Selasa, 11 Februari 2025

WAH PANTESAAAN…! Ternyata Ada MOU antara IDI dan ACT, Gimana Nih?

JAKARTA- Aksi Cepat Tanggap (ACT) ternyata sering bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dalam berbagai kegiatan. Bahkan kedua organisasi ini pernah menandatangani nota kesepahaman kerja sama atau Memorandum Of Understanding (MOU).

Emergency Medical Team IDI didampingi Humanity Medical Services ACT berkesempatan meninjau armada ambulans motor dan mobil. (ACTNews/Ichsan Ali)

Beberapa waktu lalu ACT menjalin kerja sama dengan organisasi keprofesian Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kolaborasi ini terjalin melalui Emergency Medical Team IDI, yakni sebuah tim yang berfokus dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Hal ini dikutip Bergelora.com di Jakarta dari ICT.id Kamis (7/7).

Kesepakatan kemanusiaan ACT dengan Emergency Medical Team IDI tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Presiden ACT Ibnu Khajar dan Ketua Emergency Medical Team IDI dr. Lucky Tjahjono, Senin (23/11/2021).

Dalam situsnya ACT.id yang berjudul ‘ACT dan Emergency Medical Team IDI Jalin Kolaborasi Kemanusiaan’
dikabarkan, Presiden ACT Ibnu Khajar menerangkan, selain mempersiapkan tim tanggap bencana, kolaborasi kemanusiaan antara ACT dan Emergency Medical Team IDI diharapkan menjadi salah satu solusi kemanusiaan di tengah risiko pandemi Covid-19 yang masih terus terjadi.

“Kami menyadari kalau Indonesia salah satu wilayah rawan bencana. Sebab itu, kami menganggap, kolaborasi ini sangatlah penting sebagai upaya pembelajaran dan tukar pengalaman antara Humanity Medical Services ACT dan Emergency Medical Team IDI. Diharapkan para relawan medis ini semakin siap dalam kondisi bencana yang tidak menentu,” tegas Ibnu.

Ibnu berharap, kolaborasi kemanusiaan dapat memaksimalkan manfaat kepada masyarakat, terlebih dengan jaringan IDI yang ada di berbagai wilayah di Indonesia.

Sementara, Ketua Emergency Medical Team IDI dr. Lucky Tjahjono optimis atas jalinan kolaborasi antara ACT dengan Emergency Medical Team IDI. Ia menyampaikan, kolaborasi ini demi memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat, utamanya soal kerelawanan, kebencanaan, dan permasalahan krisis kesehatan.

“Kolaborasi ini bisa meningkatkan kerja sama di berbagai pelosok Indonesia. Apalagi wilayah Indonesia sangat rawan bencana. Mari kita bersama saling meningkatkan kapasitas baik dari segi keprofesian, tenaga relawan, dan masyarakat,” ungkap Lucky kepada ACTNews.

Lucky berharap, kolaborasi kemanusiaan antara ACT dan Emergency Medical Team IDI bisa melahirkan inovasi bagi masyarakat, baik dari segi pelatihan, penyuluhan, dan pendampingan penanganan kebencanaan.

“Masyarakat harus ditanamkan soal living harmony with disaster. Begitu pula dokter dan relawan medis. Mereka harus paham pengetahuan kebencanaan. Semoga kolaborasi ini bisa saling mengisi. Terlebih, ACT sudah memiliki program medis yang bervariasi mulai dari penanganan medis, kebencanaan, hingga kesehatan mental,” tuturnya.

Aliran Dana ke Al-Qaeda

Sebelumnya dikabarkan Lembaga amal Aksi Cepat Tanggap (ACT) tak banyak berkomentar soal temuan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai adanya aliran dana yang mengarah ke kelompok teroris Al-Qaeda.

Presiden ACT Ibnu Khajar hanya mengatakan tak ingin menjawab dan berpolemik perihal tersebut. “Saya tidak ingin menjawab dulu di sini,” ujar Ibnu kepada wartawan, Rabu, 6 Juli.

Selain itu, Ibnu juga menyebut membutuhkan waktu untuk merenung. Kemudian, barulah melihat rekening atau aliran dana yang dimaksud PPATK mengarah ke kelompok teroris tersebut.

“Kami perlu waktu untuk melihat siapa kira-kira yang dimaksudkan, apa kita belum paham sama sekali, daripada saya salah menjelaskan, saya juga belum detail, biarkan kami sebentar untuk merenung, melihat kembali,” kata Ibnu.

Kepada Bergelora.com di Jakarta.dilaporkan, pada kesempatan sebelumnya, PPATK menyebut ada aliran dana dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang mengarah ke kelompok teroris. Sebab, ditemukan transaksi kepada seseorang yang terafiliasi dengan jaringan teroris Al-Qaeda.

“Berdasarkan hasil kajian dari data base yang PPTK miliki ada yang terkait dengan pihak yang, ini masih diduga yang bersangkutan (penerima, red) pernah ditangkap menjadi satu dari 19 orang yang ditangkap kepolisian Turki karena terkait dengan Al-Qaeda,” ujar Kepala PPATK Ivan Yustiavandana

Namun, Ivan tak merinci mengenai waktu terjadinya transaksi itu. Termasuk, sosok yang melakukan transaksi tersebut.

Alasannya, PPATK masih melakukan pendalaman keterkaitan ACT dengan kelompok Al-Qaeda.

“Ini masih kajian lebih lanjut, ini memang ditujukan aktivitas lain atau kebetulan,” ungkapnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

  1. Rusia mengebom Ukraina ya jauh lebih Barbar. Korbannya banyak, ada org2 tua anak2 dll yg gak salah apa apa dibom sama Si Rusia Barbar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru