JAKARTA – Ketergantungan Uni Eropa (UE) yang berlebihan pada bahan baku China dapat mengurangi industri blok tersebut hingga ke titik di mana ia mungkin juga menjadi “provinsi China”. Peringatan itu diungkap seorang eksekutif Jerman. Stefan Scherer, CEO produsen baterai kendaraan listrik AMG Lithium, mengatakan kepada The Guardian pada hari Rabu (2/7/2025) bahwa tanpa perlindungan sementara, blok tersebut berisiko semakin tertinggal dalam teknologi utama.
China saat ini memurnikan sekitar 60% dari lithium dunia dan mendominasi produksi komponen baterai global, memberinya pengaruh yang sangat besar atas rantai pasokan penting.
“Eropa harus menjadi independen dari China,” ujar Scherer kepada surat kabar tersebut di lokasi perusahaan di Bitterfeld-Wolfen, Jerman.
Meskipun Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berjanji mengurangi ketergantungan dan meningkatkan produksi dalam negeri, Scherer mengatakan pasar terus dibanjiri dengan impor China yang lebih murah, mulai dari baja hingga seluruh unit baterai.
Tanpa langkah tegas dari Brussels, menurutnya, basis industri UE akan terus terkikis.
“Mungkin lebih baik mengajukan diri sebagai provinsi China,” ujar dia.
“Itu pemikiran yang menarik jika Anda memikirkannya dengan saksama. Kita benar-benar berada di titik kritis dan itu tidak ada hubungannya dengan perang di Ukraina, itu adalah perubahan total hubungan global,” papar dia.
Von der Leyen telah mengakui risiko ketergantungan yang berlebihan pada Beijing dan mendorong “pengurangan risiko” daripada pemisahan penuh.
Dia juga menuduh China menggunakan taktik yang mendistorsi pasar yang mengancam akan mendeindustrialisasi sebagian Eropa – klaim yang ditolak tegas oleh pejabat China.
Scherer juga menyoroti risiko yang ditimbulkan oleh memburuknya hubungan perdagangan UE-Amerika Serikat (AS), memperingatkan ketegangan lebih lanjut pada industri otomotif Jerman yang sedang berjuang.
Brussels dan Washington tetap terkunci dalam pembicaraan menjelang batas waktu 9 Juli, setelah itu AS dapat mengenakan tarif 50% pada semua impor UE.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, pejabat Eropa berupaya melunakkan usulan tarif dasar 10% dan memperoleh konsesi, termasuk pengurangan pajak mobil sebesar 25% dan bea masuk sebesar 50% untuk baja dan aluminium. Institut Ekonomi Jerman memperkirakan Jerman dapat merugi hingga 200 miliar euro (USD236 miliar) pada tahun 2028 jika tarif tersebut diterapkan sepenuhnya. (Web Warouw)