota diabaikan.
Namun, Prabowo optimistis praktik seperti itu kini sudah tidak terjadi di lingkungan TNI.
“Sekarang yakin, di bawah Panglima TNI sudah nggak seperti itu ya Pak Subianto? Sudah nggak ada kan di TNI? Sudah enggak ada? Bagus. Kalau saya cek ada, bagaimana?” ujarnya sambil bergurau, disambut tawa para hadirin.
Presiden berharap koperasi-koperasi yang dibentuk ke depan menjadi lembaga ekonomi rakyat yang transparan, jujur, dan benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat di tingkat desa dan kelurahan. (Prijo Wasono)