Selasa, 2 Desember 2025

STATUS DARURAT BENCANA..! Banjir Aceh: 10 Daerah Status Darurat, 2 Meninggal, 1.497 Orang Mengungsi

JAKARTA – Sebanyak 10 dari 23 kabupaten/kota di Provinsi Aceh menetapkan status darurat bencana banjir setelah curah hujan tinggi melanda wilayah tersebut sejak 18 hingga 26 November 2025.

Hingga Rabu sore, bencana ini membuat 1.497 jiwa mengungsi dan dua warga dilaporkan meninggal dunia.

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) di Banda Aceh, sebanyak 10 kabupaten/kota mengalami banjir dan longsor dalam satu pekan terakhir.

“Musibah ini membuat 14.235 KK atau 46.893 jiwa terdampak dan 1.497 jiwa dari 455 KK mengungsi,” kata Plt Kepala Pelaksana BPBA, Fadmi Ridwan, dikutip dari Antara, Kamis (27/11/2025).

Ia menjelaskan, sebagian besar kejadian dipicu oleh curah hujan tinggi yang terjadi terus-menerus, angin kencang, serta kondisi geologi labil yang menyebabkan banjir, tanah bergerak, dan longsor di sejumlah titik.

Wilayah terdampak banjir tersebut meliputi Kabupaten Bireuen, Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Aceh Timur, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, Kabupaten Aceh Tamiang, dan Aceh Selatan, dengan ketinggian air berkisar 30–80 sentimeter.

Bencana ini juga menelan dua korban jiwa di Kabupaten Aceh Utara. M. Afdalil (27), warga Gampong Jrat Manyang, Kecamatan Tanah Jambo Aye, meninggal dunia setelah terseret arus banjir saat melintas di jalan persawahan.

“Korban sempat hendak ditolong warga lain, tetapi derasnya arus korban tak tertolong,” kata Kapolsek Tanah Jambo Aye Polres Aceh Utara, Iptu Agus Alfian Halomoan Lubis.

Korban kedua, Muzammil (30), warga Tanjong Babah Krueng, Kecamatan Matangkuli, meninggal akibat tersengat listrik saat menyelamatkan ayamnya dari banjir. Ia sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak tertolong.

Banjir dan longsor juga merusak fasilitas pendidikan. Gedung asrama Dayah Najmul Hidayah Al Aziziyah di Meunasah Subung Cot Meurak Blang, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, ambruk ke sungai setelah pengaman tebing runtuh.

“Alhamdulillah tidak ada korban karena santri sudah diungsikan dari semalam ke masjid pesantren,” ujar Pembina dayah, Tgk Adli Abdullah. Arus sungai yang deras menghancurkan pengaman tebing hingga menyebabkan gedung ambruk sepenuhnya.

Status Darurat Bencana

Selain itu, jalan lintas Bireuen–Takengon putus total akibat banjir dan longsor. Dirlantas Polda Aceh, Kombes Pol Deden Supriyatna, menyampaikan bahwa setidaknya dua titik di jalur tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun empat. Ia mengimbau masyarakat menunda perjalanan karena tidak ada jalur alternatif.

BPBA juga melaporkan bahwa 10 kabupaten/kota telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi, yakni Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Aceh Singkil, Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Lhokseumawe, dan Aceh Tamiang.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan surat Nomor 300.2.8/9333/SJ tanggal 18 November 2025, yang meminta bupati dan wali kota di Aceh untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Plt Kepala Pelaksana BPBA, Ridwan Fadmi, menyampaikan bahwa pemerintah daerah diimbau mengaktifkan posko siaga darurat BPBD, mengevakuasi masyarakat, menyiapkan logistik dan layanan kesehatan darurat, serta melakukan pemantauan debit air sungai dan data cuaca.

Tindakan yang harus dilakukan masyarakat meliputi evakuasi ke tempat yang lebih tinggi, mematikan aliran listrik dan gas sebelum meninggalkan rumah, serta mengikuti arahan petugas.

Pemerintah daerah juga diminta segera melakukan pendataan korban, kerugian, dan kebutuhan dasar warga terdampak sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM).

BPBA memastikan koordinasi dengan BPBD di berbagai wilayah terus berjalan untuk mengoptimalkan penanganan darurat. Lembaga itu juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi banjir, tanah bergerak, dan longsor, terutama di wilayah bercurah hujan tinggi.

Banjir di Masjid Desa Meunasah, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Rabu (26/11/2025) (Ist)

Banjir 1 Meter Rendam Lhoksukon, Lintas Medan–Aceh Ditutup Sementara

Sebelumnya kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Kapolres Aceh Utara AKBP Trie Aprianto menutup lintas nasional di Desa Keude Lhoksukon, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, Rabu (26/11/2025).

Langkah itu diambil menyusul tingginya banjir yang merendam badan jalan nasional. Ketinggian air di pusat kota mencapai satu meter sehingga seluruh kendaraan dilarang melintas untuk menghindari risiko terendam banjir.

“Kami sudah keluarkan imbauan resmi, semua jenis kendaraan dilarang sementara melintas di lintas nasional. Genangan terlalu tinggi dan berbahaya bagi pengendara,” kata Kapolres.

Ia menyebutkan pengendara disarankan mencari jalur alternatif yang tidak terendam. Namun saat ini, delapan belas kecamatan dari dua puluh tujuh kecamatan di Aceh Utara turut terendam banjir.

“Saya sarankan tunda perjalanan, utamakan keselamatan diri. Ikuti arahan petugas di lokasi banjir,” terangnya.

Sebelumnya diberitakan, banjir merendam sejumlah daerah di Aceh. Banjir kini melanda Kabupaten Aceh Timur, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireuen, dan Kabupaten Aceh Utara. Hari ini memasuki hari kelima banjir di wilayah tersebut. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru