Minggu, 7 September 2025

Waduh…! Di Lampung Banjir Meluas, Pemprov Masih Bingung Atasi Bencana Alam

Banjir di Provinsi Lampung belum tertangani Pemprov (Ist)

BANDAR LAMPUNG- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dianggap gagal karena kebingungan dalam mengatasi masalah bencana alam yang melanda Provinsi Lampung dalam beberapa hari terakhir. Terbukti dalam bencana banjir yang terjadi disejumlah tempat, pemda baru lima hari berikutnya mengambil tindakan dengan memberi bantuan dengan alasan  proses sulit.    

Tidak menutup kemungkinan bencana alam seperti ini akan terjadi kembali, karena intensitas hujan saat ini tengah tinggi dan sulit diprediksi. Kini dampak banjir akan dirasakan yakni warga pun akan sulit mencari pemasukan karena sawah, ladang dan kolam terendam banjir.

Didi korban banjir di Desa Banjarrejo, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur menjelaskan mengandalkan sawah untuk mekanan pokoknya dan akibat banjir ratusan hektare lahannya tidak bisa panen.

“Tidak bisa panen akibat terendam banjir, padi yang hampir panen jadi busuk dan yang tengah tumbuh mati terendam,” kata dia.

Dirinya pun harus rela mengungsi dari tempat tinggalnya, karena ikut terendam banjir dan sejauh ini tidak ada tindakan dari pemerintah daerah provinsi.

 Untuk kabupaten sudah ada tindakan, langsung direspon cepat untuk bantuan dan yang lainnya.

Kusairi warga Kampung Cabang, Kecamatan Bandarsurabaya, Kabupaten Lampung Tengan pun merasakan hal yang sama ternak ayam dan ikan adalah salah satu sumber penghasilannya, selain bertani.

Banjir sejak pekan lalu tidak hanya membuat warga harus mengungsi ke tenda darurat, tapi juga menghabiskan ternak ayam dan ikan yang diharapkan bisa menambah pengahasilan.

“Kalau perabotan rumah tangga basah atau sedikit rusak, tapi yang kami pikirkan untuk menyambung hidup bagaimamana karena seluruh ternah hanyut dan ladang terendam banjir,” ucapnya.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, Direktur Walhi Lampung mengatakan seharusnya ada langkah jangka pendek untuk mengatasi ini, sebab masalah seperti sekarang sudah menjadi wewenang pemerintah provinsi.

“Minimal ada perbaikan yakni normalisasi sungai secara cepat, apa lagi kita sudah mengetahui titi banjirnya,” kata dia.

Untuk tindak jangka panjang mulai melakukan pengijauan dengan penanaman mangrove dipinggir sungai.

“Harus ada sistem peringatan dini, apa bila curah hujan tinggi sirine akan berbunyi,” kata dia.

Volume hujan saat ini sangat tinggi dan seluruh pihak harus waspada, apa lagi hutan di Lampung sudah mengalami kerusakan hingga 65 persen. (Salimah)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru