Kamis, 13 November 2025

Waspadai Dua Eksperimen Amerika Serikat Bikin Virus Flu Mematikan

Virus Flu Burung. (Ist)

Marc Lipsitch adalah profesor epidemiologi dan direktur Pusat Dinamika Penyakit Menular di Harvard T.H. Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan. Tom Inglesby adalah direktur Pusat Keamanan Kesehatan dan profesor kesehatan dan teknik lingkungan di Sekolah Kesehatan Publik Johns Hopkins Bloomberg. Tulisan ini dimuat dalam kolom opini di The Washington Post,– www.washingtonpost.com 27 Februari 2019 dengan judul ‘The U.S. is funding dangerous experiments it doesn’t want you to know about’. Untuk kepentingan pembaca Indonesia, Bergelora.com menterjemahkan dan memuat ulang.

Oleh: Marc Lipsitch and Tom Ingles

PADA tahun 2014, para pejabat AS memberlakukan moratorium terhadap eksperimen untuk meningkatkan beberapa virus paling mematikan di dunia dengan menjadikannya dapat ditularkan melalui udara. Kekhawatiran kemudian tersebar luas,– bahwa kecelakaan laboratorium dapat memicu pandemi global.

Sebagian besar studi penyakit menular menimbulkan risiko keamanan yang rendah. Tetapi mengingat bahwa percobaan yang diusulkan ini dimaksudkan untuk membuat virus flu yang sangat menular yang dapat menyebar di antara manusia,– pemerintah menyimpulkan pekerjaan itu boleh berlanjut dengan melalui rancangan khusus yang dibuat secara ketat dan keras. Prosesnya saja sudah pasti bahaya.

Rupanya, pemerintah (Amerika Serikat-red) saat ini telah memutuskan penelitian harus segera dilanjutkan. Pada tahun lalu, pemerintah Amerika Serikat diam-diam menyetujui pendanaan untuk dua kelompok peneliti,– satu di Amerika Serikat dan yang lain di Belanda,– untuk melakukan percobaan peningkatan transmisi pada virus flu burung karena mereka awalnya diusulkan sebelum moratorium.

Hebatnya, dengan mengabaikan potensi konsekuensi bahaya pada kesehatan masyarakat dari pekerjaan semacam itu,— tidak ada baik persetujuan maupun pertimbangan atau penilaian dari eksperimen tersebut yang diumumkan secara publik. Pemerintah Amerika Serikat mengkonfirmasi kedua kelompok peneliti tersebut, hanya ketika seorang wartawan mengungkapnya melalui saluran tidak resmi.

Kurangnya transparansi ini tidak bisa diterima. Membuat keputusan untuk menyetujui penelitian yang berpotensi berbahaya secara rahasia jelas-jelas mengkhianati tanggung jawab pemerintah untuk menginformasikan dan melibatkan masyarakat ketika menyetujui upaya, baik ilmiah atau tidak, yang dapat membahayakan kesehatan dan jiwa masyarakat luas.

Kami adalah dua dari ratusan peneliti, profesional medis dan kesehatan masyarakat, dan lainnya yang secara terbuka menentang eksperimen ini ketika pertama kali diumumkan. Menanggapi keprihatinan ini, pemerintah mengeluarkan kerangka kerja pada tahun 2017 untuk tinjauan khusus tentang ‘enhanced pathogens’ (patogen yang telah direkayasa) yang dapat menjadi penyebab pandemi.

Sudah saatnya semua pihak harus terlibat mempertimbangkan manfaat yang diklaim dan risiko potensi bahaya, sebelum menyetujui pekerjaan, dengan pembenaran ‘resiko potensi bahaya sebanding dengan potensi manfaat bagi masyarakat’.

Para ahli dalam kesiapsiagaan dan respon kesehatan masyarakat, keamanan hayati, etika dan hukum perlu segera mengevaluasi pekerjaan tersebut, walaupun tidak ada dokumen-dokumen yang dipublikasikan sebelumnya. Tidak ada uraian tentang siapa yang meninjau proposal-proposal dari pekerjaan mereka. Hingga saat ini tidak ada bukti tertulis tentang dua kelompok peneliti tersebut.

