Selasa, 21 Oktober 2025

WAH…! RSUD Kota Bogor Tutup Layanan IGD, Bima Arya: Tempat Tidurnya Ada, Oksigennya Habis

JAKARTA- Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Kota Bogor, dr Sari Chandra­wati, membenarkan hal ter­sebut. Ia mengatakan, untuk saat ini IGD di RSUD Kota Bogor ditutup sementara.

“Oksigen tabung sulit saat ini. Untuk saat ini kami belum buka (IGD, red),” kata dr Sari, Kamis (15/7). “(Karena, red) Oksigen tabung kami konsen­trasikan untuk pasien rawat inap yang saat ini banyak meng­gunakan NRM. Di mana ke­butuhan per pasien 15 liter/ menit,” sambungnya.

Kepala Seksi (Kasi) Medik Rawat Jalan RSUD Kota Bogor, dr Yuyung, menegaskan bahwa pelayanan IGD RSUD Kota Bogor ditutup sejak Rabu (14/7) siang.

“Mulai Rabu (14/7) siang (tutup, red). Tapi untuk ibu hamil dengan Covid-19 dan non-Covid-19 masih kita layani,” katanya.

Untuk mengantisipasi per­soalan ini berkepanjangan, ia mengaku pihaknya saat ini tengah mengupayakan mem­buat IGD oksigen central.

“Tapi perlu waktu untuk membangun sarana pipa ini. Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ter­jadi saat ini,” ujarnya.

Wali Kota Bogor, Bima Arya, menjelaskan persoalan stok oksigen saat ini memang belum aman.

“Sekali lagi ini, masih belum aman. Semua masih kondisi­nya mengkhawatirkan dan sudah kami laporkan. Kami harap pemerintah pusat mem­beri perhatian khusus untuk menambah pasokan oksigen ke lima titik stasiun (depot, red) di Kota Bogor,” harapnya.

Apalagi, tegas Bima Arya, pemerintah daerah diminta tetap waspada terhadap ke­tersediaan oksigen. Termasuk tenaga kesehatan (nakes), tempat isolasi, dan lainnya.

“Ini harus segera diatasi. Karena oksigen tidak ada bu­kan hanya meningkatkan angka kematian, melainkan mengurangi ketersediaan tem­pat tidur atau BOR. Jadi seka­rang IGD kosong. Padahal tempat tidurnya ada, karena tidak ada oksigennya. Jadi oksigen ini penting sekali ya,” kata Bima.

Minimnya ketersediaan oksi­gen di wilayah Kota Bogor saat ini mulai terasa. Hal ini ter­bukti dari membeludaknya antrean di sejumlah depot pengisian ulang oksigen yang ada di Kota Bogor.

Salah satunya terjadi di depot pengisian ulang oksigen yang berlokasi di Jalan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan. Depot Trio Sejati itu langsung diserbu begitu dibuka pemi­liknya pada Kamis (15/7).

Bahkan, warga rela antre berjam-jam sebelum depot pengisian oksigen tersebut dibuka. Hal itu pun dibenarkan juru parkir setempat, Mulyadi. Ia mengatakan, antrean sudah terjadi sejak tiga hari lalu. Warga memenuhi depot ter­sebut sejak pukul 16:00 WIB.

“Sebelum depot buka, sudah pada datang. Antre. Tabungnya dijajarin sampai keluar,” terang Mulyadi.

Mulyadi menuturkan, depot tersebut dibuka pemiliknya tergantung pasokan oksigen medis dari pemasok. Namun, sudah beberapa hari terakhir ini depot tersebut baru buka antara pukul 16:00–17:00 WIB.

“Kemarin baru datang jam empat sore, tadi jam lima sore langsung buka. Kalau oksigen habis, pagi sampai sore nggak buka. Nunggu pa­sokan datang lagi,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang warga Kedungbadak, Keca­matan Tanahsareal, Toto, mengaku sudah keliling men­cari depot pengisian ulang oksigen medis yang ada di Kota Bogor, namun sebagian besar tutup karena sudah ha­bis. “Di Budi Agung tutup, di Kebonpedes, di Sukasari juga tutup. Saya dapat kabar di sini mau buka,” kata Toto.

Toto kemudian bergegas menuju depot yang berada di kawasan Barutulis itu sambil menenteng tabung oksigen berukuran 2 m3.

“Saya tiba jam 16:30 WIB, sudah antre. Katanya ada yang dari jam 14:00 WIB antrenya. Saya sendiri baru kebagian jam 19:00 WIB,” beber Toto.

Toto mengaku oksigen medis itu akan digunakan untuk istri­nya yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah. Namun, oksigen tersebut ha­nya digunakan saat istrinya mengalami sesak napas.

“Nggak full pemakaian. Cuma kalau berasa sesak di­pakai oksigen,” ujar pria berka­camata itu.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, di tempat yang sama, Regi Darmawan, warga Ciawi, Ka­bupaten Bogor, juga mengaku kesulitan mencari depot pengi­sian oksigen medis untuk ka­kak kandungnya yang saat ini menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Ia pun harus rela antre dan bersabar dengan warga lainnya.

“Biasanya ngisi di Ciawi, tapi tadi tutup. Kalau ini sih dipakainya cuma buat malam saja, karena kakak saya suka berasa sesaknya malam hari,” ujar Regi.

Sementara itu, Indri, pemilik depot oksigen Trio Sejati me­nyebut kelangkaan oksigen di Kota Bogor terjadi sejak dua pekan terakhir. Sehingga, vo­lume penjualannya juga ber­kurang.

“Pengirimannya juga nggak tentu. Kadang sore baru datang. Akhirnya sore juga baru kita buka buat melayani warga,” imbuhnya.

Saat ini, lanjut Indri, di tem­pat usahanya itu hanya me­layani pengisian oksigen saja. Sebelumnya, mereka juga menyediakan tabung untuk dijual.

“Mengisi sendiri sama beli tabung. Tapi stok tabung habis. Untuk harga, di sini tidak ada kenaikan sama sekali. Dari sebelum pandemi sampai se­karang tetap harganya,” tan­dasnya. (Adi Syafruddin)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru