JAKARTA- Presiden Jokowi diharapkan mandiri dalam menyusun kabinet profesional sesuai dengan bidangnya untuk segera bisa mewujudkan Pancasila khususnya Sila Kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Buya Syafi’i Ma’arif kepada Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu saat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menemui Presiden beberapa waktu lalu seperti yang dikutip Romo Benny Susetyo kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (11/5).
“Kabinet profesional merupakan upaya mewujudkan aktualisasi Pancasila dalam praksis ideologi,” ujar Benny Susetyo senada dengan Syafi’i Ma’arif.
Untuk itu seleksi menurutnya, harus segera dilakukan untuk menyaring profesional yang memang ahli dibidangnya yang dibutuhkan, agar mendapatkan bukan hanya jajaran kabinet ahli saja, tetapi loyal, berintegritas dan berkomitmen merealisasikan Sila Kelima.
“Masing partai politik diharapkan memberikan daftar nama orang terbaik dan presiden akan menyeleksinya,” katanya.
Dimasa depan, Benny Susetyo mengingatkan, kedaulatan ditentukan oleh Presiden sebagai legacy atau warisan yang akan memberikan arah Indonesia yang berkemajuan.
“Untuk itu ideologi sangat penting bisa diimplementasikan dalam berbagai kebijakan praksis dan menjadi arus utama terwujudnya tata ekonomi tata ekonomi yang berkeadalian,” jelasnya.
Setiap kebijakan yang menjadi turunan dari Pancasila menurutnya harus mampu dilaksanakan oleh kabinet yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo nantinya.
“Maka, hal ini dibisa dilihat pada wujud kabinet yang akan datang nantinya,” katanya.
Sebelumnya, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafi’i Ma’arif mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membentuk zaken kabinet atau kabinet yang diisi oleh para ahli di bidangnya setelah resmi dinyatakan terpilih sebagai presiden 2019-2024.
“Kami juga meminta kalau nanti Pak Jokowi pasti jadi presiden lagi, supaya dibentuk suatu zaken kabinet, kabinet yang terdiri dari orang-orang ahli,” kata Syafi’i di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/5).
Menteri Berjiwa Patriot
Syafi’i mengatakan orang-orang ahli untuk menjadi menteri tersebut boleh diusulkan oleh partai politik. Namun, kata Syafii, partai tak boleh mengusulkan hanya satu nama, tetapi beberapa nama yang kemudian dipilih oleh Jokowi.
“Jadi presiden lebih berdaulat. Kalau tidak, kabinet yang lalu ini menurut saya banyak bolongnya,” ujarnya.
Di sisi lain Syafi’i menyebut para menteri terpilih nanti juga memahami Pancasila dan berjiwa patriot. Menurutnya, para menteri harus juga membantu presiden menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa Indonesia.
“Kami berharap juga para menteri harus paham Pancasila dan patriot. Jadi menjaga kedaulatan bangsa kita,” katanya.
Jokowi yang maju bersama Ketua MUI Ma’ruf Amin untuk sementara unggul dari pasangan calon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berdasarkan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) per Kamis (9/5) pagi.
Melihat Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) milik KPU, pasangan Jokowi-Ma’ruf mendapat suara 63.011.779 atau 56,23 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 49.052.684 atau 43,77 persen.
Selisih perolehan suara keduanya mencapai 13.595.095 atau 12,46 persen. Suara tersebut berasal dari 594.910 TPS dari total 813.350 TPS.
Bila suara tersebut tak berubah sampai 22 Mei, Jokowi-Ma’ruf bakal dinyatakan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2019-2024. Jokowi memiliki hak prerogatif untuk menyusun jajaran kabinet untuk periode kedua.
Pada periode pertama, Jokowi menamakan kabinetnya sebagai Kabinet Kerja. Selama menjabat sekitar 4,5 tahun, mantan gubernur DKI Jakarta itu sudah empat kali melakukan perombakan kabinetnya. (Web Warouw)

