BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melaporkan, Sabtu (14/3) kemarin melakukan koordinasi dengan kepala-kepala daerah seluruh kabupaten kota di Jawa Barat dan memutuskan akan menerapkan sekolah di rumah dan bukan libur. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di Bandung, Minggu (15/3}.
“Jadi di Jabar selama 2 minggu anak belajar di rumah dengan kurikulum yang setengahnya tentang Corona. Sehingga anak-anak belajar dengan guru lewat hape. Agar anak-anak akan jadi agen edukasi. Sekolah di rumah diberlakukan dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan SMK. Sehingga hasil tugas bisa dijadikan edukasi buat teman, orang tua, lingkungan dan masyarakat luas,” jelas Riwan Kamil.
Ia juga menjelaskan berapa pemantauan spesifik dilakukan seperti kegiatan di Bogor yang salah satu pesertanya adalah kasus positif di Solo.
“Ada juga peserta dari Jabar ikut tablik akbar di Petaling Malaysia yang juga terdapat kasus positif Corona. Semua kasus sedang ditelusuri,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan Pemprov Jawa Barat sedang menyiapka Aplikasi Corona Jabar Untuk warga melapor dan mendapat informasi.
“Aplikasi akan selesai Selasa. Jadi kami sudah siap. Warga tidak perlu kuatir. Kami optimis dengan pola cepat tanggap dan koordinasi satu pintu,” tegasnya.
Ridwan Kamil juga mengurangi kegiatan di Gedung Sate selama dua minggu. Semua pertemuan dilakukan lewat telekonferensi. Pihaknya juga sudah koordinasi dengna Polri agar semua kegiatan yang tidak wajib dan beresiko tidak dikeluarkan ijin.
“Namun perjalanan dengan Kereta Api dan KRL tetap diijinkan, tidak perlu ada lockdown dan silahkan melakukan aktivitas yang penting jaga jarak dan pakai masker,” ujarnya.
Ridwan Kamil juga menyatakan semua kegiatan mayoritas dibatalkan. Pihaknya juga sudah koordinasi dengan MUI Jabar dan sepakat meniadakan kegiatan agama yang berifat massal,” tegasnya.
“Wudhu di rumah, bawa sejadah sendiri dan kalau sakit jangan paksakan diri beribadah bersama. Tapi di rumah masing masing
Soal pendanaan Ridwan Kamil menjelaskan pengucuran tahap pertama sudah dipakai sebesar Rp 24 M, dan tahap kedua disiapkan Rp 50 M. Rp 24 M sudah dibelanjakan untuk alat kesehatan termasuk respirator yang banyak dibutuhkan pasien dan tes kit.
Kalau ada eskalasi kita sudah siap. Hari ini rumah-rumah sakit yang kekurangan sudah kita bagikan. Termasuk rumah sakit di Garut sebesar Rp 10 M. Tiap kabupaten ada dana darurat juga dan kami minta untuk digunakan. Kalau dana gak cukup segera llakukan pergeseran program,” tegasnya.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Ridwan Kamil juga mengatakan bahwa dari 706 orang yang diperiksa, sebanyak 54 negatif, 28 menunggu hasil dan 6 positif. Pasien positif yaitu 2 kasus dari Depok sudah sembuh, 1 kasus meninggal dari Cianjur, 2 kasus di Bekasi istri dan anak dari almarhum pasien dari Cianjur. Di Bandung 1 kasus positif dan 1 kasus di Rumah Sakit Gunung Jati, Cirebon. (Alina Batubara)