JAKARTA – Diplomat top China Wang Yi meminta negara-negara berkembang berbicara lebih banyak di Dewan Keamanan PBB.
Pernyataan Wang Yi muncul sepekan setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov membuat saran serupa, mengatakan kekuatan Barat terlalu dominan di badan internasional utama itu.
Selama pertemuan dengan duta besar Kuwait dan Austria untuk PBB, Tareq Albanai dan Alexander Marschik, pada Sabtu, Wang mengatakan, “Reformasi Dewan Keamanan harus menjunjung keadilan dan keadilan, meningkatkan perwakilan dan suara negara-negara berkembang, memungkinkan lebih banyak negara kecil dan negara berukuran sedang memiliki lebih banyak kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dewan.”
Pejabat itu, yang bertanggung jawab atas urusan luar negeri di komite pusat Partai Komunis China, menambahkan “ketidakadilan historis terhadap Afrika” harus diperbaiki.
Diplomat China membuat pernyataannya menjelang pembicaraan tentang reformasi Dewan Keamanan PBB, dengan Kuwait dan Wina memimpin negosiasi.
Wang menyatakan, “Harapan konsensus akan tercapai sehingga proses reformasi Dewan Keamanan akan diakui secara luas… dan hasilnya akan bertahan dalam ujian sejarah.”
Saat melakukan tur ke Afrika pada Januari, Menteri Luar Negeri China Qin Gang menjelaskan Beijing ingin meningkatkan perwakilan negara-negara berkembang di Dewan Keamanan PBB untuk membuat “sistem pemerintahan global lebih adil dan merata.”
Senin lalu, berbicara di markas besar PBB di New York City, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berpendapat,
“Multilateralisme sejati… menuntut adaptasi PBB terhadap kecenderungan objektif dari pembentukan arsitektur multipolar dalam hubungan internasional.”
Menurut Menlu Rusia, “Perluasan representasi negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin” di badan tersebut perlu dipercepat.
Dia melanjutkan dengan menyesali “representasi Barat yang berlebihan saat ini” di Dewan Keamanan PBB.
Dalam diskusi yang sama, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dan Dubes India Ruchira Kamboj juga mendukung reformasi DK PBB.
Dalam bentuknya saat ini, Dewan Keamanan PBB terdiri dari lima anggota tetap, masing-masing dengan hak veto yakni China, Prancis, Rusia, Inggris, dan AS ditambah sepuluh anggota tidak tetap, yang dipilih dua tahun sekali oleh Majelis Umum PBB.
Menurut aturan saat ini, lima negara Afrika dan Asia, satu negara Eropa Timur, dua negara Amerika Latin dan dua negara Eropa Barat dan negara lainnya menjadi anggota tidak tetap.
Dengan Swiss dan Malta sebagai anggota tidak tetap, Barat saat ini memegang lima kursi di dewan, lebih banyak dari wilayah lain mana pun.
Jepang, yang merupakan sekutu dekat Washington, juga termasuk di antara sepuluh anggota tidak tetap saat ini. (Muff)