JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan sikap sebenarnya dari aliansi NATO yang dipimpin AS tentang prospek bergabungnya Kiev.
NATO telah menolak secara pribadi untuk menerima Ukraina tetapi, secara terbuka, telah mempertahankan prospek seperti itu, presiden negara itu mengklaim
“Sementara menolak secara pribadi untuk menerima negara itu, aliansi tersebut telah mempertahankan ilusi publik tentang aksesi potensial,” kata Zelensky.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, menurut Zelensky, konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia dapat dicegah jika NATO menerima Ukraina tepat waktu.
“Jika kita adalah anggota NATO, perang tidak akan dimulai. Saya ingin menerima jaminan keamanan untuk negara saya, untuk rakyat saya,” kata Zelensky mengulangi seruannya pada aliansi yang dipimpin AS untuk mengambil alih negaranya, dikutip dari Russia Today, Senin 21 Maret 2022.
Zelensky menyebut jika anggota NATO siap untuk melihat Ukraina dalam aliansi, maka lakukan segera, karena orang-orang sekarat setiap hari.
“Jika Anda ingin melihat kami dalam posisi yang meragukan ini di mana kami tidak mengerti apakah Anda dapat menerima kami atau tidak.
“Anda tidak dapat menempatkan kami dalam situasi ini, Anda tidak dapat memaksa kami untuk berada dalam limbo ini,” katanya.
Sementara aliansi tersebut secara terbuka mengakui Ukraina sebagai “mitra khusus”, pendiriannya secara pribadi sangat berbeda, Zelensky mengungkapkan.
Pejabat tinggi Ukraina, termasuk Zelensky sendiri, telah berulang kali menegaskan aspirasi NATO negara itu. Ambisi itu bahkan dimasukkan ke dalam konstitusi Ukraina pada 2019 di bawah Presiden Petro Poroshenko saat itu.
NATO sendiri tampaknya menyambut aspirasi semacam itu, secara resmi mengakuinya dalam Deklarasi KTT Bucharest 2008, ketika anggota blok itu setuju bahwa negara itu pada akhirnya akan menjadi anggota.
Ekspansi blok ke timur, dan tekad Ukraina untuk bergabung secara khusus, telah menjadi salah satu masalah keamanan utama yang berulang kali disuarakan oleh Rusia.
NATO, bagaimanapun, telah secara efektif menolak membahas masalah ini, mempertahankan bahwa tidak ada pihak ketiga, dan terutama bukan Moskow, yang boleh berbicara mengenai aspirasi siapa pun untuk bergabung dengan aliansi.
Moskow menyerang negara tetangga bulan lalu menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian gencatan senjata Minsk, dan akhirnya pengakuan Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan NATO.
Kiev mengatakan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali dua republik pemberontak dengan paksa. (Web Warouw)