Jumat, 28 Maret 2025

UKRAINA MAKIN HANCUR..! Jenderal Valery Zaluzhny Tolak Pemecatan OlehPresiden Zelensky, Bantuan Barat Berkurang

KYIV – Rusia pada Rabu (31/1/2024) mengeklaim para petinggi Ukraina terpecah setelah Presiden Volodymyr Zelensky dilaporkan meminta panglima angkatan bersenjata Valery Zaluzhny mengundurkan diri.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan di Moskwa, laporan upaya pemecatan tersebut menunjukkan perselisihan yang semakin besar antara kepemimpinan sipil dan militer Ukraina.

Pekan ini, desas-desus beredar di media Ukraina bahwa Zelensky berencana memecat Zaluzhny, yang sudah memimpin angkatan bersenjata sebelum invasi Rusia pada 2022.

Berbagai laporan yang dikutip kantor berita AFP menyebutkan, Zaluzhny akan digantikan kepala intelijen militer GUR Ukraina Kyrylo Budanov.

Situs berita Ukraina Zn.ua yang mengutip sumber-sumber di kantor Zelensky dan rombongannya melaporkan, presiden bertemu Zaluzhny pada Senin (29/1/2024) untuk menyarankan dia mundur dan menulis surat pengunduran diri.

Laporan lainnya menyebutkan, Zaluzhny ditawari peran lain seperti penasihat atau duta besar.

Namun, dari laporan Zn.ua dikatakan bahwa sang panglima menolak usulan tersebut dan presiden tidak memecatnya.

Kantor Zelensky membantah rencana memecat Zaluzhny, sedangkan Kementerian Pertahanan Ukraina di media sosial menyatakan bahwa laporan itu tidak benar.

Zelensky sendiri belum mengomentari laporan tersebut, tetapi sebagian orang menganggapnya untuk menguji opini publik tentang perubahan kepemimpinan militer.

Perselisihan presiden dan panglima ini menjadi sorotan tahun lalu, ketika Zaluzhny bilang perang menemui jalan buntu dalam wawancara dengan The Economist.

Zelensky secara terbuka menolak pernyataan tersebut, menjadi tanda awal kemungkinan keretakan hubungan keduanya.

Di Moskwa pada Rabu, Peskov menyebut dugaan pertikaian ini kemungkinan karena laju angkatan bersenjata Ukraina yang terhenti di medan perang.

“Jelas bahwa serangan balik yang gagal dan permasalahan di garis depan menyebabkan semakin besarnya perbedaan pendapat antara perwakilan rezim Kyiv, baik kepemimpinan militer maupun sipil.”

“Perselisihan-perselisihan ini akan semakin besar seiring dengan keberhasilan operasi khusus Rusia,” lanjutnya.

Bantuan Barat Berkurang

Sebelumnya Zelensky mengatakan dia khawatir konflik Ukraina akan meningkat menjadi Perang Dunia 3 jika agresi Rusia tidak dapat diatasi dengan dukungan sekutu Barat di Kyiv.

Dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran pemerintah Jerman, ARD, Minggu (28/1/2024), Zelensky memperingatkan bahwa jika Rusia menyerang negara NATO, maka hal tersebut akan menjadi “awal dari Perang Dunia Ketiga”.

“Bagi saya, Kanselir (Olaf Scholz) tampaknya menyadari risiko ini,” kata Zelensky, sebagaimana dikutip Independent.

Dia juga mendesak Jerman untuk menggunakan kekuatan ekonominya guna mengumpulkan lebih banyak dukungan bagi Ukraina dalam perang melawan Rusia dari mitra-mitra Uni Eropa, di tengah kemungkinan berkurangnya bantuan militer dari AS karena keberatan Partai Republik di Kongres.

“Kepasifan Amerika Serikat atau kurangnya dukungan akan menjadi sinyal buruk,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah Berlin akan mengambil peran lebih besar dalam kasus ini jika bantuan dari AS habis, Zelensky mengatakan negara tersebut dapat mengkonsolidasikan Uni Eropa.

“Banyak negara memiliki hubungan ekonomi yang penting dengan Jerman dan perekonomian mereka bergantung pada keputusan Jerman karena Jerman memiliki perekonomian yang kuat,” ujarnya.

Dia juga mengungkapkan kekecewaannya atas penolakan Jerman untuk memasok Ukraina dengan rudal jelajah Taurus yang kuat dan menyatakan bahwa Jerman tidak mengambil “peran yang seharusnya dimainkan dalam pendudukan pertama di Ukraina”.

Ia mengatakan bahwa lemahnya respons negara-negara Barat terhadap invasi Rusia ke Krimea pada tahun 2014 mendorong Moskow untuk melancarkan invasi besar-besaran pada tahun 2022 dan mengatakan bahwa tanggung jawabnya lebih dari sekadar respons Jerman.

“Ini bukan hanya tentang Olaf Scholz,” katanya, “Ini menyangkut para pemimpin Eropa dan Amerika.”

Presiden AS Joe Biden telah menyerukan dukungan berkelanjutan kepada Ukraina dalam bentuk senjata penting dan bantuan keuangan, namun paket bantuan tersebut diblokir di Kongres karena Partai Republik bersikeras bahwa hal itu harus dikaitkan dengan tindakan melawan migrasi ilegal ke AS.

Zelensky mengatakan isu ini tidak berarti Partai Republik secara keseluruhan menentang dukungan terhadap Kyiv dalam perjuangannya, dan bahwa Ukraina telah menerima dukungan dari berbagai belahan politik Amerika.

“Ada beberapa anggota Partai Republik yang tidak mendukung Ukraina, namun sebagian besar anggota Partai Demokrat dan Republik mendukung Ukraina,” katanya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru