JAKARTA- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan pencarian terhadap korban akibat ambruknya musala pondok pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Diketahui, korban yang dinyatakan meninggal dunia sebanyak 54 orang. Kaurkes Kamtibmas Subdit Dokpol Biddokes Polda Jatim, Kompol Naf’an mengatakan, dalam kantong jenazah korban ada ditemukan yang masih dalam keadaan lengkap dan tidak.
Kantong jenazah itu telah diberikan kode nomor mulai dari 001 hingga sampai dengan 0049.
“Jadi, istilahnya kami dari fase TKP itu mengirimkan adalah nomor kantong jenazah. Kebetulan di dalam isi kantong jenazah itu ada yang lengkap, ada yang tidak. Prinsipnya nomornya tidak berubah dari nomor 001 sampai 0049, hanya ada kodenya,” kata Naf’an dalam rapat bersama stakeholder terkait secara daring, Senin (6/10).
Ia menjelaskan, jika pada kantong jenazah itu lengkap, maka akan ditandai kode B yaitu body. Jika tidak lengkap, maka akan diberikan kode BP atau Body Part.
“Nanti untuk selanjutnya ketemunya akhirnya berapa jenazah setelah dilakukan di fase 2 postmortem. Nah, kami di TKP selalu kerjasama dengan rekan-rekan yang terlibat, utama yang mengambil jenazah di dalam,” jelasnya.
Ia menegaskan, jika dalam melakukan proses evakuasi korban menemukan potongan tubuh, maka tidak akan dicampur dengan potongan lainnya atau dimasukkan masing-masing kantong.
“Dan saya setiap memberi label, saya tanya, lengkap atau ada yang kurang? Lengkap, Pak. B, berarti. Lengkap? Oh, ada yang hilang ini, Pak. Berarti kami kasih BP,” tegasnya.
Kode A dan B
Dalam kesempatan itu, ia menyebut dari 49 kantong jenazah didapatkan ada satu kantong yang dalam kondisi utuh atau lengkap pada nomor 0035.
“Ditambah dengan ada satu lengan tangan, Bapak. Nah, ini kami mohon izin, Pak, Dirops Basarnas ini karena kami selalu kerjasama dengan Basarnas yang biasa turun, termasuk Banyuwangi itu. Artinya menemukan korban, dimasukkan, itulah tata caranya. Jadi, kalau sudah lengkap jangan ditambahi. Kalau ketemu sepotong, ya sepotong,” ungkapnya.
“Jadi, dari tambahan satu kantong tadi, 035 dengan kodenya B, Bapak. Berarti yang tambahannya, Bapak, tinggal diganti saja, ditambahi BP bodipart, sama nomornya 35. Nah, nanti pengungkapannya miripnya siapa, dikemudian hari,” sambungnya.
kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Tim gabungan dari Basarnas kembali menemukan satu korban meninggal dunia dalam proses pencarian setelah runtuhnya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Senin (6/10). Jenazah tersebut ditemukan dan dievakuasi dari sektor A3 sekitar pukul 03.35 WIB.
Dengan tambahan tersebut, jumlah total korban meninggal dunia kini mencapai 54 orang, termasuk lima bagian tubuh belum teridentifikasi.
Evakuasi Korban Masih Berlangsung
Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo selaku SAR Mission Coordinator (SMC), menyampaikan hingga saat ini proses evakuasi masih berlangsung oleh sejumlah petugas gabungan.
“Satu korban berhasil diekstrikasi dan dilanjutkan evakuasi pada H.7 di sektor A1, A2, A3, dan A4,” ujar Yudhi dalam laporan tertulis.
Yudhi menambahkan, saat ini total korban insiden tersebut sudah mencapai 158 orang ditambah dengan 5 bagian tubuh yang belum teridentifikasi. 104 korban dinyatakan selamat dan 54 orang dinyatakan meninggal dunia.
Seluruh jenazah yang ditemukan langsung dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut oleh tim DVI.
“Setelah ditemukan seluruhnya segera kita evakuasi ke RS Bhayangkara,” kata Yudhi. (Web Warouw)