Selasa, 30 September 2025

TAK TERLUPAKAN..! Esther Yusuf di Seminar LMND, Mewakil Wamenham Mugiyanto Ungkap Tragedi UBL Berdarah 1999

BANDAR LAMPUNG – Staf Khusus (Stafsus) Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (Wamenham) Esther Indahyani Yusuf hadir mewakili dan bacakan sambutan tertulis Wamenham Mugiyanto Sipin, dalam Seminar Nasional Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Lampung yang bertajuk “Implikasi Rendahnya Pendidikan Kejahatan (Terhadap) Perempuan dan Anak” di Bandar Lampung, Minggu (28/9/2025).

Stafsus Wamenham Mugiyanto, Esther Indahyani Jusuf (tengah) bersama Ketua Umum LMND 2025–2027, Yoga Aldo Novensi; dan Sekretaris Yayasan Alfian Husin cum Ketua APTISI Lampung Dr Firmansyah Y. Alfian. Dr. Firmansyah YA, Minggu (28/9). (Ist)

Wamenham Mugiyanto antara lain menyebut bahwa pendidikan adalah wajah nyata dari penegakan hak asasi manusia. Namun pada realitasnya di Indonesia termasuk Lampung, masih banyak ditemukan kaum perempuan dan anak belum terlindungi haknya.

Wamenham yang juga aktivis pro demokrasi dan korban penculikan aktivis 1997-1998 ini bilang, kita masih berhadapan dengan masih maraknya ditemui kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, baik itu mulai dari perkawinan anak, kekerasan seksual, bahkan perdagangan manusia.

“Nelson Mandela mengatakan, pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia. Tidak ada perubahan sejati tanpa pembebasan perempuan,” lugas Wamenham Mugiyanto, menyitir dua kutipan, Esther Yusuf membacakan.

Wamen Mugianto juga mengutip pesan juang Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, soal kesetaraan gender pun termasuk pentingnya keharusan kesamaan akses pendidikan setinggi-tingginya bagi kaum perempuan disamping kaum laki-laki.

Menariknya, Wamen Mugianto sebagaimana Esther Yusuf bacakan, turut menyebut sekilas, pengingat ihwal “Tragedi UBL Berdarah 28 September 1999” yaitu kasus bentrokan berdarah di Jalan Zainal Abidin Pagar Alam depan area kampus UBL (Universitas Bandar Lampung) dan IAN Raden Intan antara massa demonstran mahasiswa dan rakyat penentang RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya usulan Menhamkam/Pangab Jendral TNI Wiranto, dengan aparat militer berujung tewasnya mahasiswa Sosiologi FISIP Unila Muhammad Yusuf Rizal tertembus peluru tajam aparat tentara Koramil Kedaton dan tewasnya aktivis pers kampus UKPM Teknokra Unila/mahasiswi FKIP Unila Saidatul Fitria akibat dipopor senjata api laras panjang aparat polisi.

Adapun, Esther Indahyani Yusuf (54) sendiri, dikenal aktivis HAM, eks pegiat LBH Jakarta, Ketua Yayasan Solidaritas Nusa Bangsa (SNB) dirian 5 Juni 1998 —organisasu pejuang pendorong lahirnya RUU Anti Diskriminasi Ras dan Etnis (RUU ADRE) pascareformasi 1998 hingga klimaks diakomodir negara melalui UU 40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis

Esther Yusuf pernah jadi komisioner Komnas HAM, peraih Yap Thiam Hien Award 2001, jua aktif Ketua Yayasan Rebung Cendani berbasis di Depok pelinifokus literasi perempuan dan anak. Hingga kini, berjasa besar: donatur buku Lamban Baca Pekon di Kabupaten Lampung Barat di awal rintisan program literasi pekon oleh Parosil Mabsus-Partinia melalui sejawat ketiganya kini Dirut Perumda Air Minum, Donna Sorenty Moza.

Selain Esther, hadir Kabid Perlindungan Anak cum Plh Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Lampung Amsir mewakili Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, Asisten I Setdakot Bandar Lampung Wilson Faisal mewakili Walikota Bandarlampung Eva Dwiana, Ketua Umum LMND 2025–2027, Yoga Aldo Novensi; dan Sekretaris Yayasan Alfian Husin cum Ketua APTISI Lampung Dr Firmansyah Y. Alfian.

Aktivis LMND Fanni Rahma Azizah memandu seminar dinarasumberi Tim Profesi UPTD PPA Provinsi Lampung, Aira Darmayanti Duwarsa; aktivis perempuan, mantan Ketum API Kartini kini aktif di Suluh Perempuan, Minaria Christy; aktivis pemuda Teo Rendra Arifin; dan aktivis perempuan cum Direktur Eksekutif Perkumpulan DAMAR, Afrintina.

Istimewanya, selain dihadiri pengurus dan kader LMND Lampung, aktivis mahasiswa lintas organ Kelompok Cipayung Plus, BEM KBM Unila, BEM IIB Darmajaya, mahasiswi Duta Kampus Darmajaya, aktivis pemuda, dan pegiat sosial, tampak hadir sejumlah siswa perwakilan OSIS SMA/SMK negeri dan swasta asal Bandarlampung.

Kepasa Bergelora.com di Banda Lampung dilaporkan, usai MC membuka acara, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Himne LMND, dan Darah Juang, dilanjut persembahan tari tradisional Lampung Sigekh Penganten dan laporan ketua pelaksana Jane Elizabeth plus dua orasi politik berapi-api Ketum LMND Yoga Aldo Novensi dan Ketua Eksekutif Wilayah LMND Lampung Dinda Boru Napitu.

Adapun dalam pidato sekapur sirihnya, Rektor IIB Darmajaya 2015–2024 kini Sekretaris Yayasan Alfian Husin, Firmansyah Y. Alfianselain terkesan dengan penggalan syair Darah Juang, ‘lagu wajib’ demonstran pada bait “bunda relakan darah juang kami ‘tuk membebaskan rakyat” dan menorehnya dengan pesan transedental, bangga atas kiprah eks ketua dan ketua LMND Lampung kini Redho Balaw dan Dinda Boru Napitu, keduanya notabene alumnus IIB Darmajaya. (Salimah)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru