Oleh: Muhammad Zulfan *
SEMINGGU sudah setelah Soledar jatuh, kini Kasilevka juga bebas dari ukraina. Soledar adalah kota tambang garam tua jaman kekaisaran Rusia.

Di Kota kecil ini terdapat beberapa terowongan bawah tanah sedalam puluhan meter dan memiliki jalur sepanjang puluhan kilometer. Dari perang dunia pertama tambang-tambang itu sudah menjadi tempat penyimpanan senjata berat, puluru dan meriamnya.
Pasukan Wagner, atau sering disebut sebagai musisi, menyerang kota ini secara perlahan, mulai dari serangan frontal yang rupanya hanya manuver pengganggu, dan serangan sebenarnya dilakukan dari utara dan selatan yang dilakukan oleh pasukan terjun payung angkatan udara Rusia.
Dalam waktu beberapa hari, soledar terkepung, dengan ribuan tentara ukraina dan pasukan Nazi bayaran lainnya terperangkap, ribuan mati dan sebagian menyerah.
Pola pengepungan ini adalah bagian dari pengepungan besar terhadap kota Bakhmut atau Artyomos di selatan Soledar.

Tanggal 18 Januari kemarin, pasukan Wagner mengatakan bahwa meraka berhasil merebut satu pemukinan lagi, Klishchiivka di selatan Bakhmut. Pemukiman ini sangat penting untuk Cualdron Bakhmut, karena di sana terdapat salah satu benteng Ukraina terkuat, bahkan dua benteng.
Kini dari selatan dan utara, Bakhmut sudah terkepung. jalur logistik, penambahan atau penarikan pasukan ukraina akan sangat sulit dilakukan, mereka dalam pantauan dan tembakan altileri Russia.
Reaksi Barat
Barat berusaha mengecilkan kemenangan Rusia itu. Media barat menyatakan Bakhmut tidak penting bagi Ukraina, posisinya tidak strategis bahkan mengkampanyekan kematian pasukan Rusia yang besar. Tapi, tidak ada pembuktian sumua berita itu.

Ukraina diperkirakan menempatkan 16 brigade atau sekitar 60 ribu pasukan di Bakhmut,–bagaimana tidak penting kalau jumlah pasukan sebegitu besar dengan tingkat kerugian yang besar.
Rusia mengepung secara perlahan, membuat Bakhmut menjadi neraka bagi Ukraina. Pertahanan Bakhmut dengan setelitnya seperti Soledar dan Klishchivka sudah dibangun sejak pendudukan tahun 2014. Mereka sudah sangat siap. Dengan kesiapan ini mereka masih kalah dari pasukan Rusia yang jumlahnya lebih sedikit.
Hal ini terjadi karena keunggulan teknologi dan strategi militer Rusia, misal beberapa hari yang lalu, satelit mata-mata barat, stasiun radar NATO dan pesawat AWACH amerika tidak bisa berfungsi karena jamming senjata elektronik Rusia, pertahanan udara ukraina rontok.
Rusia juga menguasai udara Ukraina, jadi Ukraina tidak bisa melakukan bantuan udara untuk pasukan daratnya. Bantuan udara adalah doktrin penyerangan Amerika, tanpa udara, pasukan darat Barat tidak akan mampu bertahan.
Secara cepat Amerika dan vasalnya di Eropa segera mengeluarkan pernyataan paket bantuan senjata baru ke Ukraina. Hal ini dilakukan untuk mencuri perhatian dunia dari fakta kemenangan Rusia ke isu Barat yang siap membantu.
Informasi kemenangan Rusia langsung tenggelam dengan paket bantuan ini. Menjadi penting ketika ditelisik kembali bahwa bantuan Barat ini bukan yang pertama, sudah sering dilakukan, tapi dimana sekarang bantuan yang lalu? Sudah habiskah? Hancurkah?
Hampir semua tank peninggalan Pakta Warsawa sudah dikirim ke ukraina, terutama T72, apakah sudah hancur semua?
Kini ukraina meminta senjata Barat karena peninggalan Soviet sepertinya sudah habis semua. Inggris akan mengirimkan tank beratnya, chalenger 2, polandia juga kirim sisa T72 nya dan leopard 2, belum lagi rudal anti serangan udaranya. Hal ini menjelaskan eskalasi perang akan terus bertambah, bukànnya menurunkan eskalasi, barat menambahkannya, dengan tujuan, rusia harus kalah, pecah dan dikuasai barat.
Inilah tujuan utama perang barat terhadap Rusia ini, dengan kampanye Rusia invasi Ukraina, tapi yang terjadi adalah sebaliknya, Rusia harus bertindak akan agresi barat ke Ukraina, mempertahankan wilayah Rusia dan orang yang tinggal di dalamnya.
Melihat keseriusan Barat akan perang ini, membuat masa depan manusia makin suram. Rusia melihat perang ini adalah pembebasan terhadap warga Rusia di Donbas.Pertahanan akan agresi Barat, ini adalah demi eksistensi rusia. Sebaliknya bagi Barat makin terlihat ini adalah masalah eksistensi mereka juga. Kecuali bebarapa negara mau lepas dari hegemoni Barat, maka perang ini bisa menghancurkan sistem dunia yang dinikmati Barat sekarang.
Keberlangsungan hidup warga Ukraina bukanlah hal penting bagi Barat, yang penting Barat tetap bertahan, biarpun warga Ukraina habis demi mereka. Makin terlihat bahwa negara-negara penting selain Barat mulai merapat ke Rusia (bersama RRC) dan tata dunia barunya.
Ketika minyak bumi tidak lagi dibeli dengan dollar maka sistem keuangan akan berubah, dunia yang kita kenal sekarang akan berubah jauh. Barat sangat takut dengan ini. Makanya segala cara untuk menang di Ukraina akan ditempuh, termasuk pembunuhan dan terorisme, misalkan, Yavgeny Prgozin, pemimpin Wagner, sekarang dilabel sebagai teroris oleh amerika dan vasalnya. Kita tahu apa yang terjadi terhadap lebel ini, Amerika bisa melenyapkan dirinya, pembunuhan, teror, dengan impunitas, seperti yang terjadi pada Jendral Qasim Sulaimani.
Tata dunia dalam kerangka kekuasaan Amerika ini sungguh mengerikan, bagi siapa aja yang tidak setuju dengan Barat. Rusia telah berdiri tegak dalam pemaksaan ini dan ini menjadi secercah harapan baru bagi dunia.
Mungkin perubahan ini tidak mulus, penuh darah dan air mata Rusia dan Ukraina, dan tetap belum tentu berbuah cepat dan manis bagi warga dunia lain, tapi paling tidak kita tidak hidup dalam teror dan pemaksaan Barat.
* Penulis Muhammad Zulfan, Sekretaris Komite Persahabatan Rakyat Indonesia-Rusia (Indonesian-Russian Comradeship Committee)