This secrecy means we don’t know how these requirements were applied, if at all, to the experiments now funded by the government. A spokesperson from the Department of Health and Human Services told Science magazine that the agency cannot make the reviews public because doing so might reveal proprietary information about the applicants’ plans that could help their competitors. This bureaucratic logic implies that it is more important to maintain the trade secrets of a few prominent scientists than to let citizens — who bear the risk if an accident happens and who fund their work — scrutinize the decisions of public officials about whether these studies are worth the risk.

Kerahasiaan ini berarti kita tidak tahu bagaimana eksperimen itu diterapkan dan didanai oleh pemerintah. Seorang juru bicara dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan mengatakan kepada majalah Science bahwa pihaknya tidak dapat membuat membicarakan tentang eksperimen tersebut karena hal itu dapat mengungkapkan informasi eksklusif tentang rencana pelamar yang dapat membantu pesaing mereka. Logika birokrasi ini menunjukkan bahwa lebih penting untuk menjaga rahasia dagang beberapa ilmuwan terkemuka dan mendanai mereka. Tidak perduli pada warga negara yang akan menanggung risiko jika bahaya kecelakaan terjadi.

Sebagai peneliti, kami memahami logika umum untuk menjaga kerahasiaan penelitian ilmiah. Tapi ini bukan ilmu biasa. Sebagian besar studi ilmiah aman; bahkan kecelakaan terburuk yang bisa dibayangkan, seperti infeksi pekerja laboratorium atau ledakan, tidak mungkin dan hanya akan membahayakan segelintir orang.

Tetapi menciptakan patogen yang berpotensi mengakibatkan pandemi menciptakan risiko,–meskipun kecil,– namun akan menginfeksi jutaan orang dengan virus yang sangat berbahaya,–untuk penelitian semacam ini, tidak ada pembenaran untuk menjaga kerahasiaan dengan pertimbangan manfaat-risiko.

Menghapuskan kerahasiaan saat nyawa dipertaruhkan adalah praktik standar. Penyedia layanan kesehatan harus melaporkan jika pasien mereka menghadirkan ancaman bagi diri mereka sendiri atau orang lain. Pembuat obat harus mengungkapkan banyak fakta tentang produk mereka sebelum disetujui untuk melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat

Kami memiliki keraguan serius tentang apakah eksperimen ini harus dilakukan. Beberapa pihak pasti akan menemukan alasan yang meyakinkan bahwa cara terbaik untuk memerangi flu adalah dengan menciptakan virus yang paling menular dan mematikan yang mungkin ada di laboratorium. Tetapi dengan pertimbangan yang disimpan di balik pintu tertutup,–maka tidak satu pun dari kita akan memiliki kesempatan untuk memahami bagaimana pemerintah sampai pada keputusan ini atau untuk menilai integritas dari proses itu.

Pada akhirnya, kesadaran publik tidak cukup. Perdebatan di Amerika Serikat selama lima tahun terakhir terjadi terutama di antara sekelompok kecil ilmuwan dan hanya membuat upaya menginformasikan atau melibatkan warga negara yang lebih luas. Kami membutuhkan diskusi dan debat publik tentang risiko dan manfaat dari eksperimen semacam ini. Dan karena virus tidak menghormati perbatasan, percakapan harus bergerak melampaui tingkat nasional, untuk mengoordinasikan regulasi ilmu berbahaya internasional.

Yang dipertaruhkan di sini adalah kredibilitas sains,– yang bergantung pada dukungan publik untuk dilanjutkan. Ilmu pengetahuan adalah pendorong kuat kesehatan manusia, kesejahteraan dan kemakmuran,– dan hampir semuanya dapat dilakukan tanpa membahayakan populasi. Jika pemerintah ingin mendanai sains yang sangat berisiko, mereka harus melakukannya secara terbuka dan dengan cara yang meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat.

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru