JAKARTA- Menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI) ke-5 yang akan berlangsung di Indonesia-Jakarta, tanggal 6 – 7 Maret 2016, Komando Operasi Pengamanan (Koopspam) menggelar Tactical Floor Game (TFG) dalam rangka pengamanan pelaksanaan KTT OKI tersebut.
Pelaksanaan TFG KTT OKI ke-5 tahun 2016 yang digelar di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jum’at (26/2) dipimpin langsung oleh Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Teddy Lhaksmana selaku Panglima Komando Operasi Pengamanan (Pangkoopspam) KTT OKI, diikuti oleh seluruh Staf dan Satgas terkait dari ketiga Angkatan dan Polri.
Tactical Floor Game dilaksanakan guna mensimulasikan pelaksanaan pengamanan pada KTT OKI, agar pemahaman pelaksanaan dapat dipahami oleh berbagai pihak yang terlibat. TFG tersebut juga dapat digunakan untuk melaksanakan pengecekan personel dan materiil dalam rangka kesiapan operasi pengamanan KTT OKI bagi para Komandan Satgaspamwil dan jajarannya.
KTT OKI ke-5 tahun 2016 tersebut, mengundang 63 negara, terdiri dari 55 negara anggota, 4 negara observer (Bosnia, Afrika, Rusia, Thailand) dan 4 negara atau organisasi the Quarted (USA, Russia, PBB dan EU).
Sebelumnya Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan bahwa pertemuan luar biasa ini awalnya merupakan prakarsa dari Arab Saudi untuk mendukung kemerdekaan Palestina dari Israel.
Situasi kian mendesak setelah kekerasan terus terjadi antara Israel dan Palestina pasca bentrokan di Masjid Al-Aqsa pada akhir tahun lalu. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas pun meminta agar konferensi ini segera dilaksanakan.
Menyambut ajakan Saudi dan menanggapi permintaan Abbas, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno LP Marsudi, akhirnya menawarkan diri menjadi tuan rumah saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal OKI, Iyad Ameen Madani, dan Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Malki di sela KTT OKI di Jeddah pekan lalu.
Dalam pembicaraan tersebut, dibahas soal masalah teknis dan substansi yang akan diangkat dalam Konferensi Luar Biasa mengenai Palestina ini.
“Tentu ini sangat mendesak. Mereka sudah dijajah berpuluh tahun dan belum merdeka. Tentu akan ada dukungan dan pengembangan Palestina selanjutnya,” kata Arrmanatha.
Dalam KTT OKI, kata Arrmanatha, Retno juga memasukkan dua poin tambahan penting dalam dokumen dukungan terhadap Palestina.
“Draf dokumen outcome tersebut awalnya masih melihat terus ke belakang, tidak mendorong adanya political dialogue dan menekankan pentingnya negara kawasan berhubungan dengan baik. Akhirnya poin itu dimasukkan,” kata Arrmanatha. (Enrico N. Abdielli)
Â
Â