Kamis, 12 September 2024

SUDAH MULAI RONTOK NIH..! JPMorgan Ingatkan Amerika Serikat Hadapi Risiko Geopolitik dan Dalam Negeri

JAKARTA- CEO JPMorgan Jamie Dimon pada Senin, 8 April 2024, memperingatkan Amerika Serikat sedang menghadapi kuburan risiko buntut dari naiknya ketegangan geopolitik dunia dan polarisasi politik dalam negeri.

Saat ini juga sedang berkecamuk perang Ukraina dan perang Gaza. Proyeksi Dimon itu, juga berkaca pada besarnya anggaran pengeluaran pemerintah dan sejumlah upaya yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat atau the fed untuk menyusutkan neraca keuangannya.

“Ini seperti menciptakan sebuah lingkungan, yang mungkin akan menciptakan risiko yang bisa melampaui apapun sejak Perang Dunia II. Peran Amerika Serikat sebagai pemimpin dunia mendapat tantangan dari negara-negara luar dan dari dalam negeri lewat pemilu yang terpolarisasi,” kata Dimon.

JPMorgan adalah bank terbesar di Amerika Serikat. Menurut Dimon, Washington perlu mencari cara untuk mengesampingkan segala perbedaan dan harusnya saling bekerja sama dengan negara-negara Barat lainnya atas nama demokrasi.

“Di masa krisis ini, kita harus bersatu untuk melindungi kebebasan kita, termasuk kebebasan melakukan bisnis, di mana ini hal terpenting,” kata Dimon, 68 tahun, yang juga seorang bankir.

Dimon menambahkan ada sebuah kebutuhan yang cukup tinggi untuk meningkatkan anggaran pengeluaran karena Amerika Serikat terus bertransisi menuju ekonomi hijau, merestrukturisasi rantai suplai dunia, meningkatkan anggaran pengeluaran militer dan berjuang menghadapi naiknya biaya kesehatan. Dimon mengatakan pihaknya pesimis karena semakin luasnya pasar, maka ekonomi Amerika Serikat akan mencapai ‘soft landing’, di mana pertumbuhan ekonomi moderat dan turunnya rata-rata inflasi.

“Kondisi ini telah menyebabkan kami (para pengusaha) untuk tetap berhati-hati,” kata Dimon.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan dari Washington, dia melihat, China telah mempersiapkan diri sebagai calon negara superpower dan secara strategi fokus pada keamanan ekonominya. Sedangkan negara-negara Barat, ‘tidur’. Dalam lebih dari 20 tahun terakhir, Cina telah menerapkan strategi ekonomi yang lebih komprehensif ketimbang Negeri Abang Sam.

Dimon pun menyoroti masa depan kecerdasan buatan (AI), yang disebutnya benar-benar sangat menyakinkan. Dampak teknologi kecerdasan buatan akan sangat luar biasa dan transformasional. JPMorgan saat ini sudah mengeksplorasi penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam perangkat lunak dan rencana produksi karyawan, khususnya pada departemen penipuan dan risiko. (Enrico N. Andielli)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru